Health
Sindrom Reye, Penyakit Langka pada Balita
Tahukah Mams bahwa ada banyak penyakit langka yang rawan menyerang bayi dan balita? Namun, walaupun langka, ada baiknya Mamas tetap waspada. Salah satu penyakit langka tersebut adalah sindrom Reye. Seperti dilansir dalam situs www.kidshealth.org, sindrom yang pertama kali ditemukan oleh ahli patologis Australia, R. Douglas Reye di tahun 1963 ini umumnya menyerang anak-anak pada umur empat tahun.
Pengertian sindrom Reye
Hampir sama seperti sindrom langka lainnya, penyebab sindrom Reye adalah infeksi virus, terutama setelah musim cacar air atau flu. Namun, infeksi virus sindrom Reye jauh lebih fatal akibatnya dari sekadar flu, karena virusnya bisa memengaruhi hati dan otak.
Penyebabnya
Sejumlah pakar dan praktisi kesehatan masih terus meneliti apa yang menjadi penyebab sindrom Reye. Namun, pada beberapa kasus, salah satu faktor pemicunya adalah dosis konsumsi aspirin yang berlebihan pada bayi dan balita ketika Si Kecil terserang flu atau pilek. Karena penggunaan aspirin dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom reye, maka pemberian aspirin pada anak tak lagi di rekomendasikan, kecuali untuk pengobatan tertentu seperti peyakit Kawasaki.
Gejala
Karena disebabkan oleh infeksi virus, maka gejala sindrom Reye hampir tidak ada bedanya dengan gejala penyakit flu, pilek, diare, atau cacar air. Bahkan, seringkali, sindrom Reye tidak terdeteksi sejak dini, sehingga menjadi parah dan berakibat fatal. Lalu bagaimana mengenalinya? Berikut beberapa hal yang bisa digunakan sebagai acuan bagi Anda untuk mencurigai jikalau penyakit ini menyerang buah hati Anda:
- Bernapas lebih cepat.
- Frekuensi diare yang cukup sering.
- Mudah merasa lelah dan mengantuk yang berlebihan.
Walau tidak muncul secara bersamaan, namun pada tahap akut, balita akan mengalami:
- Kejang.
- Meracau (mengigau).
- Kehilangan pendengaran.
- Kehilangan penglihatan,
- Mengalami koma.
Diagnosa
Yang patut disayangkan, seringkali sindrom Reye salah terdiagnosa. Terutama oleh praktisi kesehatan yang belum pernah mengetahui sindrom Reye, seringkali penyakit ini didiagnosis sebagai penyakit meningitis, diabetes, keracunan, overdosis obat, atau bahkan SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) yang juga cukup berbahaya.
Meskipun penyakit ini sudah jarang ditemui, namun tidak ada salahnya jika Mama tetap berhati-hati. Umumnya, balita yang menjadi pasien sindrom Reye akan menjalani serangkaian pemeriksaan, seperti tes darah, tekanan darah, pemberian insulin, sekaligus perawatan di rumah sakit selama proses pemulihan.
Menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam www.kidshealth.org, saat ini jumlah pasien anak yang berhasil bertahan melawan sindrom Reye meningkat hingga 80%. Semakin dini sindrom Reye dikenali dan ditangani, makin besar pula kemungkinan bagi pasien balita untuk bertahan. Terlambat mengetahui gejala dan menjalani perawatan, pasien sindrom Reye berpotensi mengalami kerusakan otak dan kelumpuhan. (Tammy Febriani/LD/Photo: Istockphoto.com)