Career
Michelle Obama Bicara Tentang Perdebatan Working Mama
Mantan Ibu Negara Amerika Serikat sekaligus mama dari dua orang anak Malia (20) & Sasha (17) berbagi pendapat tentang karier & keluarga. Menurutnya, support system dari lingkungan sekitar sangat dibutuhkan untuk menghapus stigma negatif terhadap working mama di seluruh dunia.
“Throughout my 20s and early 30s, I had jobs that I loved… And I couldn’t imagine how a baby would fit into all of that. Because while the laws prohibited discrimination against women, the cultural messages I was receiving seemed to hold men and women to very different standards. Maybe you know what I’m talking about –- how when a father gets home from a long day of work and changes a diaper, he’s practically considered a hero. But when a woman changes a diaper, no one really notices because that’s what’s expected of her as a mother, even if she works outside of the home.” – Michelle Obama.
Dalam sebuah kesempatan Ia mengungkapkan bahwa seringkali perempuan dikonotasikan untuk mengerjakan segala urusan yang berhubungan dengan anak & keluarga saja, sehingga tidak mendapat apresiasi ketika melakukan hal yang “lebih” untuk kariernya.
“When a father puts in long hours at work, he’s praised for being dedicated and ambitious. But when a mother stays late at the office, she’s sometimes accused of being selfish, neglecting her kids… And this is just one of the many ways that outdated norms and cultures can negatively impact the overall health of a society.”
Seharusnya Bagaimana?
Menurut Michelle, ada baiknya sebagai sesama mama kita melakukan introspeksi diri untuk tidak menilai seseorang hanya dari statusnya; juga diperlukan dukungan moral dari para pria dan lingkungan sekitar untuk ikut menyadarkan bahwa tidak ada yang salah dengan menjalankan passion & mewujudkan cita – cita sebagai working mama. Bahwa wanita juga bisa berprestasi dan melakukan hal yang sama dengan pria.
Moms Support Moms
Di Indonesia sendiri, perdebatan tentang isu working mama vs stay at home mama masih menjadi hal utama yang terus dibicarakan. Bukan untuk saling mendukung, tetapi sesama mama justru saling menyudutkan, seperti ungkapan bahwa stay at home mama dapat mendidik anak – anaknya dengan lebih baik daripada working mama.
Apa kata Papa?
Fenni Widiyanto, seorang musisi sekaligus suami dari working mama menyampaikan pendapatnya, “Saya melihatnya peran ini tidak hanya sekedar untuk membantu keluarga, tapi juga bentuk aktualisasi diri. Menurut saya, era kini sudah seharusnya tidak lagi mempersoalkan siapa yang seharusnya bekerja, apakah suami atau istri. Saya lihat mereka mampu kok menjalankan kedua perannya sebagai istri dan working mama. Jadi buat saya nggak masalah selama ada kompromi dalam keluarga.”
Nah, bagaimana menurut pendapat Anda, Mamas? Langkah apa yang sebaiknya dilakukan & diperlukan untuk mengatasi perdebatan isu ini, share di kolom komentar, ya! (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com, Various)