Relationship
Smart Mama Story: Momen Tak Terlupakan bersama Suami
Setiap pasangan pasti memiliki pasang surut dalam menjalani rumah
tangga. Namun menurut para ahli, momen berharga dan tak terlupakan bisa menjadikan hubungan Anda dan suami semakin erat meskipun rumah tangga Anda tengah diterpa masalah cukup berat. Lima Smart Mama berikut akan berbagi tentang peristiwa yang tidak akan pernah dilupakan
bersama Sang Suami.
“Beberapa tahun lalu, saya terkena penyakit cukup parah dan membutuhkan perawatan serta pengobatan yang menguras tenaga serta biaya. Saya tidak akan pernah lupa usaha suami untuk membuat saya lebih kuat dan selalu setia mendampingi saya. Di samping
itu, ia juga harus mengurus dua anak kami yang masih kecil, sekaligus
mencari dana tambahan untuk biaya pengobatan saya. Kalau teringat
masa tersebut, saya seringkali terharu dan sangat berterima kasih
pada suami saya.”
Kania, 35 tahun, mama dari Kesya, 8 tahun, dan Karla, 4 tahun
“Hubungan saya dan suami (waktu itu masih calon suami) tidak direstui
orangtua saya. Pasalnya, bagi orangtua saya ia kurang mapan dan
tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Akhirnya ia berjuang keras mencari pekerjaan yang lebih baik dan kami mencoba membuktikan pada orangtua dengan membeli rumah mungil sebagai tanda bahwa kami siap berumah tangga. Kini usia pernikahan kami sudah menginjak enam tahun dan still going strong.”
Amanda, 34 tahun, mama dari Rafi, 4,5 tahun
“Saat akan melahirkan putra kami, kondisi ekonomi kami bisa terbilang
sederhana. Bahkan saat itu hanya saya saja yang bekerja, sedangkan suami masih mencoba mencari pekerjaan baru setelah mengundurkan diri
dari perusahaan lama. Saya sendiri juga masih dalam kondisi berduka atas meninggalnya ibu saya tercinta, sementara kedua orangtua suami sudah meninggal dunia. Pada masa itu, sangat terasa bagi saya, kami benar-benar berjuang bersama mengasuh serta berusaha mendapatkan kehidupan yang lebih baik demi Si Kecil. Tak disangka, tepat saat cuti melahirkan saya habis, suami juga mendapatkan pekerjaan baru yang jauh lebih baik. Momen tersebut sangat berarti karena saya percaya everything happens for a reason,
mungkin suami saya harus jobless untuk sementara waktu agar dapat
membantu saya mengurus Si Kecil.”
Eva, 34 tahun, mama dari Justin, 4 tahun
“Menginjak usia pernikahan keempat, saya dan suami sama-sama
merasa terpuruk. Kami belum juga dikaruniai seorang anak dan sama-sama tak memiliki pekerjaan tetap, hanya menjalani bisnis kecil-kecilan
saja. Saat itu kami nekat berlibur berdua ke Lombok sebagai backpacker guna mendapatkan udara segar. Tak disangka, di sana saya dan suami menemukan ketenangan dan semangat baru. Atas ajakan
seorang kerabat, kami mengunjungi Taman Narmada yang konon jika berdoa di taman tersebut maka doa kita akan terkabul. Tentu saja saya dan
suami tidak percaya akan hal tersebut, kami hanya ikut rombongan dan
mengucapkan doa sekadarnya. Percaya tidak percaya dua bulan setelah kepulangan kami dari Lombok, saya dinyatakan hamil berbarengan dengan suami saya mendapatkan pekerjaan baru. Saya tidak pernah berhenti bersyukur atas anugerah yang diberikan kepada keluarga saya.”
Maya, 35 tahun, mama dari Kirana, 3,5 tahun
“Sekitar dua tahun lalu, anak pertama kami yang masih berusia 2,5
tahun didiagnosa terkena penyakit cukup serius, yakni kawasaki.
Tentu saja sebagai seorang mama saya merasa sangat sedih dan terpukul,
ditambah lagi biaya yang harus kami keluarkan cukup banyak agar anak
kami dapat disembuhkan. Terus terang saja, saat itu kami bingung dan sempat menjauh, namun kami sadar bahwa hanya kami berdua
yang dapat saling menyemangati. Akhirnya kami malahan semakin dekat dan sama-sama berjuang untuk kesembuhan Rezvan. Kami menyadari dengan bersatu dan kompak kami dapat menyelesaikan segala permasalahan rumah tangga.
Febri, 33 tahun, mama dari Rezvan, 4 tahun, dan Felicia, 2 tahun.
(Karmenita Ridwan/LD/Photo: istockphoto.com)