Health

Mencegah Penularan HIV pada Anak

By  | 

Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selain memiliki kekebalan tubuh yang rendah, ia juga berisiko menularkan virus ini kepada orang lain. Dan bagi seorang mamas, Anda berisiko menularkannya pada Si Kecil.

Di Indonesia terdapat sekitar 20.000 kasus baru setiap tahunnya. Kasus AIDS baru pada  ibu rumah tangga sebesar 429 (15%), yang bila hamil berpotensi menularkan virus kepada bayinya hingga  90%.  Penularan tersebut dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan, atau menyusui (melalui ASI).

Namun jangan kemudian Anda langsung memutuskan untuk tidak memiliki keturunan. Anda tetap dapat memiliki bayi walau Anda seorang wanita yang positif HIV. Penyakit HIV yang diturunkan dari orangtua, tentunya sangat berbahaya. Namun setidaknya, ada beberapa hal yang bisa Anda upayakan guna meminimalkan penularan HIV/AIDS ke bayi Anda. Jika Anda sedang hamil dan didiagnosis memiliki HIV positif, dokter akan merekomendasikan berbagai perawatan yang harus Anda jalani secara rutin.

Karena itu, penting sekali bagi Anda untuk mengetahui bagaimana virus HIV ini dapat menular ke bayi, sehingga Anda tahu bagaimana melindungi bayi Anda.

 

Holding Stomach

 

Penularan HIV dari Mama ke Bayi

Penularan HIV dari mama yang terinfeksi HIV kepada bayinya dapat terjadi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui (melalui ASI). Perawatan untuk mencegah penularan HIV ke bayi akan lebih efektif bila dilakukan sedini mungkin selama kehamilan. Obat-obatan yang direkomendasikan oleh dokter dapat meningkatkan kesehatan dan menurunkan risiko penyebaran HIV ke bayi sebelum, selama atau setelah persalinan.

 

Bagaimana Mencegah Penularannya?

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV ke bayi Anda, yaitu dengan:

1. Lakukan perawatan medis.

Jika mamas menemukan bahwa Anda positif HIV sebelum Anda hamil, maka mamas sudah bisa melakukan persiapan sebelum Anda hamil. Namun jika tidak, segeralah konsultasikan hal ini pada dokter Anda untuk segera memulai perawatan. Ketika Anda terdiagnosis dengan HIV selama kehamilan, maka Anda akan direkomendasikan untuk mendapatkan perawatan setiap hari untuk melindungi bayi Anda dari HIV.

2. Melindungi bayi saat persalinan.

Jika Anda rutin melakukan perawatan maka jumlah virus HIV pada tubuh Anda bisa ‘tidak terdeteksi’ lho, mamas. Kondisi ini akan memungkinakan bagi Anda untuk merencanakan persalinan normal melalui vagina, karena risiko penularan HIV kepada bayi selama persalinan akan sangat kecil.

Namun jika virus HIV dalam tubuh Anda masih terdeteksi, maka Anda akan direkomendasikan untuk melakukan operasi caesar. Keputusan ini dipilih karena prosedur ini memiliki risiko yang lebih kecil terhadap penularan HIV pada bayi dibandingkan dengan persalinan normal melalui vagina.

3. Melindungi bayi selama masa menyusui.

ASI juga bisa menjadi media penularan HIV. Konsultasikan pada dokter Anda mengenai hal ini karena ada beberapa aturan ‘ketat’ yang harus Anda jalani. Seperti misalnya, jika Anda menyusui, Anda harus selalu mengonsumsi obat-obatan secara rutin sesuai yang dianjurkan dan menyusui secara eksklusif (hanya memberikan ASI) selama setidaknya 6 bulan. Mencampur ASI dengan makanan atau minuman lain sebelum jangka waktu 6 bulan dapat meningkatkan risiko bayi tertular HIV.

 

Vitamins for pregnancy

 

Bagaimana mengetahui apakah bayi tertular HIV?

Untuk mengetahui apakah bayi mama tertular HIV atau tidak, lakukan tes pada bayi saat lahir, dan 4 hingga 6 minggu kemudian. Jika hasilnya negatif, bayi Anda tetap harus dites kembali pada saat ia berusia 18 bulan. Lalu tes dilanjutkan setelah masa menyusui selesai untuk melihat hasil akhirnya.

Apabila hasil tes HIV positif, maka ia perlu mendapatkan perawatan medis sesegera mungkin.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang penularan HIV pada bayi, mamas dapat berkonsultasi dengan dokter.

Artikel ini didukung oleh:

 

logo_bg

(Tammy Febriani/KR/Photo: iStockphoto.com)

Shares