Finance
Financial Checklist Setelah Jadi Mama Baru
Menyesuaikan budget baru setelah melahirkan bayi sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah mamas dapat memetakan kebutuhan Si Kecil. Melalui buku “Money Smart Parents”, Nadia Mulya dan financial educator Prita Gozhie berbagi informasi mengenai 5 pos utama yang wajib disiapkan agar kondisi keuangan keluarga tetap stabil setelah kehadiran bayi. Apa saja?
- Biaya kunjungan ke dokter. Kondisi kesehatan Si Kecil yang baru lahir wajib menjadi prioritas utama. Mamas bisa mempertimbangkan biaya kunjungan ke klinik laktasi, pemeriksaan kesehatan bulanan, hingga antisipasi dana tambahan bila diperlukan.
- Biaya imunisasi. Dari jenis imunisasi yang terbagi 2 (wajib, sudah disubsidi pemerintah & tambahan yang disarankan tetapi tidak diwajibkan), mamas bisa mulai mencari tahu daftar harga yang perlu dilakukan & disiapkan paling tidak selama kuartal 1 & 2 setiap tahunnya. Seperti misalnya imunisasi PCV & Influenza sebesar Rp1.000.000 diluar imunisasi wajib.
- Biaya acara syukuran. Bagi masyarakat kita yang masih terkait erat dengan tradisi budaya dan agama, menyelenggarakan acara tasyakuran, akikah dan pembaptisan menjadi hal yang lumrah. Jika berencana untuk mengadakannya, jangan lupa untuk disisihkan dananya – jika bisa, dapat diambil dari dana tambahan/pemasukan sampingan.
- Biaya perlengkapan ASIP. Bagi mamas yang ingin mengusahakan pemberian ASI eksklusif, diperlukan sejumlah dana untuk mempersiapkan peralatan menyusui seperti pembelian breastpump, cooler bag, sterilizer, hingga bottle warmer. Untuk investasi kesehatan anak jangka panjang? Yuk, rencanakan mulai dari sekarang!
- Biaya rutin bulanan anak. Mulai dari diaper, nanny, day care, toiletries, kebutuhan MPASI, hingga perlengkapan bayi seperti high chair, stroller, dan lainnya membutuhkan evaluasi dana rutin yang mulai bisa disiapkan.
Tuliskan semua dana/kebutuhan diatas dalam satu jurnal khusus sehingga mamas bisa mengcapture berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan per bulan. Umumnya, kelima pos tersebut dapat menambah pengeluaran 20 – 30% dari biaya rutin bulanan.
Berapa % dana tabungan?
Melalui buku ini, Prita Ghozie menggambarkan perubahan prosentase pos dana bagi setiap kebutuhan. Misalnya:
- Pos zakat tetap sebesar 4% dari total penghasilan.
- Pos tabungan/cadangan menjadi sebesar 6% dari sebelumnya 12% dari total penghasilan.
- Pos biaya rutin menjadi sebesar 32% dari sebelumnya 27% dari total penghasilan.
- Pos cicilan tetap sebesar 20% dari total penghasilan.
- Pos anak naik menjadi sebesar 20% dari sebelumnya tidak ada.
- Pos gaya hidup mengalami penurunan menjadi 18% dari sebelumnya 19% dari total penghasilan.
Bagaimana dengan dana darurat?
Mengutip saran Prita, “Dana darurat idealnya tersedia sejumlah 3x pengeluaran rutin bulanan. Saldo ini dikumpulkan secara perlahan dengan menyisihkan hingga 10% dari penghasilan bulanan.” (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com. Various)