Health
Diare pada Bayi, Ketahui Bahayanya!
Diare merupakan salah satu penyebab kematian bayi tertinggi di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019 menyebutkan bahwa jumlah kasus diare di seluruh Indonesia adalah sekitar 7,2 juta jiwa, dimana 31,4% diantaranya dialami oleh bayi.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup umum dialami masyarakat Indonesia, termasuk diantaranya pada bayi dan anak-anak. Meski cukup umum, penyakit ini butuh penangan serius. Bila tak diobati segera, dikhawatirkan dapat mengancam nyawanya.
Penyebab Diare
Diare merupakan penyakit yang membuat penderitanya sering buang air besar dengan kondisi tinja yang encer atau berair, akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi. Diare pada bayi dapat disebabkan banyak hal, diantaranya adalah:
● Infeksi bakteri, virus, ataupun parasit. Bayi yang mulai aktif, banyak menyentuh benda yang belum tentu bersih. Bayi juga sering memasukkan tangannya yang kotor ke mulut. Kekebalan tubuh yang belum sempurna ini membuat Si Kecil jadi lebih rentan tertular penyakit.
● Keracunan makanan.
● Terlalu banyak mengonsumsi jus buah.
● Alergi terhadap makanan tertentu.
● Alergi terhadap obat-obatan tertentu.
Cara Mendeteksi
Yang bisa Mams lakukan untuk mengetahui apakah Si Kecil mengalami diare atau tidak adalah dengan mencermati tekstur tinjanya. Ketahui dengan melihat perubahan warna dan bentuk tinja bayi yang umumnya berubah warna, bau, dan tekstur sesuai bahan makanan yang dikonsumsi. Tinja yang berubah menjadi lebih encer, lebih banyak, atau frekuensinya lebih sering adalah gejala utama diare.
Jika Si Kecil berusia kurang dari enam bulan dan mengalami diare, periksakan ke dokter, terutama jika mengalami gejala-gejala seperti berikut ini:
● Sakit perut.
● Terlihat lesu.
● Demam di atas 39°Celcius.
● Mengalami muntah-muntah.
● Tinja berwarna hitam atau merah karena mengandung darah.
● Terdapat nanah pada tinja bayi.
Gejala Dehidrasi akibat Diare
Ketika Si Kecil mengalami diare, keseimbangan air dan garam (elektrolit) di dalam tubuhnya terganggu. Kondisi ini dapat memicu dehidrasi yang dapat mengancam nyawa, terutama pada newborn.
Berikut beberapa gejala dehidrasi pada bayi yang patut Anda dikenali:
● Buang air kecil lebih sedikit dibandingkan biasanya.
● Kondisi mulutnya kering.
● Tidak ada air mata yang keluar saat menangis.
● Kulit terasa lebih kering.
Setiap orangtua perlu mewaspadai terjadinya dehidrasi pada bayi yang diare karena dehidrasi dapat dengan cepat memperburuk kondisi tubuh bayi.
Menangani Dehidrasi
Untuk mencegah dehidrasi pada Si Kecil bertambah buruk, ada beberapa cara menanganinya:
●Beri ASI untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya. Jika Si kecil tidak mengonsumsi ASI, Mams bisa mengencerkan atau menambahkan air pada susu formulanya. Mams juga bisa mengganti susu formulanya dengan susu bebas laktosa hingga diarenya berhenti. Karena tubuh bayi lebih sulit mencerna laktosa, yang dapat memperburuk diare. Konsultasikan lebih lanjut dengan DSA Si Kecil.
●Hindari memberikan jus atau minuman berkarbonasi. Berikan oralit secara teratur bersamaan dengan makanan bayi (ASI, susu formula dicampur air, atau makanan pendamping).
● Pastikan ia selalu dalam kondisi sejuk. Mams bisa menjauhkan bayi dari paparan sinar matahari agar tak berkeringat secara berlebihan.
● Segera bawa ke rumah sakit jika kondisi bayi memburuk. Jangan ditunda, dehidrasi pada bayi dapat membahayakan nyawanya.
Penanganan
Bayi yang diare, pada umumnya perlu dirawat di rumah sakit menggunakan infus. Dokter kemungkinan akan memberikan antibiotik atau obat anti-parasit untuk menangani infeksi bakteri atau parasit, dan oralit. Oralit adalah cairan yang mengandung elektrolit-elektrolit guna mencegah terjadinya dehidrasi.
Mencegah Diare
Mams dapat mencegah Si Kecil terserang diare dengan beberapa cara berikut:
● Mencuci tangan bayi atau balita secara rutin, terutama setelah bermain.
● Orang dewasa yang merawat bayi atau balita juga perlu menjaga kebersihannya agar tidak menularkan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada bayi.
● Jaga kebersihan lantai dan benda-benda yang dipegang Si Kecil. Termasuk juga mainannya, Mams perlu mencucinya secara berkala.
● Jika Si Kecil mengonsumsi ASI perah atau susu formula, selalu pastikan kebersihan dan kesterilan botol yang digunakan.
● Perhatikan kebersihan makanan dan minuman Si Kecil. Hindari memberikan makanan yang biasa dikonsumsi orang dewasa. Sistem pencernaannya yang belum sempurna dapat membuatnya sakit perut hingga diare bila mengonsumsi makanan yang belum sepatutnya ia konsumsi. (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)