Mind

Smart Mama Story: #StopMommyShaming

By  | 

TIME Magazine menyoroti isu seputar perubahan peran yang dialami oleh para mama di seluruh dunia. Survei yang dilakukan terhadap 913 responden menyatakan bahwa setengah dari para mama baru merasa dirinya tidak mendapat dukungan yang cukup, seringkali merasa menyesal, marah, bersalah, bahkan malu karena merasa tidak dapat menjadi sosok mama ideal yang melahirkan secara ‘normal’ tanpa bantuan operasi, hingga tidak sukses menyusui Si Kecil hingga berusia 2 tahun. Indeed, the vision of perfect motherhood hurts. 

time

Mommy shaming – Yes, it happens everytime, everywhere. Smart Mama menerima sedikitnya 30 sharing pengalaman yang mendeskripsikan kondisi tersebut melalui sosial media. Mulai dari ungkapan kesedihan karena menerima cibiran akibat tidak bisa melahirkan secara normal, dianggap bukan ibu yang sempurna karena tidak mampu menyusui bayinya sejak lahir, hingga ejekan dari sesama mama karena pilihan menjadi working mom mengharuskan diri sering meninggalkan Si Kecil bersama pengasuh (Baca juga: Smart Mama Story: Pengalaman Pertama Menjadi Seorang Mama).

IMG_20171021_003154_658

“Saya seringkali menerima cibiran karena melahirkan secara Caesar dan hanya mampu menyusui Si Kecil selama 4 bulan. Saya lebih berpikir bahwa kita semua pasti memiliki cerita masing – masing dibalik perjuangan menyesuaikan diri dengan perubahan peran yang menantang ini. So, stop mommy shaming. Pengalaman membesarkan anak pertama akan menjadi unforgettable moment bagi saya untuk terus memperbaiki diri saat akan mempersiapkan kehadiran anak kedua kelak,” – Tika Kartika. 

IMG_20171021_003203_723

“Saya sering merasa sedih karena banyak cibiran yang mengungkapkan bahwa working mama dianggap tidak mewakili sosok ibu sempurna karena tidak bisa merawat anak selama 24 jam. Bahkan ada saja pihak yang membuat tautan perbandingan antara working mama & stay at home mama. Dari pengalaman yang ditulis di dalam blog nya, seakan menggambarkan bahwa kami, as a working mama tidak peduli dengan pertumbuhan & perkembangan Si Kecil. Padahal kan perjuangan yang kami alami dalam keseharian justru lebih berlipat ganda, harus menyeimbangkan urusan kantor dan keluarga. Tidur siang sudah tidak ada dalam agenda, hampir – hampir kehabisan waktu istirahat,” – Putri Melati. 

IMG_20171021_003113_343

“Saya melahirkan secara Caesar, mampu memberikan ASI hanya selama 3 bulan & sedikit sekali produksinya. Di tengah kondisi ini saya mendapat kritikan dari dokter sehingga membuat stres. Bukannya tidak berjuang menyusui, saya pernah mencoba memberikan ASI langsung selama 2 jam tapi anak saya masih menangis kehausan. Sudah mengupayakan segala cara mulai dari konsumsi vitamin dan suplemen ASI tapi tetap tidak mampu menyusui eksklusif.. Belum lagi saat kembali bekerja, masih kerap menerima mommy shaming karena dianggap tidak bisa menjadi ibu yang sempurna; sedih sekali. Akhirnya sampai Si Kecil berusia 6 bulan, saya mulai kebal mendengar kritikan kiri dan kanan, apalagi saat melihat anak saya lahap mengonsumsi menu MPASInya,” – Yoan Adeleida.

#StopMommyShaming

Kita semua pasti setuju, pasti ada perjuangan & pengorbanan di balik setiap cerita kehamilan, proses melahirkan, hingga tumbuh kembang Si Kecil. Mommy shaming terbukti menjadi salah satu faktor pemicu stres. Dr. Wiyarni Pambudi dari Sentra Laktasi Indonesia mengungkapkan bahwa stres adalah pemicu utama penurunan kadar & produksi ASI bagi breastfeeding mama. Temukan support  group & minta bantuan pasangan untuk menciptakan suasana/mindset positif terutama saat masa ASI eksklusif (Baca juga: Manajemen Stres, Kunci Keberhasilan Menyusui).

Mari ciptakan lingkungan yang sehat & suportif, terutama kepada sesama mama. #StopMommyShaming. Daripada aktif mengkritik kehidupan mama lain, bukankah lebih baik jika kita bisa berkonsentrasi untuk terus memperbaiki diri & menjadi the best version for our family, menyebarkan semangat positif & cinta kasih untuk lingkungan sekitar? Remember, there is no such thing as a perfect mama. Lets drop the guilt, you’re amazing. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto, Various, dok. pribadi)

Shares