Style
Begini Cara Tepat Merawat Kulit Bayi
Kulit bayi berusia 0 – 1 tahun umumnya masih sangat sensitif. dr. Annisa Anjani Ramadhan, SpDV (SpKK) dari RSIA Tambak Jakarta berbagi informasi penting mengenai bagaimana teknik perawatan yang tepat & masalah apa saja yang sering dialami oleh bayi.
Kulit bayi berusia 0 – 2 minggu tahun umumnya masih sangat sensitif karena struktur kulitnya lebih tipis, ikatan antar sel kulit lebih lemah, pigmen belum berfungsi sempurna, dan sensitif terhadap zat kimia. Seiring bertambahnya usia hingga berusia 1 tahun, struktur kulitnya akan semakin menguat, aktivitas pigmen meningkat, dan fungsi sawar/pelindung kulit mulai matang.
Perawatan kulit bayi
- Mandi 2 kali sehari menggunakan air hangat dan sabun bayi.
- Hindari penggunaan minyak – minyak bila timbul kemerahan/iritasi.
- Usia < 6 bulan tidak disarankan berjemur.
- Usia > 6 bulan boleh berjemur < 10 am atau > 16 pm.
- Ganti popok, bila penuh, amati area popok. Bila area popok merah, oles krim zinc. Bila BAK, basuh dengan air. Bila BAB, bersihkan dengan sabun dan air.
- Hindari penggunaan tissue basah.
- Konsultasi ke dokter bila ada keluhan yang sukar sembuh.
Masalah pada kulit bayi 0 – 2 minggu
- Dermatitis seboroik (Cradle crap): Kulit kepala bersisik kuning berminyak, biasanya pengaruh hormon mama selama hamil dan akan sembuh sendiri selama beberapa minggu / bulan.
- Mongolian spot: Bercak kebiruan di badan disebakan oleh sel pigmen yang terperangkap saat fase pertumbuhan janin dan akan hilang dalam 4 tahun atau menetap.
- Cafe au lair (birthmarks): Bercak kecoklatan yang dapat pudar/menetap. Bila ukuran besar dan > 6 buah dapat jadi pertanda sindrom lain.
- Angioma (Stork bite/Salmon patches): Bercak pink, tidak timbul yang biasanya berlokasi di wajah dan leher. Dapat hilang 18 bulan, tetapi biasanya di belakang leher akan menetap.
Masalah pada kulit bayi 2 minggu – 1 tahun
Dermatitis atopi: Bintil kemerhan, sangat gatal dengan kondisi kulit kering; umumnya terjadi di pipi atau badan. Anak > 1tahun hingga remaja/dewasa biasanya terjadi di area lipatan tangan, lipatan lutut dan leher. Faktor penyebab diantaranya adalah faktor keturunan orangtua tetapi dapat dikontrol dengan perawatan berkelanjutan. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com)