Parenting
Bagaimana Meningkatkan Rasa Percaya Diri Si Kecil?
Rasa tidak percaya diri juga sering dialami oleh Si Kecil karena berbagai alasan.
Tak hanya ketika mengikuti lomba, kadangkala saat harus tampil di depan kelas pun Si Kecil bisa merasa sangat tidak nyaman. Bila Mamas mendapati hal itu terjadi pada Si Kecil, coba cari tahu penyebabnya ya, Mamas!
Untuk mengetahui apakah Si Kecil memiliki rasa percaya diri yang rendah, perhatikan tanda-tanda berikut. Mengenali tandanya, akan membantu Mamas mengetahui bagaimana ia berhubungan dengan dunia di sekitarnya. Ketika pola perilaku ini berulang, maka Anda perlu lebih peka terhadap suatu masalah yang mungkin dihadapi Si Kecil.
1.Menghindari tugas atau tantangan tanpa mencobanya terlebih dahulu. Hal ini bisa menandakan adanya ketakutan Si kecil akan kegagalan atau rasa tidak berdaya.
2.Dia berhenti di tengah permainan atau tugas. Menyerah adalah tanda pertama frustrasi.
3.Dia berbohong ketika ia yakin kalau ia akan kalah atau bermain buruk.
4.Dia menunjukkan tanda-tanda kemunduran, bertingkah seperti bayi atau berperilaku konyol. Jenis perilaku ini mengundang ejekan dan panggilan dari anak-anak lain, yang justru akan membuatnya semakin tak percaya diri.
5.Dia menjadi pengontrol, suka memerintah, atau tidak fleksibel sebagai cara untuk menyembunyikan perasaan tidak mampu, frustrasi, atau tidak berdaya.
6.Dia membuat alasan atau meremehkan pentingnya suatu peristiwa (“Lagipula saya tidak terlalu suka permainan itu”), menggunakan rasionalisasi semacam ini untuk menyalahkan orang lain atau kondisi eksternal lainnya.
7.Nilai di sekolah menurun, atau dia kehilangan minat pada kegiatan yang biasa ia lakukan.
8.Dia menarik diri secara sosial, hilang atau kurang kontak dengan teman.
9.Mengalami perubahan suasana hati, menunjukkan kesedihan, tangisan, ledakan amarah, hingga frustrasi,.
10.Dia membuat komentar kritis terhadap diri sendiri, seperti “Saya tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar,” “Tidak ada yang menyukai saya,” “Saya jelek,” “Itu salah saya,” atau “Setiap orang lebih pintar dari saya.”
11.Dia kesulitan menerima pujian atau kritik.
12.Dia menjadi terlalu khawatir atau sensitif tentang pendapat orang lain tentang dirinya.
13.Untuk anak dengan usia lebih besar, ia tampak sangat terpengaruh oleh pengaruh negatif teman sebaya, mengadopsi sikap dan perilaku seperti meremehkan sekolah, membolos, bertindak tidak hormat, mengutil, atau bereksperimen dengan tembakau, alkohol, atau obat-obatan.
Lalu bagaimana menyikapinya?
Biasanya anak hanya butuh diyakinkan kembali dengan cara membuat ia merasa tenang dan nyaman dengan kata-kata yang menenangkan.
“Mama bisa lihat kamu cemas karena akan tampil dan merasa kurang percaya diri. Mama mengerti kok. Tapi coba kamu ingat-ingat deh waktu lomba sebelumnya, kamu keren lho. Mama yakin kamu bisa, orang lain juga yakin akan hal itu. Jadi kamu tak perlu khawatir. Kamu bisa diam dulu disini selama lima menit untuk menenangkan diri, lalu kamu maju tampil ya. Mama akan mendukung kamu,” saran Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Ananta, M.Psi, di sela-sela acara LOTTE Choco Pie MAMAKU Online Fan Gathering.
Selain kata-kata, Samanta juga mengatakan bahwa Mamas bisa menenangkan Si Kecil dengan memeluk dan menciumnya.
Bila hal ini tidak membantu, maka sebaiknya Mamas mengajak Si Kecil untuk berkonsultasi dengan expert agar kondisi ini tak berlarut-larut. Kurangnya rasa percaya diri akan memengaruhi masa depan Si Kecil baik dalam hal bersosialisasi, akademis, maupun dunia kerja nantinya. (Tammy Febriani/KR/Photo: Doc. Freepik)