Health
Akupunktur VS Infertilitas
Infertilitas bisa disebabkan oleh banyak hal, sehingga penanganannya pun harus disesuaikan dengan penyebabnya.
Secara definisi, yang dimaksud dengan infertilitas atau ketidaksuburan ialah masalah yang dihadapi oleh pasangan suami-istri yang telah menikah dalam kurun waktu minimal satu tahun, melakukan hubungan intim secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun, namun belum berhasil mendapatkan kehamilan.
Penyebab Infertilitas
Saat ini, kasus infertilitas menjadi masalah kompleks di bidang kesehatan reproduksi. Satu dari tujuh pasangan suami istri di dunia dikatakan mengalami infertilitas, baik infertilitas primer maupun infertilitas sekunder. Hal ini tidak hanya terjadi pada wanita, tetapi juga pria ya, Mams.
“Menurut penelitian, sekitar 40 – 50 persen infertilitas disebabkan oleh faktor yang berasal dari istri, 25 – 40 persen dari suami, 10 persen karena faktor keduanya, dan 10 persennya lagi tidak diketahui penyebabnya (idiopatik),” ujar dokter Handaya Dipanegara, M.Kes, Sp.Ak, Dokter Spesialis Akupunktur Klinik RS Pondok Indah.
Adapun beberapa penyebab infertilitas ini umumnya disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini, yaitu:
Penyebab infertilitas pada wanita:
• Gangguan ovulasi (pelepasan sel telur)
• Endometriosis (tumbuhnya lapisan dalam rahim di luar rahim)
• Oklusi tuba falopi (penyumbatan saluran telur)
• Vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) sehingga lapisan rahim kekurangan aliran darah
• Faktor hormonal
• Menopause dini
Penyebab infertilitas pada pria:
• Berkurangnya jumlah produksi sperma
• Adanya sumbatan pada sistem pengeluaran sperma
• Terbentuknya antibodi terhadap sperma
• Kelainan genetik
• Gangguan hormonal
• Impotensi
• Varikokel (pembengkakan pada pembuluh darah vena dalam kantong zakar (skrotum)
• Pengaruh radiasi atau obat
Penanganan Infertilitas dengan Terapi Akupunktur
Berkembangnya teknologi kedokteran saat ini diharapkan dapat memberikan angka keberhasilan tinggi dengan risiko minimal, mulai dari induksi ovulasi, inseminasi intra-uterin (IIU), dan program bayi tabung (IVF), tergantung indikasi dari masalah infertilitas yang dialami.
Nah, bagi Mamas dan pasangan yang merasa memiliki gangguan infertilitas sebaiknya berdiskusi lebih lanjut dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, sebelum menentukan terapi penanganan gangguan kesuburan yang tepat.
Nah, salah satu terapi yang dapat menjadi pilihan dalam membantu mengoptimalkan performa sistem reproduksi, adalah terapi akupunktur. Terapi ini diharapkan dapat menunjang penanganan infertilitas tersebut.
Akupunktur medik yang dikombinasikan dengan pengobatan kedokteran modern dapat memberikan hasil yang lebih optimal untuk menunjang penanganan gangguan kesuburan. Menurut penelitian, teknik akupunktur dapat meningkatkan keberhasilan program bayi tabung 60 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menjalani terapi akupunktur lho, Mams!
“Teknik ini dilakukan dengan cara merangsang titik tertentu di permukaan tubuh, baik menggunakan jarum saja, elektroakupunktur (dengan bantuan listrik), laserpunktur (dengan sinar laser), maupun penyuntikan dengan cairan yang dikenal dengan akuapunktur,” jelas dokter yang berpraktek di RS Pondok Indah di Pondok Indah maupun Bintaro Jaya ini.
Mekanisme akupunktur medik dalam mengatasi gangguan kesuburan dilakukan dengan cara:
• Memperbaiki hormon reproduksi
• Memperbaiki sirkulasi aliran darah ke rahim
• Mengurangi vasokonstriksi pembuluh darah
• Mempertebal dinding endometrium
• Membuat pikiran lebih tenang
• Meningkatkan sistem imunitas, dan homeostasis tubuh.
“Terapi akupunktur untuk menunjang penanganan gangguan kesuburan biasanya dilakukan dua kali dalam seminggu, setiap sesi membutuhkan waktu rata-rata 30 menit. Satu seri terapi terdiri dari 12 kali terapi. Untuk mendapatkan hasil yang optimal pada program bayi tabung, akupunktur medik dapat dilakukan sehari sebelum dan setelah transfer embrio dilakukan,” jelas dokter Handaya. .
Selama menjalani terapi atau program penanganan infertilitas, kita disarankan untuk memperbaiki pola hidup menjadi lebih sehat, seperti tidak merokok, makan makanan yang bergizi dan menghindari makanan yang mengandung pengawet, menurunkan berat badan, mencegah stres, istirahat dan tidur cukup, serta berolahraga teratur.
Olahraga seperti bersepeda dan lari ringan sekitar 30 menit sehari adalah dua jenis olahraga yang disarankan oleh dokter Handaya. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com)