Education
Tak Hanya Cerdas Akademik, Cerdas Budaya juga Wajib Dimiliki Si kecil
Kecerdasan budaya dan bahasa saat ini diyakini sangat penting dikuasai Si Kecil untuk menyiapkan dirinya di abad 21.
Kompetensi abad 21 sendiri meliputi Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Character. Dari kompetensi 5C tersebut, kita bisa melihat bahwa kecerdasan budaya dan bahasa merupakan perangkat kecakapan abad 21 yang harus dimiliki oleh generasi muda dan calon pemimpin masa depan. Harapannya, dengan cerdas budaya, Si Kecil dapat memahami, berpikir, berkomunikasi, dan berperilaku secara efektif dalam menghadapi berbagai perbedaan yang ada, sehingga lebih adaptif dan inklusif dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Namun, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan kecerdasan budaya? Secara spesifik, kecerdasan budaya meliputi kecerdasan interpersonal yang meliputi 4 faktor, yaitu pengetahuan, strategi, motivasi, dan perilaku. Kecakapan ini perlu ditanamkan sejak dini sehingga Si Kecil dapat berinteraksi dengan baik serta memiliki karakter positif, seperti budi pekerti, toleransi, keterbukaan, dan adaptif.
Psikolog Anak dan Remaja Vera Itabiliana menjelaskan bahwa kecerdasan budaya mengacu pada kemampuan seseorang untuk berinteraksi secara efektif dalam konteks beragam budaya, yang tentunya berkaitan dengan kompetensi kognitif atau berfikir, mengelola emosi, dan berperilaku saat berhadapan dengan orang lain. Apabila anak cerdas budaya, mereka akan lebih luwes dalam bergaul, memiliki kecakapan komunikasi lebih baik, fleksibel dalam pikir atau open minded, serta mampu menjalin hubungan lebih harmonis dan minim konflik dengan orang-orang di sekitarnya,” jelasnya di sela-sela acara Webinar Cultural Intelligence: An Essential Skill Set for 21st Century yang diselenggarakan oleh sekolah intercultural Sampoerna Academy.
Vera juga menambahkan selain peran sekolah, pengembangan karakter dan kemampuan cerdas budaya pada Si Kecil sebaiknya juga dilakukan di keluarga atau rumah. “Ada berbagai cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk melatih kecakapan ini. Mulailah dengan memperkenalkan budaya sendiri kepada Si Kecil, setelah itu mengajak Si Kecil melihat atau memperhatikan budaya lain yang ada. Ajarkan ia untuk berempati terhadap budaya lain yang mungkin berbeda dengan budaya sendiri. Para orangtua juga bisa melibatkan Si Kecil dalam perilaku atau gestur yang menghargai budaya lain, atau bisa juga dengan memperkenalkan bahasa baru,” jelas Vera lebih lanjut.
Sejalan dengan pemikiran tersebut, Sampoerna Academy mengembangkan kecerdasan budaya siswa melalui dua cara, yaitu pembelajaran budaya dan program trilingual yang diterapkan di sekolah, atau pembelajaran tiga Bahasa yaitu Bahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin, serta mempertahankan sistem budaya Asia dengan mengedepankan keharmonisan, nilai-nilai sosial, dan saling menghargai. Hal ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pola pikir global sambil tetap menjunjung prinsip luhur Asia di mana mereka lahir atau tinggal.
“Melalui perayaan Lunar New Year tahun ini, para murid dapat mengembangkan kecerdasan budaya dan kompetensi bahasa sehingga kelak mereka bisa menjadi calon pemimpin yang memiliki keterampilan interpersonal yang baik, karakter yang cakap, penuh toleransi, inklusif, dan tentunya mampu beradaptasi dalam menghadapi persaingan global,” tutup Adelina Holmes, Principal Sampoerna Academy Pakuwon Indah. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. iStockphoto.com)