Parenting
Apakah Anda Hyper Parenting?
Kekhawatiran akan masa depan anak menjadikan orangtua ingin melakukan yang terbaik untuk Si Kecil. Sayangnya, terkadang hal tersebut dilakukan demi obsesinya sendiri. Misalnya, seorang kenalan memaksa anaknya untuk kursus sepakbola karena dulu ia dilarang menjadi pesepakbola profesional oleh orangtuanya. Seorang teman menjejali Sang Anak dengan berbagai kursus, alasannya agar anaknya berprestasi di bidang akademik. Saya sendiri tanpa disadari terkadang suka juga memaksakan kehendak, untungnya ada pasangan yang kerap mengingatkan. Sebenarnya pola asuh seperti apa sih hyper parenting itu? Kita simak bersama yuk Mams, agar kita sama-sama terhindar dari pola asuh yang salah.
Ciri-ciri Hyper Parenting
- Merasa khawatir yang berlebihan terhadap masa depan anak, sehingga mengikutsertakan anak dalam berbagai kegiatan.
- Menilai keberhasilan anak hanya berdasarkan prestasi akademik.
- Suka membandingkan Si Kecil dengan anak lain apalagi dalam hal prestasi belajar.
- Tidak pernah puas dengan prestasi anak.
- Merasa tersinggung jika anaknya dikritik.
- Cenderung menyalahkan orang lain seperti tim pengajar, jika anaknya kurang berhasil.
Dampaknya pada Si Kecil
Menurut seorang peneliti dari Universitas Mary Washington di Virginia,seorang anak yang tumbuh dengan pola asuh hyper parenting akan mengalami depresi saat ia kuliah nanti. Hal ini disebabkan ia merasa terlepas dari pegangan karena selama ini ada orangtua hyper parenting yang kerap mengatur seluruh ritme hidupnya termasuk jadwalnya. Dampak jangka pendek, anak tersebut bisa mudah lelah, stres, kurang kreatif, dan akhirnya suka membangkang. Dan yang menurut saya paling menyedihkan adalah Anda dan Si Kecil sama-sama kehilangan momen indah keakraban dan kebersamaan antara orangtua dan anak.
Agar Terhindar dari Hyper Parenting
- Tanamkan pada diri Anda untuk menghargai minat dan bakat anak.
- Biasakan berdiskusi tentang segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga dan hargai pendapatnya.
- Pendidikan memang penting untuk masa depan namun pastikan waktu belajar dengan hak bermain Si Kecil seimbang. Ingat Mamas, dengan bermain anak juga belajar lho.
- Lakukan pendekatan pada anak, dengan begitu Anda jadi lebih mengerti keinginan anak dan ia pun tidak merasa terlalu diatur dan dikekang oleh Anda. (Karmenita Ridwan/LD/Photo: istockphoto.com)