Career
Q&A: Bagaimana Menyeimbangkan Karier dan Keluarga
Q: Dear Smart Mama,
Saya adalah seorang istri, mama dari 2 anak laki-laki, dan juga seorang pengacara dengan karier yang cemerlang di sebuah law firm ternama. Selama beberapa tahun terakhir ini, sebenarnya saya merasa kerepotan menyeimbangkan antara karir dan kewajiban saya sebagai seorang mama. Apalagi saat ada meeting yang mengharuskan saya pulang lebih malam. Sedangkan, pengasuh anak-anak hanya bisa menjaga mereka hingga pukul 7 malam.
Saya ingin memiliki karier yang cemerlang, walau saya tak bisa mengesampingkan posisi saya sebagai seorang istri dan juga mama. Posisi yang membuat saya tak bisa tetap berada di kantor hingga tengah malam seperti rekan kerja pria.
Bulan depan, saya akan menghadapi review appraisal, dan ada beberapa selentingan gosip yang mengatakan kalau saya jauh dari penilaian yang diharapkan oleh perusahaan. Mengingat, saya selalu memilih pulang lebih awal untuk keluarga saya. Kondisi ini mulai membuat saya merasa kurang percaya diri dengan karier yang sangat saya cintai ini, apalagi saya telah berusaha dengan sangat keras untuk berada di posisi sekarang ini. Perlukah saya memilih profesi lain atau menurunkan ambisi saya dalam berkarier demi mendapatkan keduanya?
Anggia, 30 tahun, mama dari Deon, 4 tahun, dan Marco, 2 tahun.
A: Dear Mam Anggia,
Walau bagaimanapun, keluarga memang harus jadi prioritas utama ya, Mam? Dan tentunya, karir cemerlang yang Anda miliki saat ini, dengan status sebagai seorang istri dan mama dari 2 balita, tentu bukanlah hal yang mudah untuk diraih.Hal ini memang akan selalu jadi hal yang sulit ketika harus memilih antara ambisi dan juga naluri sebagai seorang ibu. Sebagai wanita profesional, tentunya kita menginginkan keduanya.
Menurut Carol Sankar, Business Consultant dan pendiri The Confidence Factor for Women in Leadership, sebagai wanita kita bisa memiliki semuanya, namun tentunya dengan kondisi yang tak selalu sesuai dengan yang kita harapkan. “Saya percaya kalau wanita dapat memiliki semuanya, namun tentunya dengan tingkat yang berbeda. Anda berada di tahap awal kepemimpinan, di mana perusahaan Anda sebenarnya mengetahui sampai sejauh mana kontribusi Anda pada perusahaan. Namun mereka memilih untuk membatasi peluang karier Anda, kecuali Anda melakukan pengorbanan, yaitu keluarga Anda sendiri. Ini adalah keputusan yang paling sulit bagi para wanita dengan prestasi yang cemerlang di perusahaannya.
There is no balance, there is only a decision, Mam! Mungkin sudah saatnya juga untuk meninjau kembali kebijakan cuti perusahaan, sehingga Anda dapat menggunakan cuti Anda sebaik mungkin bila memang dibutuhkan, dan tetap dapat berkontribusi bagi perusahaan. Ketika menghadapi waktu meeting dengan waktu yang tak dapat diperkirakan lamanya, mungkin Anda bisa meminta meeting diadakan tak terlalu sore, sehingga bisa pulang tepat waktu. Namun ketika Anda mengajukan permintaan ini, jangan jadikan kepentingan pribadi Anda sebagai alasannya. Ini merupakan salah satu kesalahan yang seringkali dilakukan oleh para bos wanita. Anda tak perlu menjelaskan tentang jam kerja baby sitter Anda dan jam berapa suami Anda tiba di rumah, karena itu adalah kepentingan pribadi Anda dan bukan tanggung jawab perusahaan. Dengan begitu, ketika karier Anda sedang dipertanyakan, mereka tak akan bisa menggunakan alasan-alasan pribadi Anda tadi sebagai pembenaran untuk menekan Anda.
Anda bisa mengambil cuti atau izin dari meeting bila memang sangat diperlukan, namun ganti waktu tersebut di hari lain ya, Mam. Tetaplah bekerja sebaik mungkin bagi karir Anda dan juga kemajuan perusahaan Anda. Jadi ketika perusahaan mencoba membatasi karir Anda, Anda dapat menyebutkan apa saja kontribusi Anda bagi kemajuan perusahaan. Anda sudah bekerja keras untuk bisa berada di posisi Anda sekarang ini, jadi jangan biarkan mereka membatasi karier Anda karena status Anda sebagai seorang mama. Anda juga tak perlu menurunkan ambisi Anda. See you at the top! (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)