Mind

Smart Mama Story: Jihan Novita

By  | 

Pertemuan kami dengan Jihan Novita, News Presenter/Asisten Produser Jawa Pos TV diawali dengan obrolan ringan seputar Si Kecil dan perubahan peran yang baru saja Ia alami sebagai first time mama. Pertemuan dengan publik figur saat melakukan wawancara kerja menginspirasinya, tidak hanya sebagai pribadi – tetapi juga caranya membesarkan Bara Langit Abhirama (1), sang putra. 

Hi Jihan, welcome to the club! Gimana perasaan setelah menjadi mama, apa yang bisa digambarkan tentang peran ini? 
Wah, kalau ditanya perasaan setelah menjadi mama itu luar biasa campar aduk, ya… Bahagia itu pasti, antusias apalagi, melihat segala perkembangan Bara setiap hari membuat hidupku makin berarti. Hehe agak lebay sih but its true! Karena setiap Ia menunjukan perkembangan mulai dari senyum saat diajak ngobrol, tertawa saat diajak bercanda, mulai bisa duduk dan merangkak, hingga berdiri sendiri sambil melangkahkan kaki satu persatu seperti saat ini, membuatku bangga menjadi seorang mama. Milestonnya adalah refleksi dari kerja kerasku… hhehehe semenjak menjadi seorang mama, aku merasa hidupku ini tiap hari tugasnya adalah belajar. Belajar menjadi seorang mama yang baik, karena ternyata bukan hal yang mudah untuk bisa memposisikan diri menjalani peran ini.
Jihan & Si Kecil Bara saat berada di studio Jawa Pos TV

Jihan & Si Kecil Bara saat berada di studio Jawa Pos TV

Menurut kamu, mana yang lebih menantang: Masa kehamilan, masa pemulihan paska melahirkan, atau fase menyusui? Mengapa? 

Masa yang paling menantang dan perjuangan adalah masa fase menyusui. Rasa sakit saat hamil dan kontraksi saat melahirkan itu belum seberapa dengan rasa sakit saat menyusui. Dari pengalaman saya, awal menyusui dihadapkan dengan fase lecet puting yang tak berkesudahan, ditambah dengan bengkak payudara yang sakit hingga demam dan meriang.
Saya sempat mengalami mastitis (peradangan payudara yang sudah terinfeksi). Saat itu HB saya sampai drop ke angka 7, alhasil saya pun di transfusi 1 kantong darah, dan merasakan sakit yang luar biasa ditambah demam yang sangat parah. Rasa sakit ini  menjadi lebih berat saat melihat Bara – pada saat yang sama- harus diinsisi (dipotong selaput lidah bawah dan atas bibirnya) karena tongue tie & lip tie; alasan utama saya menderita mastitis.
Selesai dengan drama mastitis, saya dihadapkan dengan tantangan berikutnya, yaitu cara menyusui Bara saat saya mulai bekerja.  Karena termasuk kategori orangtua yang “Anti Dot”, jadi perjuangan saya pun berlanjut untuk bisa memberikan ASI melalui softcupfeeder pun dimulai. Syukurlah sekarang sudah berakhir sejumlah drama tersebut. Kini tantangan berikutnya adalah sukses memberikan ASI eksklusif selama 2 tahun.
Jihan & family

Jihan & family

Apa saja usaha yang Jihan & keluarga lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut? 
Selalu bekerjasama dengan suami. Alhamdulillah Ia bekerja di bidang public health jadi banyak sekali partner kerja yang ahli dalam ilmu menyusui yang bisa kami jadikan panutan. Saya juga dibantu oleh dokter spesialis Bara & tim konselornya yang memang sangat pro ASI. Beliau banyak memberikan masukkan dan ilmu tentang praktek menyusui yang baik. Kami selalu berkonsultasi ke DSA dan tim konselor; sehingga semua tantangan bisa dihadapi satu persatu.
Dukungan apa (dari keluarga) yang sangat dibutuhkan & dapat diberikan kepada 1st time mamas untuk dapat bertahan melewati masa transisi menjalani peran sebagai seorang mama?
Dukungan doa dan semangat yang pantang menyerah, kasih sayang, dan juga tenaga untuk membantu mengurus Bara saat baru lahir. As first time mama, saya sangat kaget menghadapi jam tidur bayi yang tidak menentu, ditambah jahitan bekas lahiran yang masih perih, plus payudara yang lecet dan bengkak terus.. Melelahkan.
Nah disinilah saya sangat membutuhkan peran keluarga untuk bisa bergantian mengurus Bara terutama di bulan – bulan pertama Ia dilahirkan. No worries, Mamas.. Drama meminta bantuan ini akan selesai saat bayi sudah mulai punya waktu tidur teratur, kok.. Kondisi tubuh yang normal kembali paska melahirkan juga akan membantu melancarkan waktu istirahat Anda.
Jihan, at work

Jihan, at work

How’s work? Bagaimana perubahan manajemen waktu untuk bekerja paska melahirkan Si Kecil?
Alhamdulillah pekerjaan saya baik – baik saja. Perusahaan memberikan waktu yang sangat fleksibel karena memahami posisiku dengan balita sehingga quality time dengan keluarga dapat tetap terjaga.
Di tengah aktivitas dan kesibukan menjalani profesi sebagai seorang news presenter, kamu pasti sering bertemu dengan para mama lain, public figure, tokoh politik yang menginspirasi. Siapa mereka dan apa yang kamu pelajari darinya?
Andien Aisyah. Saya suka banget caranya dalam mendidik buah hatinya, Kawa. Di mataku, ia juga adalah sosok pejuang ASI. Metode pemberian MPASInya menjadi inspirasi, serta  kerjasamanya bersama suami untuk membesarkan Kawa turut mengubah persepsi saya dan suami agar selalu kompak menjadi panutan untuk Bara, di masa kini dan masa mandatang.
Setelah 1 tahun menjalani peran sebagai seorang mama, Jihan mengaku mengalami banyak perubahan. “Kontrol emosi menjadi lebih baik, sekaligus mengalami perubahan prioritas. Feel like im not the centre of the world anymore, Bara is,” tutupnya. Zillions of emotions that come with motherhood, indeed. (Nathalie Indry/KR/Photo: dok. Johan Novita)

Shares