Parenting
Smart Mama Story: Tascha Liudmila
Menurut Tasha Liudmila, news presenter Berita Satu TV sekaligus mama dari tiga orang anak Cleantha (9.5), Bryanne (6) & Akala (2), menjadi mama adalah menjalani setengah hidup anak – anak dalam keseharian. Simak obrolan kami dengan Tascha tentang kehidupannya sebagai seorang working mama & penulis buku anak berikut ini.
Early life as a mom & momen menyusui
“Tiga bulan pertama menjalani peran sebagai mama baru adalah momen penuh tantangan buat saya,” ungkapnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, 15 Agustus 2018 lalu. Termasuk saat menyusui. Selama dua tahun setelah kelahiran putri pertama, Tascha mengajak Cleantha ikut bekerja di studio televisi untuk menyusui langsung.
“Ia menolak menyusu dengan botol. Tapi karena support system di kantor sangat mendukung, mulai dari ketersediaan kamar bayi (lengkap dengan boks bayi untuk beristirahat!), hingga pengaturan jadwal siaran ramah anak, saya memutuskan untuk mengajaknya serta. Ditengah deadline dan breaking news, saya memberikan ASI langsung dari payudara,”
Tips yang bisa dibagikan untuk breastfeeding mama agar produksi ASI tetap terjaga?
Dari pengalaman saya: Konsumsi air putih dalam jumlah banyak (karena tubuh perlu cairan untuk memproduksi ASI), temukan support system dan dukungan terutama dari suami serta keluarga dekat, lalu menemukan hal – hal kecil yang bisa membuat diri bahagia setiap hari.
Bagaimana dengan pengalaman menyapih?
Dalam kasus dan pengalaman kami, pisah kamar sangat membantu, lho. Kami menerapkan aturan pisah kamar saat usia anak – anak sudah mencapai 2 tahun. Karena di usia tesebut biasanya kan mereka menikmati momen menyusui hanya untuk kenyamanan saja, ya.. jadi kami coba untuk mengubah kebiasaan tersebut sekaligus melatih kemandiriannya.
Saat mereka bangun di malam hari, saya biasanya meminta bantuan suami untuk menenangkan. Memang agak sulit pada awalnya, tapi memang harus konsisten. Pelan – pelan, anak – anak butuh waktu untuk beradaptasi tidur malam tanpa menyusu, tapi patut dicoba!’
Life as a Mama of three!
“Bekerja adalah salah satu cara untuk menjaga kewarasan saya, hehe..
Berikut poin – poin menciptakan working life balance ala Tascha Liudmila:
1. Sibukkan diri dengan aktivitas positif, hindari mommy war. Ini menjadi penting, karena standar seorang mama tidak bisa dibahas/dibandingkan dengan lainnya. We are all different.
2. Set up achievement – achievement kecil dalam keseharian, misalnya menyelesaikan buku bacaan dalam kurun waktu yang ditargetkan.
3. Lakukan hal – hal baru! Bisa mulai dengan mencoba membuat kue & memasak, atau mengajak anak – anak berlatih wall climbing. Selain menyegarkan pikiran, sekaligus belajar sesuatu yang baru, kan?
Parenting style & “Screen Time”
Bagaimana parenting style yang diterapkan untuk anak – anak selama ini?
Mungkin lebih tepat digambarkan dengan disiplin positif, ya.. Sejak usia dini, mereka sudah diajarkan untuk mengenal batas & peraturan, namun di sisi lain tetap dilakukan dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Kami berharap, mereka dapat tumbuh menjadi anak yang mandiri & kuat, tetapi tidak menjadikan mereka pribadi yang keras.
“Saya sadar betul, parenting adalah soal refleksi diri. Anak – anak adalah cerminan diri kita..”
Hal inilah yang mendorong keinginan saya untuk menerbitkan buku “Screen Time”. Bagi mereka yang berusia 3 – 8 tahun, buku ini cocok untuk dibaca bersama orang tua. Selain membantunya belajar membaca, 50% message di dalamnya dapat tersampaikan melalui gambar.
Pertama kali tergerak untuk menulis tentang screen time saat saya masih bekerja untuk Kompas TV, banyak menemukan kasus kekerasan anak yang dilakukan juga oleh anak – anak. Memang selama ini tidak ada riset yang langsung menghubungkan antara konsumsi screen time dengan kasus kejahatan. Tapi bila ditelusuri, selalu ada faktor konsumsi screen time yang berlebihan. Dan karena sampai saat ini Pemerintah masih belum memiliki aturan resmi/ Undang – undang, ingin sekali rasanya memberikan sumbangsih bagi keluarga Indonesia, agar kita sama – sama meluangkan lebih banyak waktu untuk “People time”.
Semoga dengan hadirnya buku ini, anak – anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang mengenal batas konsumsi screen time, menghormati orang – orang di sekitar dengan memberikan fokus penuh saat sedang berbicara/beraktivitas, dan menikmati waktu berkualitas bersama keluarga.
Bagaimana peraturan konsumsi screen time bagi anak – anak di rumah?
Hari Senin – Jumat adalah waktu tanpa screen time, mereka kami berikan akses saat weekend dan biasanya tidak terlalu lama. Karena di rumah habitnya juga bukan main gadget, jadi anak – anak lebih banyak waktu untuk membaca buku dan melakukan aktivitas lain.
Sekaligus menjawab tantangan bagi orang tua, niat untuk mengurangi konsumsi screen time dapat dilakukan dengan pemenuhan aktvitas Si Kecil. Kita harus konsisten memberikan jadwal bermain dan beraktivitas sehingga mereka menemukan faktor pengganti yang sama menariknya dengan main gadget.
Mari mulai bicara dari hati ke hati, dengan penuh kelembutan, sampaikan alasan mengapa mereka harus mengurangi screen time. Anak – anak tidak memahami mengapa mereka harus membatasi diri, disitulah peran kita sebagai orang tua muncul. (Nathalie Indry/KR/Photo: dok. Smart Mama, dok. Tascha Liudmila, Various)