Mind

Smart Mama Story: Lupi Affandy

By  | 

“Menjalani peran sebagai seorang mama membuat saya terlahir kembali. Saya belajar untuk menjadi pribadi yang tidak egois. Tujuan utamanya adalah bermanfaat & memberikan contoh positif buat keluarga, terutama anak – anak.”

Obrolan kami dengan Lupi Affandy, broadcaster/host 97.5 FM Motion Radio Jakarta sekaligus mama dari Aaron Arron Sachio Mamonto (4.5) & Abinawa Rayyan Mamonto (2) diawali dari pertanyaan singkat “How does motherhood change you?” 

Kini Lupi dan keluarga kecilnya tinggal bersama ibu mertua, dan belajar banyak hal saat membangun komunikasi – baik sebagai istri, mama, dan menantu, “Hal ini (tinggal bersama ibu mertua) melatih kedewasaan saya dalam bertindak & berfikir. Pernah saya terlibat konflik dengan beliau soal anak – anak..”, ungkapnya.

Lupi, on duty

Lupi, on duty

Konflik dengan Ibu Mertua

Saya yakin banyak diantara Smart Mama yang juga pernah mengalaminya. Versi kami, saya alami saat Aaron sedang batuk, tapi Ibu mertua terus – menerus memberikan makanan berminyak padanya. Saya sudah coba menahan keinginan untuk menegur langsung, tapi karena sering sekali dilakukan, akhirnya saya tegur juga.

Ternyata teguran saya membuat Ibu tersinggung. Ia sempat memutuskan untuk pergi dari rumah selama beberapa hari. Setelah suami saya pulang dari luar kota, Ia menjadi penengah & mempertemukan kami berdua. Dari obrolan itu saya jadi tahu kalau orang tua menjadi lebih sensitif, maka mau tidak mau saya yang harus lebih banyak mengalah. Saya utarakan keinginan untuk menegur karena memang tindakannya membuat saya tidak nyaman. Tapi juga minta maaf jika ada ucapan saya yang dirasa menyinggung perasaan.

Lupi & kids

Lupi & kids

Berbagi tips dong, supaya lebih harmonis menjalin hubungan dengan Ibu mertua?

1. Jangan gampang emosi. Pahami bahwa di usianya saat ini, mereka adalah pribadi yang sensitif. Sabar saja menghadapinya..

2. Atur gaya berkomunikasi. Saya sebetulnya sangat frontal saat berbicara. Tapi ya.. nggak bisa selalu begitu saat berhadapan dengan orang tua. Kenali dirinya, dan terapkan gaya komunikasi yang sesuai.

3. Atur jadwal bekerja & pengasuhan. Ibu mertua saya masih sering beraktivitas di luar rumah bersama teman – temannya. Nah, untuk menghindari konflik, kami biasanya saling berkomunikasi tentang jadwal kerja. Supaya Ia tetap memiliki me time, dan pada momen tertentu saya menitipkan anak – anak saat sedang bekerja.

4. Quality time. Tidak ada salahnya lho, mengajaknya makan bersama supaya bisa menjalin hubungan yang lebih dekat. Atau sebatas membelikannya makanan saat kita sedang keluar rumah.

5. Jangan dibawa stres, ya! Hehe.. Ini sepertinya yang paling ampuh. Jalani saja, kalau kita santai, segala sesuatunya akan berjalan lancar – lancar saja, kok. Put your trust on her! 

Mengajak anak - anak wisata lokal untuk menghargai kebudayaan & kesederhanaan.

Mengajak anak – anak wisata lokal untuk menghargai kebudayaan & kesederhanaan.

“Selain tidak dibawa stres, saya seringkali berfokus untuk melakukan aktivitas yang disukai – demi untuk menjaga kewarasan diri.”

Baru – baru ini Lupi bergabung menjadi inspirator dalam Kelas Inspirasi 2018. Dalam sebuah kesempatan Ia mengajar siswa/siswi SDN Menteng 14 pagi untuk memperkenalkan profesi sebagai seorang broadcaster, “Kaget sekali, ternyata profesi yang dikenal anak – anak masa kini bukanlah dokter/guru, tapi sudah ingin jadi Vlogger & Youtuber! Haha..”.

Belajar sesuatu dari aktivitas ini?

Dari pengalaman ini saya belajar untuk menghadapi anak – anak dengan berbagai karakter. Sebagai orang tua, kita memang harus sering – sering melakukan hal yang menarik untuk menarik perhatian mereka, ya. Intinya, setiap anak berbeda. Jadi membutuhkan pendekatan secara personal untuk dekat dengan mereka. Langkah ini akan saya terapkan untuk Aaron & Abi di rumah.

Apa sih, harapan Lupi untuk anak – anak di masa depan?

Saya ingin anak – anak tumbuh dengan kemampuan bersosialisasi yang baik. Tapi dalam perjalanannya, saya mulai mengatur ekspektasi. Sadar bahwa tidak sepenuhnya keinginan itu bisa tercapai karena karakter anak yang berbeda, saya tidak memaksakan keinginan. Yang penting kami bekali mereka dengan ilmu & pengalaman positif, sisanya saya kembalikan kepada pribadi masing – masing. Saya menghargai mereka sebagai pribadi yang utuh.

Kami juga sering mengajarkan mereka untuk mengenal kebudayaan lokal, merasakan naik transportasi umum, dan sebisa mungkin memperkenalkan segala hal dengan cara yang sederhana, supaya mereka tumbuh menjadi pribadi yang mandiri & tidak manja. (Nathalie Indry/KR/Photo: dok. Lupi Affandy)

Shares