Parenting
Tidur Sekamar dengan Anak, Ya atau Tidak?
Beberapa orangtua berpendapat bahwa tidur bersama anak dalam satu kamar adalah yang terbaik. Sedangkan bagi sebagian orangtua lainnya, mereka memilih tidur terpisah untuk mengajarkan kemandirian pada anak semenjak dini. Bagaimana dengan Anda, Mams? Bila bingung, simak artikel berikut ini yang membahas kelebihan dan kekurangan yang bisa Anda temui, saat memutuskan tidur bersama anak dalam satu kamar, ataupun memilih tidur terpisah.
Tidur Bersama Anak
Saat memiliki anak balita, tentunya banyak kekhawatiran yang dirasakan. Hingga kita sebagai orangtua, sebisa mungkin selalu bisa dekat dengan Si Kecil. Termasuk saat tidur di malam hari, beberapa orangtua memilih tidur bersama dalam satu kamar dengan anaknya. Dan hal ini pun disetujui Michael Commons, psikiater dari Universitas Harvard, AS. Menurutnya, kedekatan yang terjalin saat ibu tidur bersama dengan anak balitanya, dapat membuat balita tak mudah stres. Dan hal ini baik untuk perkembangan otak anak. Dampak positif lain yang didapat dari anak tidur bersama orangtua juga membuat anak jadi tak merasa takut atau cemas, hingga ia tumbuh menjadi anak mandiri dan tentunya lebih percaya diri. Sedangkan mama yang memilih tidur dalam satu kamar bersama bayinya, akan merasa lebih aman dan lebih mudah menyusuinya, mendukung pemberian ASI eksklusif karena menyusui di malam hari jadi lebih nyaman, membantu ibu menyusui mengatur kembali pola tidur agar sesuai dengan bayi.
Meskipun begitu, dampak negatif dari hal ini juga ada lho, Mamas. Disarankan, batas minimal bayi boleh tidur terpisah dengan orangtuanya adalah saat mereka berusia enam bulan. Karena pada usia tersebut, bayi sudah lebih mudah diajarkan beradaptasi tidur di lingkungan baru yang terpisah dengan ibunya. Lagipula, hal ini juga dapat menghindari risiko terjadinya bayi tertindih oleh orangtuanya saat mereka tertidur lelap. Sedangkan batas usia maksimal anak boleh tidur dengan orangtuanya adalah saat mereka berusia dua tahun. Di atas usia tersebut, anak sudah terlalu besar untuk tidur berdempetan dengan orangtuanya.
Tip Aman tidur bersama bayi:
- Posisikan tidur bayi dalam posisi telentang untuk mengurangi risiko terjadinya SIDS.
- Pastikan kepala bayi tidak tertutup selimut saat ia tidur.
- Pastikan kondisi tempat tidur Anda aman untuk bayi. Jangan sampai ada celah antara kasur dan ranjang yang bisa membuat anak terperangkap.
- Jangan biarkan bayi tidur sendiri di atas ranjang Anda.
- Pastikan ranjang pada bagian bayi Anda tidur cukup aman dengan memberinya batas, sehingga dapat mencegahnya terguling dan jatuh saat Anda tertidur pulas.
Tidur Terpisah
Sedangkan bagi sebagian orangtua yang memang dari awal sudah memutuskan tidur terpisah dengan anaknya, berharap anaknya sudah mulai belajar mandiri semenjak kecil. Dengan begitu, orangtua yang tidur terpisah dengan bayinya juga masih bisa memiliki privasi sebagai suami-istri. Selain itu, sebuah penelitian di Perancis juga menyebutkan kalau ternyata tak hanya orangtua saja yang membutuhkan privasi. Hasil penelitian menyatakan kalau ternyata bayi juga membutuhkan privasi sejak mereka baru dilahirkan. Setelah seharian lelah berinteraksi dengan ayah dan ibunya, maka saat malam hari, bayi butuh waktu untuk dirinya sendiri.
Sebenarnya tidur terpisah dengan bayi tidak akan menimbulkan masalah selama kebutuhan Si Bayi dapat terpenuhi di malam hari. Namun sayangnya, saat mama tidur terpisah dengan bayinya, terkadang mama tidak mendengar saat bayi menangis karena haus atau popoknya basah. Jika Si Bayi dibiarkan menangis dalam waktu lama, kemungkinan mereka akan menjadi stres karena kadar hormon stres kortisolnya meningkat. Lagipula, ia bisa kedinginan karena tidur di atas popok basah.
Jadi, apapun pilihan Anda dan suami, semuanya ada kelebihan dan kekurangannya ya, Mamas. Diskusikan dengan suami mana yang terbaik, dan minimalisir dampak negatifnya agar tak merugikan Anda sebagai orangtua, dan tentunya juga bagi Si Kecil. (Tammy Febriani/LD/Photo: Istockphoto.com)