Health

Pengalaman Zaskia Adya Mecca Menghadapi 3 Orang Anaknya Mengalami Asma

By  | 

Menghadapi satu orang anak yang mengalami asma tentunya membuat kita sangat khawatir. Selebriti mama Zaskia Adya Mecca, harus menghadapi ketiga orang anaknya menderita asma.

Ditemui di acara Astra Zeneca beberapa waktu lalu, istri dari sutradara Hanung Bramantyo sempat mengungkapkan pengalamannya dengan penyakit yang satu ini bersama SmartMama.com.

Bagaimana awal mula Zaskia mengetahui Si Kecil mengalami Asma?

Awalnya saya sama sekali tidak menyadari kalau anak pertama saya, Kana Sybilla Bramantyo, mengalami asma. Saya baru tahu ketika ia berusia satu tahun. Bagi mama lain, mendapati anaknya mengalami flu mungkin biasa saja, namun berbeda bagi mama dengan anak yang memiliki asma.

Jadi sering banget batuk pilek berulang sampai dia berusia satu tahun, tapi begitu terserang batuk dan pilek, itu bukan jadi penyakit yang ringan. Minimal bisa seminggu lebih dan itu sakitnya selama satu bulan bisa berulang. Sybil juga sering lemas, demam, dan sulit bangun dari tidur.

Nafas Sybil dalam sekali. Jadi ada bentuk tarikan di rongga dada yang bisa terlihat dengan jelas. Tarikkannya ke dalam sekali, karena sesak. Nafasnya berbunyi ‘ngik.’

Saya yang bukan penderita asma saat itu tidak paham kalau itu adalah sesak napas yang sudah cukup berat.

Zaskia bersama keluarga.

Apakah Zaskia atau suami juga memiliki asma?

Saya tidak menderita asma, tapi mas Hanung memang memiliki riwayat asma. Hal itulah yang kemudian menimbulkan kecurigaan saya bahwa Sybil bisa jadi juga mengalami asma seperti sang ayah.

Apa yang Zaskia lakukan setelah mengetahui anak-anak mengalami asma?

Setelah saya mengetahui kalau anak pertama saya menderita asma, saya pun banyak membaca artikel – artikel seputar asma. Saya juga banyak sharing dengan para mama lain yang anaknya juga mengalami asma. Dan yang terpenting tentunya saya juga berkonsultasi dengan dokter.

Sangat penting bagi orangtua untuk mengenali kondisi semacam itu pada anaknya. Jadi tidak perlu menunggu sampai dia usia satu tahun, tidak tunggu sampai anak tersiksa, baru saya bawa ke rumah sakit.

Saya juga mengedukasi para pengasuh anak-anak di rumah. Jadi baik saya maupun pengasuh anak di rumah sudah paham, kalau anak sudah sesak napas, ini saatnya kita bawa ke rumah sakit. Saya juga menempel catatan – catatan di pintu kulkas agar dipahami oleh para pengasuh apa saja yang perlu dilakukan saat terjadi serangan asma di rumah.

Zaskia dan Kaba.

Pengalaman menakutkan saat anak mengalami serangan asma?

Anak saya, Kaba, pernah mendapat serangan asma saat kami sedang berada di jalan tol. Kaba tiba-tiba batuk tanpa bisa berhenti. Ia pun mulai keringat dingin dan demam. Kaba juga mengaku bahwa ia tak bisa bernapas.

“Bia, Bia, aku gak bisa nafas,” kata Kaba saat itu. Kondisi itu memaksa saya harus menghadapi Kaba yang awalnya masih bisa bicara sampai dia sudah tidak bisa bicara. Kaba hanya bisa berusaha mengambil nafas, dan itu pun sulit.

Dengan panik saya dan mas Hanung pun segera mencari rumah sakit terdekat dan membawa Kaba ke IGD untuk segera mendapatkan pertolongan pertama.

Yang harus dipahami oleh mama dengan anak penderita asma?

Setiap anak pemicu asmanya berbeda. Dan saya harus mengenali dengan baik apa saja pencetus asma ketiga anak saya. Saya bahkan sampai melakukan tes darah yang bisa mengetahui 53 macam penyakit pada mereka, dimana hasilnya sangat membantu saya untuk mengenali apa saja pemicu asma pada mereka.

Sybil alergi kucing, permen, manisan, dan ciki. Kaba, alergi tungau dan udara yang berubah mendadak jadi dingin, dan juga debu.

Sedangkan anak saya yang bungsu, Bre, imun tubuhnya belum sempurna. Hasil tes alergi belum akurat, jadi belum tahu apa pencetusnya. Harus di atas 2 tahun baru saya bisa melakukan tes darah pada Bre.

Walau begitu, namanya anak-anak tentu tak semudah itu memberi pengertian pada mereka tentang apa saja yang harus dihindari. Kadang mereka bisa memahami, tapi kadang ya akhirnya saya biarkan mereka mencoba sedikit makanan yang mereka sangat inginkan. Setelah mereka merasakan bagaimana dampaknya, baru mereka akan memahami bahwa memang mereka tak bisa mengonsumsi makanan tersebut.

Sybil pun sempat memaksa hadir di ulang tahun temannya di cat café beberapa waktu lalu. Sybil yang alergi bulu kucing, sebelumnya sudah saya peringatkan. Namun ia tetap bersikeras. Akhirnya, keesokannya ia pun mendapati bibirnya bengkak akibat bulu kucing.

