5 Panduan dari Google Agar Anak Aman Berinternet
1 dari 3 pengguna internet di Indonesia adalah anak – anak (Riset Google bersama lembaga riset Fluent). 5 Hal berikut ini dapat mengingatkan kita, orangtua dan anak – anak untuk tetap aman dan tangkas berinternet.
Google Indonesia meluncurkan program Tangkas Berinternet, didukung oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak RI, Kementrian Pendidikan & Kebudayaan RI, dan Kementrian Komunikasi & Informatika RI (10/2/2020). Merupakan sebuah programnya global literasi digital dan keamanan online bertujuan untuk meningkatkan ketahanan berinternet anak – anak.
Berikut adalah 5 topik penting agar anak – anak semakin cerdas dan aman saat berselancar di dunia maya:
- Cerdas (Hati – hati dalam berbagi): Pertimbangkan baik – baik konten apa dan dengan siapa kamu membagikannya; Pahami konsekuensi yang muncul karena berbagi; Simpan informasi yang sangat sensitif untuk diri sendiri.
- Bijak (Berbuat baik itu keren): Manfaatkan kekuatan internet untuk menyebarkan hal positif; Blokir perilaku kejam atau tidak pantas; Lawan dan laporkan perundingan (bullying) setiap kali kamu menghadapinya.
- Cermat (Jangan mudah tertipu): Ketahui cara membedakan antara yang asli dan yang palsu; Pahami phishing dan cara melaporkan nya; Kenali tanda – tanda kemungkinan scam.
- Tangguh (Jaga rahasiamu): Bertanggung jawablah untuk melindungi informasi yang penting; Buat sandi yang unik dan mudah diingat; Buat sandi yang kuat dengan menggabungkan huruf besar – kecil, angka, dan simbol.
- Berani (Tanya kalau ragu): Laporkan perilaku yang tidak pantas; Bertindaklah ketika melihat hal yang membuatmu merasa tidak nyaman; Laporkan ketika kamu melihat ada pengguna yang diperlakukan dengan buruk di internet.
Panduan ini disusun secara personal untuk keluarga dan pengajar, berisi panduan pokok dalam membimbing anak untuk ber internet, serta skenario kegiatan keluarga yang bisa dilakukan di rumah untuk menyusun aturan atau memecahkan berbagai problem yang muncul saat sedang berinternet. Misalnya, bertanya kepada anak apakah sudah meminta ijin untuk mengunggah foto orang lain dalam akun sosial medianya?
Mamas yang ingin mengetahui panduan ini, silakan klik download.
Putri Alam – Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah, Google Indonesia sekaligus mama dari 4 orang anak mengakui bahwa di era kini, kehidupan personal dan keluarga sudah berubah. “Anak saya bahkan mampu membuat patung hanya berbekal ilmu pengetahuan yang dibagikan melalui internet dan YouTube,” ungkapnya.
“Rata – rata screen time yang digunakan oleh pengguna internet di Indonesia adalah sekitar 8 jam sehari. Padahal para orangtua di Silicon Valley sangat ketat memberi ijin pada anaknya untuk mengakses internet. Bill Gates, misalnya, memberikan akses smartphone pada anaknya baru di usia 14 tahun. Sisa waktunya disekolahkan pada sekolah yang aktif melakukan kegiatan di luar ruang,” – Harris Iskandar, Plt. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menegah RI.
6 aspek literasi yang perlu dimiliki oleh anak – anak dunia di era digital antara lain: Baca tulis, berhitung , digital, science, keuangan, budaya dan kewargaan.
Di Indonesia, tingkat permisiveness orangtua dalam memberikan akses internet terhadap anak – anak masih sangat tinggi. Maka dari itu, diperlukan keahlian untuk memahami literasi digital, khususnya bagi orangtua agar dapat membimbing anak – anaknya. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com, dok. SmartMama)