Health
Ask the Expert: Apa Efek yang Dirasakan Setelah Vaksin Covid – 19?
Pemberian vaksin Covid – 19 bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi virus corona. Tidak jauh berbeda dengan vaksin lainnya, ada beberapa hal yang juga perlu Mamas perhatikan setelah mendapatkan vaksin ini, termasuk efek samping dan apa yang sebaiknya dilakukan setelah vaksin.
Sama halnya dengan Si Kecil yang baru saja melakukan vaksin, setelah disuntik vaksin Covid – 19, kemungkinan akan bermunculan sejumlah efek samping, dan tiap orang bisa merasakan gejala yang berbeda-beda. Meski terasa tak nyaman dan bisa mengganggu aktivitas, namun Mamas tak perlu khawatir, karena efek samping ini akan hilang dalam beberapa hari.
Berikut ini adalah wawancara SmartMama dengan dr. Tanya Herdita, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, tentang efek samping vaksin, gejala yang perlu dikhawatirkan, dan bagaimana menjaga tubuh tetap fit paska vaksin.
Question (Q): Setelah vaksin, apa gejala umum yang akan dialami?
Answer (A): Ada beberapa reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksin, seperti:
●Reaksi ringan: Biasanya hal ini terjadi beberapa jam setelah pemberian vaksin dimana reaksi hilang dalam waktu singkat dan tidak berbahaya.
●Reaksi lokal: Terbatas pada bagian tubuh tertentu atau area tertentu, Mamas akan mengalami nyeri, bengkak, atau kemerahan di lokasi suntikan.
●Reaksi sistemik: Berhubungan dengan sistem, atau mengenai beberapa organ, atau seluruh tubuh diantaranya seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh, badan lemah, pusing, nafsu makan turun.
●Reaksi berat: Dapat menimbulkan kecacatan dan mengancam jiwa, misalnya seperti kejang, sesak napas, hingga syok anafilaktik.
Q: Apa penyebab seseorang mengalami hal kondisi tersebut?
Idealnya vaksin tidak menimbulkan efek samping, kalaupun ada sangat ringan. Pemberian vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan dengan cara sistem kekebalan penerima vaksin bereaksi terhadap antigen yang ada di dalam vaksin. Reaksi lokal dan sistemik seperti rasa sakit dan demam dapat muncul setelah imunisasi sebagai bagian dari proses reaksi kekebalan.
Sebagai tambahan, komponen lain yang ada di dalam vaksin seperti ajuvan (untuk memperkuat respon imun dari penerima vaksin terhadap antigen, untuk meminimalisasi materi asing), bahan penstabil (komponen yang dipergunakan untuk menjaga efektivitas vaksin selama masa penyimpanan), dan bahan pengawet (bahan yang ditambahkan pada vaksin dengan kemasan multidosis untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur) dapat menyebabkan timbulnya reaksi vaksin.
Q: Apa saja gejala setelah vaksin yang perlu dikhawatirkan?
A: Gejala yang perlu dikhawatirkan adalah jika terdapat gejala berat, seperti bengkak terutama pada muka, sesak napas, kejang, atau bahkan penurunan kesadaran. Reaksi setelah vaksin biasanya berlangsung sampai dengan 1 minggu, jadi apabila gejala masih terjadi dalam kurun waktu lebih dari 1 minggu setelah vaksin, segera periksakan ke dokter
Q: Apa pertolongan pertama yang harus dilakukan?
A: Pada reaksi alergi ringan dapat diberikan obat simtomatik (sesuai gejala), seperti kalau pegal/demam dapat diberikan parasetamol, jika ada gatal di area tusukan dapat diberikan antihistamin. Namun, jika terdapat reaksi alergi berat, seperti gatal di seluruh tubuh, sesak napas, syok anafilaktik, kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya, maka harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Penanganan pertama, pasien akan dibaringkan berbaring dengan kedua tungkai diangkat (diganjal dengan bantal/kursi) guna membantu menaikkan aliran darah menuju jantung sehingga tekanan darah ikut meningkat. Kemudian dilanjutkan dengan menilai airway, breathing, circulation (ABC). Pasien juga segera diberikan oksigen dan injeksi adrenalin intramuscular.
Q: Setelah vaksin, ada masa di mana daya tahan tubuh akan menurun. Apa yang perlu dilakukan untuk menjaga tubuh tetap fit?
A: Pada masa ini, tubuh sedang bereaksi dengan vaksin untuk membentuk antibodi yang diperlukan oleh tubuh. Yang perlu Mamas lakukan adalah mengonsumsi makanan bergizi, minum air putih yang banyak, serta istirahat cukup. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Freepik)