Mind
Penentu Keberhasilan Menyusui, Apa Saja?
Pekan ASI Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 – 7 Agustus tahun ini mengangkat tema “Empower Parents Enable Breastfeeding” yang menekankan pada pemberdayaan orangtua untuk mampu menyusui. Ada beberapa elemen penting khususnya dukungan suami, yang dapat membantu meningkatkan angka keberhasilan menyusui.
Nia Umar, Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia mengungkapkan dalam konferensi pers dalam rangka peringatan Pekan ASI Sedunia, bahwa elemen dukungan merupakan kunci dari kesuksesan menyusui. “Elemen dukungan merupakan salah satu dari 3 kekuatan yaitu: protect, promote and support breastfeeding. Harapannya ketika orangtua diberikan dukungan yang tepat, maka orangtua menjadi berdaya. Pemberdayaan adalah sebuah proses yang membutuhkan informasi berdasar dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan ibu menyusui secara optimal,” ungkapnya.
Menyusui merupakan team effort
Khususnya dari para papa, dukungan untuk breastfeeding mama juga dibutuhkan dari elemen lain seperti keluarga, pemerintah, tenaga
kesehatan, tempat kerja, dan masyarakat agar proses menyusui menjadi meningkat dan berhasil. Selama 12 tahun AIMI telah mendukung proses keberhasilan menyusui dan berkembang menjangkau 16 provinsi di Indonesia, tahun ini pihaknya akan menggelar acara Menyusui Serentak pada 4 Agustus 2019 di Gedung Pertunjukan Gelanggang Remaja Jakarta Selatan (GRJS) yang terletak di Jl Bulungan no.1 Jakarta Selatan.
“Kegiatan menyusui serentak ini merupakan bentuk menciptakan dukungan menyusui karena diharapkan keluarga ikut serta memberikan
semangat ketika menyusui serentak” ujar Nia.
Kendala menyusui di era kini
Smart Mama mengadakan survey online kepada 100 mama dan menemukan bahwa 82% diantaranya masih sering mendapat pandangan negatif tentang proses menyusui yang dijalani. Mulai dari sindirian ASInya tidak keluar dan encer sehingga bayi tidak kenyang hingga payudara kecil sehingga produksi ASI tidak akan maksimal. Surprisingly, hal tersebut lebih sering diungkapkan oleh keluarga terdekat, khususnya Ibu atau nenek.
Menanggapi hal ini, Farahdibha Tenrilemba – Wakil Ketua Umum AIMI mengungkapkan beberapa kendala yang masih sering ditemui oleh breastfeeding mama di Indonesia, “Payung besar kendalanya adalah dukungan, sebetulnya. Salah satu dari 4 elemen peundukung mulai dari suami, keluarga, hingga masyarakat pasti memengaruhi.”
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pada komunitas menyusui yang didukung oleh suami, tingkat keberhasilannya mencapai 98%. Sedangkan pada kelompok yang tidak didukung, tingkat keberhasilannya hanya 26,9%.
Djugement negatif dari orangtua, penerapan cuti melahirkan serat fasilitas menyusui yang tidak lengkap di kantor, serta dukungan petugas kesehatan yang kurang maksimal terhadap proses menyusui bayi setelah melahirkan juga menjadi kendala utama yang menghambat tingkat keberhasilan menyusui.
Menangapi stigma negatif, harus bagaimana?
“Yuk mulai aktif mengajak ibu atau ibu mertua mengikuti kelas – kelas edukasi menyusui untuk memperbarui pengetahuan mereka. Saya percaya, semua sindiran dan anggapan tidak mampu menyusui datang karena ibu/nenek tidak mengetahui update ilmu pengetahuan yang berkembang. Setelah mereka paham, perlahan – lahan pandangan miring yang sering diungkapkan akan hilang. We need to work it out!,” tutup Dibha. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto, dok. pribadi)