Parenting
Smart Mama Story: Cara Menghadapi Tantrum
Tantrum atau ledakan emosi, seringkali menjadi salah satu problem parenting yang paling sering kita temui. Terutama bagi balita, tantrum menjadi bentuk ekspresi yang sulit untuk dikendalikan. Kami merangkum pengalaman Smart Mama yang berbagi melalui sosial media @thesmartmamas dalam menghadapinya.
“Cara yang ampuh bagi anak saya adalah dengan mendiamkannya terlebih dahulu. Setelah tenang, baru saya ajak berkomunikasi,” – @abidwidia.
Mulai komunikasi setelah tenang
Tanyakan apa yang mereka rasakan dengan kalimat tanya yang lembut. Melalui perhatian, tunjukkan bahwa Anda menyayangi Si Kecil, tetapi tidak dengan perilakunya. Jelaskan tentang contoh mengungkapkan keinginan dengan cara yang lebih baik.
“Peluk, saya bisikkan untuk menenangkannya, sambil dialihkan dan diajak berpindah ke tempat/area lain,” – @aryatiandini.
Memberi pelukan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Carolina Amerika Serikat, pelukan pada anak-anak mampu merangsang keluarnya hormon oxytocin sehingga memberikan perasaan tenang.
“Saya coba menenangkan diri dengan menarik nafas panjaang, hehe..” – @anggitanjung.
Jangan terbawa emosi
Usahakan untuk tidak terjebak dalam situasi emosional yang sama ya, Mams. Beritahukan padanya, jika ia tenang maka Anda akan berbicara tentang keinginannya. Bernegosiasilah dengan mereka, tentu saja tetap dalam koridor kesabaran dan tidak membalas luapan kemarahannya.
“Coba ajak main, supaya lupa dengan kemarahannya,” – @yingxuesnowy.
Alihkan perhatian
Cara ini cukup ampuh untuk mengatasi tantrum, mengingat fokus anak- anak masih sangat singkat. Jika sedang berada di rumah, mamas bisa menawarkan berbagai permainan. Namun jika tidak, cobalah untuk mengajaknya beralih ke area lain yang berada si sekitar Anda.
“Tetap saya perhatikan sambil senyum hangat dan katakan, ‘Kalau sudah selesai nanti kita ngobrol, ya..” – @aulia_haqqy.
Beri penjelasan langsung
Selain mendiamkan, cara ini juga patut dicoba, Mams. Pasalnya, saat sedang marah, Si Kecil cenderung meminta perhatian dan kejelasan sikap dari kita, orang tuanya. Jelaskan dengan lembut dan singkat agar ia dapat memahami maksud Anda. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com)