Mind
Tips Menyusui Bebas Drama di Hari-hari Awal Si Kecil
lMenyusui memiliki banyak manfaat baik bagi mama maupun Si Kecil. ASI memiliki peran penting dalam meningkatkan gizi, pendidikan, kesehatan mama dan Si kecil, serta keberlangsungan hidupnya. Hal ini pun didukung oleh publikasi WHO, dimana menyusui dapat memberikan perlindungan utama dari penyakit menular sebagai penyebab umum kematian, dan dapat menurunkan angka kematian.
Terlepas dari semua manfaat menyusui, memperoleh informasi dan keterampilan yang tepat mengenai menyusui dapat menjadi tantangan bagi new parents.
“Menyusui merupakan suatu proses yang alami, tetapi untuk berhasil menyusui dengan tenang dan nyaman membutuhkan ilmu, kesabaran, dan kemauan yang kuat. Akan lebih baik apabila pada masa kehamilan, calon mama sudah memiliki pengetahuan tentang menyusui sehingga tidak kaget ataupun tidak panik saat mengalami tantangan. Agar menyusui berhasil, bukan hanya mama yang perlu mempunyai ilmu dan kesiapan mental. Mama juga perlu didukung oleh seluruh support system dalam keluarga, mulai dari suami, baby sitter, orang tua atau mertua,” ujar dr. Ayudya Soemawinata, BMedSc (Hons), di sela-sela webinar “Menyusui Bebas Drama di Hari-hari Awal Si Kecil”.
Persiapan Menyusui
Konselor laktasi ini menjelaskan beberapa hal penting yang harus dipahami mama dan keluarga dalam mempersiapkan mama untuk menyusui, seperti:
1.Hampir seluruh wanita memiliki kelenjar susu dan bisa memproduksi ASI (kecuali memiliki kondisi medis tertentu dan itu pun jarang terjadi).
2.Payudara sudah siap untuk memproduksi ASI sejak minggu ke-16 masa kehamilan.
3.ASI diproduksi secara bertahap. Wajar apabila pada empat hari pertama ASI yang keluar hanya sedikit. Hal ini juga berhubungan dengan kapasitas lambung bayi yang baru 10 ml. Jika selama 2—3 hari pertama setelah bayi lahir, mama tidak dapat menyusui, hendaknya mama tidak perlu khawatir karena bayi masih memiliki cadangan makanan di dalam tubuhnya.
4.ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi (supply and demand). Bagi mama yang bekerja, tetap perlu memompa secara teratur saat tidak bersama bayi. Payudara harus benar-benar dikosongkan agar ASI terus berproduksi. Ketika payudara benar-benar kosong, sel-sel payudara akan mengirimkan sinyal ke sel-sel otak untuk memproduksi ASI kembali karena bayi akan segera menyusu. Sel-sel otak akan merespons sehingga ketika bayi akan minum ASI, produksi ASI sudah tersedia. Tubuh akan mengikuti ritme bayi minum susu. Jadi, jika bayi terbiasa minum setiap dua jam, tubuh akan mengikuti ritme itu untuk memproduksi ASI saat payudara benar-benar kosong.
5.Produksi ASI sama sekali tidak berhubungan dengan ukuran payudara dan ukuran tubuh mama.
6.Kondisi emosional dan asupan gizi mama mempengaruhi produksi ASI.
7.Penggunaan botol atau dot dapat menyebabkan bingung puting dan mengganggu proses menyusui. Bagi mama bekerja, pemberian ASI dengan cup feeder, sendok, spuit, pipet medis, dan spoon feeder lebih disarankan dibandingkan dengan memberi dot kepada bayi.
Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Selain itu, hendaknya mama dan pasangan juga memahami pentingnya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) baik bagi mama maupun bayi.
Menyusui pertama kali sebenarnya dimulai dari proses inisiasi menyusui dini (IMD). Menurut dr. Ayudya, banyak manfaat yang diperoleh dari proses IMD yang optimal, antara lain:
1.Kontak kulit antara mama dan bayi dapat mengatur suhu tubuh bayi dan memperkuat ikatan di antara mereka.
2.Gerakan bayi saat berpijak dan menendang perut mama dapat menstimulasi kontraksi rahim.
3.Saat bayi bergerak mencari aerola, gerakan membenturkan kepala ke payudara menyerupai pijatan untuk menstimulasi payudara.
4.Bayi memperoleh kolostrum yang sangat baik untuk imunitas bayi.
5.Awal pemantapan proses menyusui.
Di hari-hari awal setelah melahirkan, mama sebaiknya fokus untuk menjalin bonding dengan bayi, belajar untuk menyusui, belajar menggendong bayi, dan belajar mencari posisi yang nyaman untuk ibu dan bayi. Pengetahuan yang juga perlu diketahui mama agar berhasil menyusui adalah perlekatan dan posisi menyusui.
“Kalau perlekatannya benar, mama tidak akan merasa nyeri. Kalau mama merasa sakit berarti ada yang salah karena kalau perlekatan sudah benar, mama tidak akan merasa sakit. Saat akan menyusui, sebagian areola (sekitar 2 cm apabila aerolanya besar) atau seluruh aerola dimasukkan ke mulut bayi ketika mulut bayi sudah terbuka lebar. Apabila hanya puting yang masuk ke mulut bayi, mama akan merasa sakit dan ASI yang keluar sedikit. Akibatnya, bayi menyusu jadi lebih lama, bayi menjadi kesal bahkan mungkin jadi malas menyusu. ASI yang keluar hanya sedikit-sedikit dapat mengurangi produksi ASI,” jelas dr. Ayudya.
Selain itu, dr. Ayudya juga menyarankan agar mama harus dalam posisi nyaman sebelum bayi mengikuti posisi mama. “Jadi, bukan badan mama yang mengikuti badan bayi karena mama akan merasa pegal. Apabila belum terbiasa menyusui, mama bisa dibantu oleh suami atau baby sitter atau anggota keluarga yang lain untuk menggendong bayi dulu. Setelah mama merasa posisinya nyaman barulah bayi diberikan kepada mama untuk disusui,” lanjutnya.
Menyikapi tantangan para new parents dalam memberikan ASI eksklusif bagi bayinya, Good Doctor bekerja sama dengan KonsulASI memberikan edukasi kesehatan yang kredibel tentang menyusui, termasuk bagaimana memerah ASI dan menyimpannya dengan benar. Inisiatif Good Doctor untuk peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat ini akan dilakukan secara rutin. sejak 22 Januari 2022 lalu. Khusus diselenggarakan untuk menyasar para new parents, khususnya para mama yang baru pertama kali melahirkan, Mams dapat memperoleh bimbingan langsung dari dokter konsultan laktasi bersertifikat dengan cepat dan mudah.
“Edukasi rutin menyusui ini merupakan bagian dari program Good Parents Club kami yang sejalan dengan komitmen kami dalam memberikan edukasi kesehatan yang berkualitas kepada pengguna kami. Para mama juga dapat berkonsultasi dengan dokter kami di aplikasi Good Doctor 24 jam setiap hari,” jelas Head of Medical PT Good Doctor Technology Indonesia, dr. Adhiatma Gunawan. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Freepik)