Health
Pesan IDAI Bagi Orangtua Terkait Vaksin Sinovac untuk Anak Usia 6 – 11 Tahun
BPOM dikabarkan telah menyetujui penggunaan vaksin Sinovac, baik itu CoronaVac dan vaksin Covid-19 Bio Farma, untuk digunakan pada anak usia 6-11 tahun. Tentunya ini merupakan kabar baik ya, Mams. Terlebih Ketua BPOM Penny Lukito juga mengatakan bahwa saat ini vaksinasi Covid-19 penting bagi anak karena pembelajaran tatap muka sudah mulai dilakukan di sekolah.
Dikutip dari Kompas, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun menyambut baik kabar ini. “Kami dari IDAI sangat berbahagia mendengar kabar ini. Kenapa? Karena kita tahu bahwa di Indonesia angka kematian anak karena Covid-19 adalah yang paling tinggi dibanding negara-negara lain,” ungkap Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) dalam Konferensi Pers Persetujuan Penggunaan Vaksin Sinovac pada Anak yang digelar hari ini, Senin 1 November 2021.
“Kendati secara persentase angka kematian anak karena Covid-19
hanya satu koma sekian persen, tapi kalau itu menimpa anak kita atau saudara
kita, itu menjadi 100 persen,” lanjut Dr. Piprim.
Lebih lanjut, Ia berpesan pada semua orangtua di
Tanah Air untuk tidak ragu-ragu membawa anak-anaknya melakukan vaksinasi
Covid-19. “Karena, anak-anak itu tidak hanya bisa tertular Covid-19 tapi
juga bisa menularkan. Banyak anak-anak yang menjadi OTG atau orang tanpa gejala
sehingga dia tidak ketahuan mengidap Covid-19 kemudian menularkan virus (corona)
ke mana-mana,” jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa dokter anak di seluruh Indonesia siap memberikan vaksin Covid-19 tersebut untuk anak usia 6-11 tahun. “Jika anak menularkan virus (corona) ke eyangnya, orangtuanya, atau saudara lainnya yang punya komorbid (penyakit bawaan), tentu ini bisa sangat fatal akibatnya,” sambungnya. Oleh karena itu, ia berpesan agar kabar baik ini perlu disambut dengan baik lewat pemberian vaksinasi kepada anak-anak yang tinggal serumah dengan kita untuk mencegah penularan Covid-19.
Keamanan Vaksin Sinovac untuk anak
Di kesempatan yang sama, Dra. Togi Junice Hutadjulu, Apt selaku Direktur Registrasi Obat BPOM menyampaikan bahwa efek samping yang dilaporkan dari uji klinik fase 2B vaksin Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun adalah sebanding dengan vaksin Sinovac untuk anak usia 12-17 tahun.
Sedangkan bila dilihat dari aspek imunogenisitas, berdasarkan hasil uji klinis fase 1-2 dengan total subjek 550 anak menunjukkan bahwa vaksin ini dapat menginduksi pembentukan antibodi netralisasi. Imunogenisitas adalah kemampuan suatu substansi dalam memicu respons imun dari tubuh manusia atau hewan lainnya.
“Kemudian pada pengamatan 28 hari setelah vaksinasi dosis kedua, seropositivity rate dan seroconversion rate antibodi netralisasi mendekati 100 persen. Dan ini sebanding antara kelompok vaksin dosis rendah dan dosis medium,” ujar Junice.
Dia menjelaskan, dosis medium 600 satuan unit (su) untuk netralisasi
antibodi lebih tinggi dibanding dosis rendah 300 su. “Sehingga kami bisa
mendapatkan data bahwa imunogenisitas anak superior dari dewasa, dengan GMT
118,7 vs 14,1 dan seropositivity ratenya 96,15 persen vs 89,04 persen. Jadi
memang imunogenisitas anak superior dari dewasa,” lanjutnya.
Melihat penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil uji
menunjukkan bahwa efikasi vaksin ini sama seperti efikasi yang didapatkan pada
hasil uji klinik sebelumnya, sehingga aman bagi Si Kecil. Karena itu, jangan
ragu untuk memberikan vaksin bagi Si Kecil ya,
Mams! (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc.
Freepik)