Education

Kapan Saat Yang Tepat Bacakan Cerita Imajinatif?

By  | 

Selain merangsang kreativitas, stimulasi imajinasi ternyata memiliki manfaat yang besar untuk Si Kecil, lho! Lakukan dengan cara yang menyenangkan berikut ini, pada saat yang tepat.

“Cerita imajinatif cocok dibacakan sejak usia newborn, bahkan saat bayi masih dalam kandungan. Tidak hanya akan merangsang kreativitas, kisah – kisah semacam ini akan mengenalkan berbagai bentuk empati yang baik jika distimulus sejak usia dini,” Arleen Armidjadja, penulis buku anak yang telah menerbitkan lebih dari 250 buku bacaan bagi Si Kecil berbagi pengalaman tentang kapan waktu terbaik untuk mulai mengajak Si Kecil membaca cerita imajinatif.

WhatsApp Image 2017-11-06 at 12.51.27 PM

Melalui buku “Woli Ingin Melihat Dunia” yang diterbitkan oleh Litara Publishing ini, Si Kecil akan diajak berimajinasi tentang tokoh utama yang digambarkan melalui bola wol & berkeinginan untuk melihat dunia, seperti temannya seekor kucing yang sudah terlebih dulu dapat berjalan – jalan keluar rumah.

“Melalui kisah Woli & Si Kucing, anak – anak akan belajar memahami konsep kesabaran juga pengorbanan, karena benang wol harus bersabar untuk dirajut sebelum akhirnya ia bisa meraih keinginannya melihat dunia,” ungkap Arleen melalui buku yang ia tulis bersama dengan ilustrator Farina Rose untuk program “Room to Read”, sebuah program yang diinisiasi oleh yayasan nirlaba dari Amerika Serikat yang berkomitman untuk menghadirkan buku – buku bacaan berkualitas bagi anak – anak di daerah terpencil, termasuk wilayah Asia & Afrika. Pada tahun ini, Room to Read mengundang penulis & ilustrator pilihan dari Indonesia untuk mengikuti pelatihan dan memproduksi buku “Woli Ingin Melihat Dunia”.

Young Boy Businessman Dressed in Suit with Cardboard Wings

 

Berikut manfaat yang dapat dirasakan Si Kecil jika terbiasa membaca cerita imajinatif:

1. Melatih skill berkomunikasi, melalui ungkapan – ungkapan verbal yang diucapkan tokoh dalam buku.

2. Melatih empati, terutama jika buku dibacakan dengan irama dan tone yang tepat untuk menegaskan makna/moral story.

3. Melatih problem solving & skill pemecahan masalah yang biasanya akan disisipkan di akhir cerita. Anak – anak akan belajar menyimpulkan serta memahami arti sebuah proses & hasil akhir. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com, dok. Room to Read)

 

Shares