Relationship
7 Hal yang Tak Seharusnya Anda Katakan Pada Pasangan
Parenting can be hard. Kondisi kurang tidur, menghadapi anak yang tantrum atau sedih karena sedang sakit, tentunya tidak selalu mudah. Dan sebagai orang tua, Anda tak sendiri Mamas, Anda masih memiliki pasangan untuk bersama-sama mengasuh Si Kecil. Karena itu sudah sewajarnya, bagaimanapun kondisinya, respek dan rasa saling percaya harus ada diantara Anda dan suami. Seberat apapun kondisi yang dihadapi, hindari 10 kalimat ‘kasar’ ini saat mengasuh Si Kecil bersama pasangan, demi anak dan tentunya menjaga perasaan pasangan.
1. “Apa kata saya.”
Walaupun ada rasa ‘senang’ ketika pasangan mendapati apa yang Anda katakan dari awal benar dan pendapatnya salah, bukan tindakan yang bijak mengatakan hal tersebut padanya. Karena, lagi-lagi menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah, maka ketika ada kesalahan yang dilakukan, mengatakan hal tersebut tidak akan membuat keadaan jadi lebih baik.
2. “Menurut buku, bukan begitu caranya.”
Tentunya, Anda sudah membaca banyak buku dan sumber lain dalam hal pengasuhan. Namun bukan berarti kemudian suami Anda wajib melakukan hal yang sama seperti yang Anda baca di buku. Hubungan yang baik adalah tentang kepercayaan, kekompakan, dan rasa saling percaya bahwa baik Anda dan pasangan sama-sama menginginkan yang terbaik bagi anak.
3. “Mereka tidak bereaksi seperti itu pada saya.”
Setiap anak bereaksi berbeda terhadap orang yang berbeda, dan ini termasuk pada orang tuanya sekalipun. Hanya karena Si Kecil selalu bersikap manis pada Anda, bukan berarti ia juga akan bersikap yang sama saat bersama sang papa.
4. “Sudahkan kamu … sebelum menidurkannya kembali?”
Saat tengah malam dan tiba-tiba Si Kecil menangis histeris, percayalah bahwa hal terakhir yang pasangan Anda ingin dengar adalah daftar pertanyaan Anda tentang apa saja yang sudah ia coba untuk menenangkannya. Percayalah Mams, kalau ia juga mengetahui semua trik dan telah mencoba semua cara untuk membuat Si Kecil kembali tertidur.
5. “Kamu tidak benar-benar mengawasinya.”
Kecelakaan dapat terjadi kapan saja, bahkan pada orang tua yang protektif sekalipun. Jadi daripada Anda menyalahkan pasangan karena Si Kecil terluka saat berada di bawah pengawasannya, Smart Mama menyarankan agar Mamas justru menanggapinya dengan berdiskusi dengan suami mengenai bagaimana sebaiknya agar hal ini tidak terulang lagi. Menyalahkan suami akan hal ini hanya akan membuatnya semakin merasa bersalah dan mungkin tak mau lagi dekat dengan Si Kecil karena khawatir Si Kecil akan kembali terluka dibawah pengawasannya.
6. “Suaminya Si X bisa lho melakukan hal itu.”
Jangan pernah membandingkan suami dengan orang lain, baik dengan keluarga sendiri apalagi dengan suami sahabat Anda. Tentunya menyenangkan saat melihat suami sahabat sangat dekat dan bisa ikut mengasuh anak-anak mereka tanpa harus ada yang dikhawatirkan. Tapi setiap orang berbeda, Mams. Bisa saja suami sahabat Anda memang sangat ‘expert’ dalam pengasuhan anak, namun ingatlah bahwa tak ada manusia yang sempurna. Tetap saja ia punya kekurangan, yang bisa jadi kekurangan yang dimilikinya adalah kelebihan yang dimiliki oleh suami Anda.
7. “Saya tidak akan membiarkan mereka melakukan hal itu.”
Pola pikir Anda dan suami tentunya tak akan bisa selalu sama. Berdiskusi untuk menentukan suatu keputusan bersama berkaitan pengasuhan anak tentunya adalah yang terbaik. Namun ketika diskusi tak sempat dilakukan dan keputusan suami ternyata salah di mata Anda, hindari mengucapkan kalimat tersebut ya, Mams. Percayalah, bahwa suami Anda juga berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi Si Kecil, walau kadang caranya berbeda dengan Anda. (Tammy Febriani/KR/Photo: iStockphoto.com)