Finance

Smart Mama Story : Aturan Keuangan Saat Tinggal Serumah dengan Orangtua

By  | 

Atas berbagai macam alasan, banyak pasangan suami istri yang masih tinggal serumah dengan orangtua atau mertua. Ada yang masih tinggal berdua, namun ada juga yang sudah memiliki anak atau tengah mengandung. Lantaran ada lebih dari satu keluarga dalam satu rumah, tentu ada banyak pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari tersebut. Sebenarnya, bagaimana aturan keuangannya agar ‘sama-sama enak’ antara Anda maupun orangtua/mertua? Simak pengalaman para Smart Mama berikut.

“Sejak menikah sekitar enam bulan lalu, saya dan suami tinggal di rumah mertua. Kebetulan di rumah orangtua suami saya juga tinggal kakak ipar dan keluarganya serta tantenya suami dan dua anaknya, total ada 11 orang yang menetap sehari-harinya. Oleh karena itu, kami sepakat untuk saling membagi pos-pos pengeluaran rumah tangga bersama ini. Saya dan suami kebagian membayar listrik, internet, dan juga kebutuhan di kamar mandi seperti pasta gigi, sabun, shampo, dan pembersih wajah. Kami juga membeli roti dan susu bubuk untuk sarapan. Sementara kakak ipar bertanggung jawab untuk membayar sebagian kebutuhan pangan dan sembako bersama ibu mertua.”
Desi Elisa, 25 tahun, hamil 6 bulan

 “Kami tinggal di rumah orangtua saya sejak menikah kurang lebih empat tahun lalu. Sejak itu, saya dan suami sudah sepakat menyisihkan pendapatan kami berdua untuk kebutuhan rumah tangga dalam bentuk sejumlah uang tunai. Uang ini nantinya akan digunakan mama saya untuk membayar pembantu, listrik, makan sehari-hari seluruh anggota keluarga, serta itung-itung ‘uang jajan’ mama karena sudah membantu mengurus anak-anak saya di rumah. Selain itu kami juga rutin berbelanja bulanan seperti sembako dan seluruh keperluan kamar mandi. Seiring dengan meningkatkannya pendapatan kami berdua, maka saya dan suami juga sepakat untuk menambahkan cash money yang setiap bulan kami berikan ke mama.”
Karla, 37 tahun, mama dari Tris, 11 tahun, dan Adinka, 3,5 tahun

“Lantaran masih tinggal di rumah orangtua, saya dan suami juga mengerti bahwa kami harus ikut membagi pengeluaran bulanan bersama. Sejauh ini, biasanya saya membeli kebutuhan pangan dan sembako untuk di rumah selama tiga minggu. Di minggu terakhir, keperluan itu akan dibeli oleh mama saya. Tapi, jika ada rezeki lebih biasanya, saya juga yang akan membeli keperluan dapur di minggu terakhir itu. Di samping kebutuhan pangan, saya dan suami juga membayar biaya pembantu dan televisi kabel di rumah. Namun, bila ada kebutuhan lain di luar kebutuhan bulanan, seperti misalnya biaya pengeluaran rumah sakit karena beberapa waktu lalu, papa saya diopname selama beberapa minggu, kami juga patungan, termasuk dengan adik saya yang tinggal di luar kota. Siapa yang sedang memiliki uang lebih banyak, maka ia yang harus menyumbang lebih banyak pula.
Inta, 33 tahun, mama dari Iskandar, 4 tahun, dan Fairus, 2,5 tahun

Tip Smart Mama

Meskipun tinggal dengan orangtua sendiri, namun Anda tetap harus ‘tahu diri’ ya, Mamas. Pengeluaran bulanan pun memang sebaiknya dibagi dengan orangtua. Agar tidak terjadi konfik lantaran uang merupakan hal yang sensitif, terapkan tip berikut:

1. Walaupun mungkin orangtua atau mertua Anda tidak pernah meminta secara langsung berapa uang yang harus Anda berikan untuk membantu kebutuhan rumah tangga sehari-hari, sebaiknya Anda dan suami sudah menyepakati jumlah uang atau pengeluaran apa saja dalam sebulan yang menjadi tanggung jawab Anda berdua

2. Jujurlah pada orangtua atau mertua mengenai kondisi keuangan yang Anda miliki. Jika memang Anda dan suami memang tengah ada keperluan mendadak atau biaya tak terduga, mungkin Anda bisa mengurangi 10-20 % dari pengeluaran rutin yang biasa Anda bayarkan per bulan. (Lenny Delima/Photo: Istockphoto.com)

Shares