Mind
Smart Mama Story: Suka Duka Memiliki Bump Buddy
Berbarengan hamil dengan orang terdekat pasti seru ya, Mams. Selain bisa berbagi ilmu dan pengalaman, Anda dan bump buddy juga dapat berburu makanan serta belanja keperluan Si Kecil bersama. Namun demikian ternyata ada juga dukanya lho. Yuk simak kisah 3 mama berikut.
“Saya dan sahabat memang menikah hampir berbarengan. Tak lama ia dinyatakan hamil, ternyata saya pun positif hamil. Tentu saja kami super excited. Terbayang serunya mengurus pernikahan bersama-sama akan terulang lagi. Kami pun kerap ngidam makanan yang sama dan saling membelikan keperluan calon mama maupun calon bayi jika kebetulan menemukan barang-barang yang lucu. Saya ikut excited berbelanja barang-barang bayi perempuan meskipun bayi yang saya kandung laki-laki, begitu pul sebaliknya meski sahabat mengandung bayi perempuan ia kerap membelikan barang maskulin untuk bayi saya. Hingga akhirnya waktu persalinan sahabat saya tiba, saya pun ikut menunggui diuar ruangan dan ikut bahagia saat bayinya lahir dengan selamat. Sayangnya ketika 3 hari kemudian saya melahirkan sahabat saya tidak bisa hadir karena belum pulih. Akhirnya kami hanya saling komunikasi via telepon.”
Adya Ferina, 27 tahun, mama dari Sky, 3 tahun
“Rasanya excited banget saat tahu kakak saya hamil anak kedua ketika usia kandungan saya memasuki 3 bulan. Dokter kandungan kami pun sama sehingga tak pernah merasa bosan menanti antrean dokter yang super panjang. Kami juga kerap makan es krim dan belanja bersama. Hingga suatu hari kami menginginkan ranjang bayi yang sama dan stoknya tinggal satu. Waduh mungkin karena hormon wanita hamil juga kerap membuat lekas emosi, kami pun berseteru memperebutkan crib bayi idaman tersebut. Sampai-sampai suami kami berusaha mencari crib yang sama namun tak berhasil. Setelah satu minggu berdiam-diaman, saya pun mulai tidak tahan dan berusaha menghubunginya. Tak disangka ia menangis dan memberikan crib itu pada saya. Padahal niat saya juga sama ingin memberi crib tersebut untuknya. Akhirnya para suami menyarakan kami masing-masing membeli crib lain. Kalau ingat kembali kejadian tersebut, kami berdua kerap tertawa. Konyol sekali ya..”
Luvi Nindya, 30 tahun, mama dari Cody, 15 bulan
“Saya dan sahabat sejak SMP dulu hamil bersamaan. Bedanya saya hamil anak pertama dan ia anak kedua. Tentu saja kita berdua sama-sama semangat membayangkan bisa belanja barang-barang Si Kecil bersama. Bahkan kami berdua merancang interior kamar bertema sama karena kami sama-sama hamil anak perempuan. Namun saya sempat merasa tergganggu karena ia kerap mengajari saya ini dan itu. Memang sih ia sudah lebih berpengalaman tapi lama-lama saya jenuh juga. Misalnya saya makan sesuatu yang menurutnya akan menyebabkan obesitas. Dan ia seringkali memberi komentar negatif dengan pilihan-pilihan saya. Akhirnya saya sempat agak menjauh. Menyadari hal tersebut, ia lalu bertanya ada apa dan saya mengutarakan semua keberatan saya. Untungnya ia mengerti dan tidak pernah lagi berusaha mengatur pilihan saya. Hubungan kami kembali akrab seperti dulu hingga masa persalinan. Dan sekarang kami kerap membawa anak-anak untuk playdate.”
Astari Wibowo, 32 tahun, mama dari Chloe, 2,5 tahun. (Karmenita Ridwan/Photo: Istockphoto.com)