Mind
Berdamai dengan Depresi Paska Melahirkan
Menurut WHO, sebanyak 50 – 80% mama di dunia mengalami sindrom baby blues. Dan sebanyak 10 – 20% di antaranya mengalami depresi berkepanjangan atau yang disebut dengan Postpartum Depression (PPD).
Melihat fakta di atas, sayangnya banyak mama justru abai dengan gejala-gejala depresi paska melahirkan ini. Padahal sebenarnya kondisi ini penting sekali untuk ditangani, supaya mama dan sang anak bisa sama-sama bahagia.
Pentingnya Support System
Masa – masa menjadi new mom seringkali diidentikkan dengan masa-masa bahagia berdua bersama buah hati. Namun ketika mama mengalami PPD, justru saat-saat bersama bayi menjadi sesuatu yang begitu berat baginya. Seringkali muncul rasa bersalah, stres, cemas, panik, hingga depresi.
Menanggapi hal ini, psikolog Dessy Ilsanty mengatakan bahwa salah satu kunci untuk berdamai dengan depresi paska melahirkan adalah dengan adanya support system.
“Depresi itu sebaiknya jangan dilawan sendiri, tapi bersama-sama. Baik dengan pasangan, orang tua, atau bahkan sahabat dekat. Seseorang yang mengalami PPD biasanya akan mengalami kesulitan untuk membangun kedekatan emosional dengan bayi. Jadi, baiknya gejala depresi pasca melahirkan ini harus dikomunikasikan ke orang terdekat, supaya mereka bisa ikut membantu menjaga bayi, juga membantu mama perlahan-lahan keluar dari depresi itu,” jelas Dessy di sela-sela acara talkshow ‘Berdamai dengan Depresi Paska Melahirkan’ yang diselenggarakan oleh ibunda.id.
“Kalau merasakan gejala PPD, idealnya mama harus segera menemui psikolog atau psikiater. Sebaiknya jangan terlalu banyak googling, nanti malah tersugesti,” tambah Dessy.
Motivator Adid Nugroho, suami dari PPD survivor Raden Prisya juga sepakat dengan hal ini. Baginya, masalah dalam rumah tangga, termasuk masalah mental yang dialami anggota keluarga itu penting untuk dihadapi bersama.
“Rumah tangga itu ibarat bohlam mati di rumah. Kalau sudah mati, bukan rumahnya yang kita robohin kan? Tapi bohlamnya yang kita ganti. Dan yang paling penting dalam rumah tangga itu adalah komunikasi, dan quality time,” tukas Adid.
Menjadi Mama yang ‘Mindful’
Raden Prisya, mama dari 2 orang anak ini sudah merasakan naik turunnya menjadi ibu yang PPD, mengatakan bahwa sebanyak apapun teori parenting yang kita pelajari, akan percuma tanpa kita memahami terlebih dahulu tentang diri kita sendiri dan bisa menjalani kehidupan yang mindful.
Apa itu mindful? Mindful memiliki arti hidup secara sadar saat ini. Tidak terjebak di masa lalu, atau bahkan terlalu worry dengan masa depan.
“Keseharian kita tidak hanya cukup dengan ‘bangun’ dan ‘hidup’ saja, tapi perlu diresapi, disadari, dan mindful. Lebih aware sama diri sendiri, meresapi apa yang kita lakukan, tidak seperti robot,” urai Prisya.
Prisya juga menyampaikan pentingnya untuk tidak menyalahkan diri sendiri dan juga pasangan kita atas depresi yang dialami. “Mengalami depresi paska melahirkan itu bukan salah Anda, dan bukan salah siapa pun. Ini hanya bagian dari perjalanan sebagai seorang mama yang mau tidak mau harus dilalui. Dan yakinlah, kalau mama bisa melalui semua ini, Anda akan menjadi mama yang hebat untuk anak-anak.”
“Begitu berkeluarga, kita berpikir bahwa bahagia itu semua untuk anak. Kita lupa, bahwa ada juga yang harus bahagia, yaitu mama dan papanya. Anak pasti akan ikut bahagia, kalau mama papanya bahagia dulu,” tambah Adid.
Acara yang digelar di Kolega Co-Workingspace, Setiabudi ini bertujuan untuk mengedukasi plus self healing Baby Blues dan Postpartum Depression (PPD). Para peserta talkshow tak hanya mendapatkan edukasi mengenai PPD saja namun juga mendapatkan banyak tips penting lain yang penting untuk diketahui oleh para mamas. Selain itu, salah satu sesi lain yang bisa diikuti para mamas di acara ini adalah sesi self meditation.
Setelah menyimak artikel di atas, mamas yang merasa mengalami baby blues ataupun PPD, SmartMama menyarankan agar jangan segan untuk menemui expert guna menangani hal ini. Selain itu, tentunya support system yang baik dari suami dan orang terdekat akan sangat membantu mamas menghadapi hal ini, oleh karena itu jangan lupa berbagi rasa dengan mereka mengenai apa yang Anda rasakan. Happy mama, happy baby! (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com, ibunda.id)