Health
Depresi pada Anak (1): Bagaimana Mengenali Gejalanya?
Apakah Si Kecil tampak lebih sedih dari biasanya? Pahami cara mengenali tanda-tanda depresi pada anak, agar ia bisa mendapatkan perawatan yang tepat.
Banyak orang mengasosiasikan depresi dengan masa dewasa, tetapi menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), diperkirakan 3,2 persen anak-anak berusia 3-17 tahun menderita kondisi tersebut.
“Kami pikir menjadi seorang anak itu mudah, tapi ternyata kehidupan bagi seorang anak bisa sangat menantang dan menyakitkan,” kata Rachelle Theise, Psy.D., asisten profesor klinis dan psikolog anak di Pusat Studi Anak NYU.
Jadi, bagaimana kita dapat mengetahui jika Si Kecil mengalami depresi atau hanya merasa sedikit sedih? Ikuti panduan berikut ini untuk membantu mendiagnosis, menilai, dan mengobati depresi pada anak-anak.
Faktor Risiko Depresi pada Anak
Setiap anak dapat mengalami depresi, tetapi beberapa anak mungkin berisiko lebih tinggi. Misalnya, kondisi cenderung lebih muncul pada mereka yang merasa “berbeda” karena penampilan atau minat mereka, serta mereka yang menderita gangguan belajar atau kegagalan akademis. Depresi masa kanak-kanak juga lebih umum terjadi pada anak-anak yang mengalami masalah kesehatan yang serius, lama tinggal di rumah sakit, atau masalah keluarga seperti perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, atau penyalahgunaan zat aditif.
Selain itu, genetika juga memainkan peran utama. “Anak-anak yang memiliki kerabat biologis tingkat pertama dengan depresi, mungkin berisiko mengalami depresi dua hingga empat kali lebih besar dibandingkan anak-anak tanpa kerabat biologis yang depresi,” jelas Jephtha Tausig-Edwards, Ph.D., seorang psikolog klinis dan instruktur klinis di Mt. Sinai Medical Center di New York City.
Depresi biasanya tidak memiliki satu penyebab langsung, sebaliknya, ini hasil dari kombinasi berbagai faktor. “Mencari bukti atau menyalahkan tidak membantu dan dapat menjadi kontraproduktif dalam proses pengobatan,” kata Dr. Tausig-Edwards. “Sangat sering, anak-anak menjadi depresi karena peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti penyakit parah atau meninggalnya kerabat tercinta, teman sebaya, atau hewan peliharaan, terutama jika beberapa di antaranya terjadi dalam jangka waktu yang relatif singkat.”
Anak-anak juga bisa menjadi depresi jika mereka tidak merasa sukses secara akademis atau kehidupan sosial di sekolah, atau jika ada konflik di rumah (pertengkaran rutin antara orangtua, perceraian, dan lainnya). “Tidak semua anak akan bereaksi terhadap peristiwa ini dengan menjadi depresi, tetapi penting untuk mencari tanda dan gejala depresi pada anak,” kata Dr. Tausig-Edwards. “Depresi dapat diobati dan dalam banyak kasus, Si kecil akan mengalami kondisi yang membaik dalam waktu tiga bulan hingga satu tahun sejak gejala awal terjadi.”
Tanda-tanda Depresi pada Anak
“Sangat penting untuk mengetahui tanda-tanda depresi pada anak sehingga kita sebagai orangtua dapat secara pasti memahami kesulitan mereka,” kata Dr. Theise.
Karena tidak ada tes depresi yang nyata untuk anak-anak, maka Mamas harus mengandalkan naluri Anda. Perubahan suasana hati atau perilaku (lebih banyak tidur, kebiasaan makan yang berbeda, kesulitan berkonsentrasi), kesedihan yang meningkat, atau mudah tersinggung, merupakan beberapa diantaranya. Jika hal itu berlangsung hampir sepanjang hari selama satu atau dua minggu, maka dapat berarti ada sesuatu yang tidak beres. Mamas mungkin juga dapat melihat apakah Si kecil menarik diri dari atau tampak tidak tertarik pada hal-hal yang sebelumnya mereka sukai, seperti bermain bola atau berkumpul dengan anak-anak di lingkungan sekitar.
Beberapa anak yang lebih besar mungkin akan meluapkannya lewat menulis cerita atau puisi, atau membuat gambar yang akan memberikan gambaran tentang suasana hati mereka. “Jika Si Kecil mengekspresikan perasaannya, itu adalah terapi dan harus didukung,” kata Stacey Brown, seorang konselor kesehatan mental berlisensi di Fort Myers, Florida, yang juga merupakan profesor Layanan Kemanusiaan di Edison State College. “Tetapi jika orangtua khawatir tentang apa yang tertulis atau digambar, carilah nasehat profesional.”
Mamas juga harus mewaspadai gejala depresi berikut ini pada anak-anak, yang dikumpulkan dari Anxiety & Depression Association of America dan American Academy Child & Adolescent Psychiatry, yaitu:
•Sulit tidur atau gelisah
•Sulit berkonsentrasi
•Tidak berenergi
•Sering mengeluh penyakit fisik seperti sakit kepala dan sakit perut
•Kebosanan yang terus-menerus
•Penarikan / penurunan minat pada teman dan aktivitas favorit
•Perubahan nilai, mendapat masalah di sekolah, atau menolak pergi ke sekolah
•Perubahan kebiasaan makan atau pola tidur
•Lekas marah, sedih, menangis, atau mengalami perubahan suasana hati berkelanjutan
•Perasaan tidak berharga, harga diri rendah
•Berbicara tentang kematian atau bunuh diri
•Upaya kabur dari rumah
Bila Mamas mendapati gejala-gejala ini pada anak, maka kemungkinan besar Si Kecil memang sedang mengalami deperesi (baca: Depresi pada Anak (2): Bagaimana Menanganinya?). (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Freepik)