Jika Suami Meminta Anda Resign Kala Hamil

Khawatir akan kondisi kehamilan serta sulitnya mencari pengasuh membuat Anda dan juga suami merasa bingung siapa yang akan mengurus Si Kecil nantinya. Maka dari itu banyak juga suami yang meminta istrinya, para mama dan calon mama bekerja, untuk mengundurkan diri dari kantor. Namun sebelum Anda mengikuti permintaan suami, ada baiknya perhatikan hal berikut.

• Keputusan ada di tangan Anda. Bekerja atau pun tidak adalah hak pribadi Anda. Jadi Andalah yang berhak menentukan keputusan besar tersebut karena menyangkut hidup Anda nantinya. Jangan sampai ke depannya Anda justru merasa terpaksa dan menyesali keputusan tersebut.
• Diskusikan bersama suami mengenai plus minusnya. Anda harus duduk berdua suami dan mendiskusikan berbagai macam kemungkinan. Bila perlu Anda berdua membuat tabel plus minus jika Anda bekerja dan jika tidak. Manakah yang lebih menguntungkan dan pilihlah yang memiliki nilai positif lebih banyak.
• Kalkulasi kembali pendapatan dan pengeluaran keluarga. Jika suami Anda bekerja sendiri tentu penghasilan akan berkurang, sementara kehadiran Si Kecil justru akan menambah pengeluaran. Hal ini kerap menjadi dilema lho Mams. Nah jika berdasarkan perhitungan detail pendapatan Anda sudah cukup untuk sekeluarga, maka Anda bisa mempertimbangkan untuk resign.
• Buat plan B. Plan B juga dapat menjadi jalan tengah, misalnya Anda mulai berpikir untuk merintis usaha yang menjanjikan atau Anda berdiskusilah dengan atasan menenai kemungkinan dapat bekerja paruh waktu saja sehingga suami tidak merasa khawatir lagi dan Anda tetap bisa mengaplikasikan ilmu Anda serta ikut mencari nafkah.
• Cari bantuan sejak dini. Meskipun Si Kecil belum lahir, tak ada salahnya jika sudah memiliki seorang pengasuh agar Anda juga sudah mengenalnya dengan baik sebelum Si Kecil lahir. Atau Anda bisa juga survei day care terbaik untuk bayi Anda nantinya. Bekerja ataupun tidak, Anda tetap butuh bantuan kan Mams, apalagi di awal kelahiran Si Bayi. (Karmenita Ridwan/LD/Photo: Istockphoto.com)