Parenting
Melihat Isi ‘Curhat’ Para Murid Guru Bimbingan Konseling di Selembar Kertas
Tidak mudah bagi orangtua untuk benar-benar memahami apa isi hati anak. Apalagi bila ia termasuk anak yang tertutup. Seringkali butuh orang ketiga untuk mengetahui apa sebenarnya yang dirasakan seorang anak akan hidupnya.
Baru-baru ini seorang guru BK (Bimbingan Konseling) memberikan tugas kepada murid-muridnya untuk mengungkapkan isi hati mereka (curhat) di atas kertas. Cara ini ia lakukan dengan tujuan memahami perasaan para siswa-siswinya.
“Sebagai guru BK, saya mencoba untuk memahami perasaan siswa. Hari ini saya menerapkan teknik journaling di buku yg disampul seragam satu kelas tanpa nama, hanya ada kode dari saya. Hari ini saya minta mereka untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka. Lihat apa yg mereka tulis,” tulis guru tersebut melalui akun Twitter @suriresutari_
Dalam unggahan itu, ia pun melampirkan foto-foto kertas yang berisi ‘curhat’ murid-muridnya yang duduk di bangku kelas 3 SMP.
Tak disangka, ‘curhat’ para murid yang menggambarkan isi hati mereka, mendapatkan berbagai reaksi dari para netizen yang melihatnya.
Dari beberapa foto yang dibagikan, salah satu murid mengaku merasa kesepian. Ia menggambarkan dirinya yang merasa bingung akan arah pulang karena pada gambar yang ia buat terlihat bahwa kedua orangtuanya sepertinya sudah berpisah.
“Bingung ga tau arah pulang. Sedih juga tapi senang juga. Cuma pengen pulang,” lanjutnya.
Selain itu, murid lainnya mengaku bahwa perasaan dirinya sedang ‘campur aduk’, ‘misterius’ disertai dengan gambar wajah yang terlihat kacau di atas kertas.
‘Curhat’ murid lainnya mengatakan bahwa ia hanya ingin ketenangan. Hanya ingin bercerita keluh kesahnya kepada alam yang bisa menjaga rahasianya. “Aku tidak suka manusia yang berisik & banyak bicara,” tulisnya disertai dengan gambar seperti benang kusut dan pemandangan alam.
“Awalnya melalui postingan ini, saya ingin menyampaikan kepada para orang dewasa bahwa jangan menyepelekan masalah anak remaja awal, masalah mereka pun sudah kompleks. Tidak ada maksud untuk menyebarkan privasi siswa saya,” terang Suri tentang harapannya pada orangtua dengan anak remaja.
Melihat ‘curhat’ para murid-murid yang memasuki masa remaja ini tentu membuat kita jadi berpikir, apakah Si Kecil juga merasakan berbagai hal tak mengenakkan yang mungkin tak kita ketahui? Meski mungkin Mams dekat dengan Si Kecil, bisa jadi tak semua hal ia akan ceritakan pada kita. Khawatir? tentu bisa sangat dipahami.
Lalu apa yang harus dilakukan? Bila Mams mendapati Si Kecil mengalami perubahan sikap di kesehariannya, saran kami, coba tanyakan secara langsung terlebih dahulu, bila ia menolak, mungkin Mams bisa minta bantuan orang terdekat yang ia percayai. Solusi lain, Mams bisa meminta bantuan psikolog remaja yang memang ahli di bidangnya. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com, Twitter Suri Restu Ari)