Health

Waspada Kanker pada Anak

By  | 

Mamas, September diperingati sebagai childhood cancer awareness month di mana bulan ini saatnya kita mengingat dan mengenang keluarga atau kerabat yang terkena penyakit tersebut, serta lebih aware terhadap penyakit yang kian hari semakin banyak penderitanya ini. Apalagi kini penyakit tersebut juga banyak diderita oleh balita. Saatnya kita semua bersama-sama mengenal lebih jauh seputar kanker pada anak agar semua mama di Indonesia lebih memahami, medalami, waspada, serta melakukan tindakan pencegahan terhadap kanker pada anak. Yuk simak pembahasan Smart Mama berikut.

Kanker Anak di Indonesia

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker bertambah sekitar 6,25 juta jiwa di seluruh dunia. Dan 4% atau sekitar 250.000 diantaranya adalah anak-anak. Di Indonesia sendiri penderita kanker pada anak juga terus meningkat. Diperkirakan setiap tahun ada 4.100 kasus kanker baru yang terjadi.

Untuk itu dibutuhkan kesadaran bagi semua orangtua agar melakukan pemeriksaan secara rutin karena pada dasarnya kanker pada anak dapat disembuhkan jika terdeteksi sejak dini. Sayangnya, banyak pasien kanker anak di Indonesia dibawa ke dokter setelah menderita kanker stadium lanjut, sehingga sulit diselamatkan. Oleh karena itu, sangat penting bagi semua orangtua menggali info sebanyak-banyaknya mengenai kanker anak meskipun anak Anda bukan penderita kanker. Jangan sampai terlambat ya Mams.

Jenis Kanker pada Anak

Pada umumnya jenis atau tipe kanker yang menyerang anak-anak adalah sebagai berikut:

  • Leukeumia atau kanker darah. Kanker jenis ini menyerang sekitar 30-40% dari semua anak penderita kanker. Yang biasanya diderita oleh anak-anak adalah acute lymphocytic leukeumia (ALS) dan acute myelogenous leukeumia (AML). Penderita penyakit ini biasanya mengalami nyeri pada tulang dan otot, mual, pucat, demam, cepat lelah, pendarahan, serta berat badan menurun.
  • Kanker otak. Kanker jenis ini berada di urutan dua tipe kanker yang paling banyak diderita anak, yakni sekitar 26%. Biasanya ditandai dengan sakit kepala, mual, kerap muntah, penglihatan kurang jelas, serta sulit berjalan. Jika biasanya orang dewasa memilikit tumor di kepala, pada anak-anak tidak selalu ada.
  • Neuroblastoma. Sekitar 6% dari penderita kanker anak menderita neuroblastoma yakni kanker yang menyerang sel saraf yang belum matang, neuroblastoma terjadi saat pembentukan embrio. Maka dari itu kerap ditemukan pada toddler dan jarang sekali terjadi pada anak di atas usia 10 tahun. Balita yang mengalami penyakit ini kerap merasa sakit perut dan saat Anda pegang perutnya kembung. (Baca: Neuroblastoma, Penyakit Berbahaya pada Balita).
  • Wilms tumor. Kanker ini biasanya ditemukan di area ginjal dan menyerang anak usia 3-4 tahun, jarang terjadi pada anak di atas usia 6 tahun. Penyakit ini bisa terdeteksi dengan adaya benjolan di area perut. Gejala yang dialami Si Kecil adalah demam, mual, serta tidak napsu makan.
  • Lymphoma. Kanker ini menyerang sistem imun Si Kecil, dan dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti limpa, sumsum tulang, darah, atau organ lainnya yang pada akhirnya akan membentuk tumor. Lymphoma dapat menyebabkan anak demam, cepat lelah, keringat berlebih, serta timbul benjolan di leher, atau ketiak.
  • Rhabdomyosarcoma. Kanker ini menyerang jaringan lunak tubuh Si Kecil yang terdiri dari jaringan otot tendon dan connective tissue. Kanker jenis ini dapat ditemukan hampir di seluruh bagian tubuh. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada anggota tubuh yang diserang dan timbul benjolan. Kanker ini diderita sekitar 3% dari penderita kanker anak.
  • Retinoblastoma. Kanker ini sering terjadi pada anak berusia 2 tahun dan menyerang penglihatannya. Hal ini dapat terdeteksi karena biasanya cara melihat Si Kecil agak aneh tidak seperti umumnya orang lain. Biasanya jika dokter melihat matanya dengan senter, pupil Si Kecil berwarna merah sedangkan pada penderita retinoblastoma berwarna putih atau pink.
  • Kanker tulang. Sesuai namanya, kanker ini memang menyerang bagian tulang Si Kecil. Seluruh tulang dalam tubuh dapat diserang oleh kanker satu ini, tetapi sebagian besar menyerang tulang kaki atau lengan. Gejala umumnya adalah nyeri dan bengkak pada tulang, demam, tulang lemah, berkeringat di malam hari, serta penurunan berat badan.

Yuk, Cegah Sejak Dini!

Meskipun para ahli mengatakan kanker anak memang sulit dicegah karena biasanya terjadi sejak Si Kecil dilahirkan dan diduga akibat penyimpangan pertumbuhan sel. Namun tidak ada salahnya jika kita berusaha mengantisipasinya dengan cara berikut.

  • Penerapan gaya hidup sehat. Biasakan anak mengonsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah. Terapkan juga pada anak-anak untuk cinta olahraga. Hindari makanan cepat saji atau yang berkandungan MSG tinggi. Ingatkan Si Kecil untuk selalu mencuci tangan setelah melakukan sesuatu.
  • Hindari rokok. Jika Anda dan pasangan adalah perokok, sebaiknya segera hentikan kebiasaan tersebut demi kesehatan Si Kecil. Asap rokok memicu risiko terkena kanker paru-paru pada Si Kecil.
  • Perhatikan asupan anak. Kurangi konsumsi garam dan gula. Garam dapat membunuh sel sehat dalam tubuh sementara gula adalah santapan sel kanker. Hindari juga makanan atau minuman dengan banyak pengawet, serta makanan olahan. Kurangi juga dairy product ya Mams, konon produk-produk dairy juga dapat memicu tumbuhnya sel kanker. Tidak perlu dihindari sama sekali sih, Mams karena kaya manfaat juga, hanya saja konsumsinya jangan berlebihan.
  • Hindari polusi. Memang agak sulit sih, mengingat Indonesia khususnya kota Jakarta memiliki predikat salah satu kota berpolusi tertinggi di dunia. Namun tak ada salahnya mencoba dengan penggunaan masker jika ia harus berjalan di jalan raya.
  • Perhatikan kestabilan berat badannya. Obesitas juga bisa menjadi pemicu timbulnya kanker. Jaga kestabilan berat badan dengan banyak beraktivitas sehingga ia dapat membakar kalori yang diasup dengan tepat.
  • Hindari stres. Perhatikan hal satu ini ya Mams, stres juga dapat menjadi pemicu timbulnya sel kanker dalam tubuh Si Kecil. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan bahagia baginya. (Karmenita Ridwan/LD/Photo: istockphoto.com)

 

Shares