View this post on Instagram

Kasiaaaan yampun si kakak @kana.sybilla pernah test darah dan hasilny dia alergi kucing tingkat 5 (top level gitu) semenjak itu kita selalu menghindari kucing… krn takut alergi bikin dia sesek nafas dan kumat asma.. sampai hari ini, ada temen sekelasnya bday dan bikin playdate ke CAT CAFE… Sybil sehari sebelumnya d aku jelasin “jangan ikut yaa, km ga bisa krn alergi” tapi dia malah ngambek, nangis dan cranky.. dia bikin perjanjian “ga sentuh kucinga,ga akan main2, dan pakai masker” dan bapaknya setuju… akhirnya dengan deg2an aku izinkan.. bener dong buat pertama kali akhirnya kita tau efek alergi kucing ke diri dia walaupun dia beneran behave ga main ma kucing.. pulang2 bibir bengkak segede apaan tau, mata bengep merah ?? langsung ku tlf abi nya dan video call.. syb da panik takut dimarahin, udah nangis aja … taunya pas abinya liat malah diketawain “sukuriin!! Da dikasi tau kan km alergi, ga bisa ke tempat kucing… ngerti kan skr kenapa abi bia larang kamu? Biar tau sendiri kalo badannya ga kuat…” hmmm, anaknya lega dan akhirnya kapok.. krn rasa gatal hebat dan ga nyaman di seluruh badan nya pulang tali kasih dengan hewan yang dia alergi?? belajar lewat pengalaman ya nakkk?❤️ terkadang harus begini emang biar anak paham kenapa orang tua melarang.. efeknya dia yang akan ngga nyaman sendiri.. tapi smg ga semua hal dia harus rasain ga enak dulu baru tau knp parentsnya ngelarang??‍♀️ insyaa Allah ngga ya sybil anak solehah..

A post shared by Zaskia Adya Mecca (@zaskiadyamecca) on

Kendala terbesar yang dihadapi Zaskia?

Obat asma itu racikan, jadi dosisnya berbeda-beda, dan isi obatnya juga berbeda sesuai dengan kondisi asma setiap anak. Setiap tiga bulan sekali saya harus kontrol ulang ke dokter untuk mendapatkan resep obat yang lebih rendah dosisnya saat kondisi anak sudah membaik. Hal ini perlu dilakukan karena keparahan dan berat badan anak memengaruhi dosis obat. Jd saya tidak bisa tuh tinggal menebus obat pakai copy resep.

Obat inhaler juga tidak dijual bebas tanpa resep. Harus pakai resep obat. Namun saya takut membawakan Sybil inhaler ke sekolah.Takutnya, sesak sedikit dia langsung pakai inhaler. Ada kasus dimana ada anak membawa inhaler ke sekolah dan menggunakannya sampai 35 kali sehari. Sehingga ia sampai over dosis dan meninggal.

Selain itu, menemukan dokter yang cocok bagi anak-anak juga bukan hal yang mudah. Hanya ada dua orang dokter yang cocok bagi ketiga anak saya.

Yang wajib ada di rumah Zaskia untuk pertolongan pertama?

Selama ini, jam dua atau jam tiga dini hari aku sering ada di rumah sakit karena serangan asma yang dialami anak-anak. Untuk meminimalisir hal tersebut, sekarang saya menyiapkan nebulizer di rumah. Syukurnya harga nebulizer saat ini sudah lebih terjangkau. Yang harganya Rp.300,000 an juga ada. Saya punya dua nebulizer, satu yang pakai baterai dan satu lagi menggunakan listrik. Itu lebih terjangkau dari pada kita ‘nebu’ di rumah sakit.

Kemanapun anak-anak pergi, yang tidak boleh ketinggalan adalah alat uap dan obat-obatan asma mereka.

Apa perubahan gaya hidup yang dilakukan Zaskia saat ini?

Saya sekarang ketagihan olahraga. Saya ingin olahraga jadi bagian dari gaya hidup saya dan keluarga.

Saya juga sangat memerhatikan makanan yang kami sediakan di rumah. Karena sebagai mama, kitalah yang peling berpengaruh dalam memilih menu makanan yang dimakan anak-anak. Jangan sampai makanan yang disajikan membahayakan kesehatan anak-anak.

Saya dan mas Hanung juga suka sekali mengajak anak-anak kembali ke alam. Ke tempat dengan udara yang bagus, yang baik untuk kesehatan anak-anak.

Bagi Zaskia, menghadapi anak yang sedang terserang asma memang bukan perkara mudah. Namun Zaskia berpesan agar kita tak mudah panik. “Kita harus berusaha untuk tetap tenang, biar kita bisa berpikir jernih kita harus melakukan apa untuk menolong anak kita.”

Zaskia yang juga sempat mengunjungi beberapa puskesmas bersama Astra Zeneca, perusahaan farmasi multinasional, berharap agar nebulizer tak hanya ada di puskesmas-puskesmas tertentu saja. “Dengan tersedianya nebulizer di lebih banyak puskesmas, diharapkan pertolongan pertama pada anak yang terserang asma dapat segera tertangani dengan lebih baik,” tutupnya. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Instagram @zaskiaadyamecca)

Shares