Health
Penelitian: Vaksin Tidak Menyebabkan Autisme
Meski bertujuan melindungi tubuh, namun hingga saat ini vaksin MMR tidak luput dari kontroversi, yaitu dianggap dapat membuat anak mengalami autisme. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal ini tidak benar adanya.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada Annals of Internal Medicine menyebutkan bahwa dalam penelitian yang dilakukan terhadap 657.461 anak – anak yang lahir di Denmark sejak tahun 1990 tersebut dapat disimpulkan bahwa vaksin MMR tidak meningkatkan risiko autisme, tidak memicu autisme pada anak – anak, dan tidak terkait dengan pengelompokan kasus autisme paska vaksinasi.
Beberapa hal yang memicu autisme, dalam penelitian terebut dijelaskan, diantaranya dipengaruhi oleh usia kehamilan seseorang, merokok selama kehamilan, metode persalinan, hingga kelahiran prematur yang memicu berat badan rendah.
Mengenal Vaksin MMR
Merupakan gabungan vaksin yang efektif dan aman dalam melawan gondong, campak, dan rubella, yang mengandung virus dari ketiga penyakit tersebut, tetapi sudah dilemahkan terlebih dahulu.
Vaksin MMR diberikan dalam dosis optimal pada saat Si Kecil berusia 15 bulan, kemudian diberikan kembali pada saat 5 tahun. Pemberian vaksin MMR ini akan memicu sistem imunitas untuk menghasilkan antibodi, agar nantinya siap untuk melawan virus rubella, campak, dan gondong.
Pada kondisi tertentu, paska vaksinasi MMR akan menimbulkan efek samping ringan, diantaranya demam & kemerahan di sekitar kulit yang disuntik. Dengan hasil penelitian terbaru yang dirilis pada bulan Maret 2019 diatas, kini mamas tidak perlu khawatir lagi tentang risiko autisme. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com)