Education

5 Topik Diskusi Pendidikan Seksual Pada Anak

By  | 

Hi Mams! Sudahkah Anda memulai obrolan tentang seksualitas dengan anak – anak? Tidak hanya soal hubungan seksual, topik ini juga mencakup hal lain seperti pengenalan anatomi tubuh. 

ki - ka: (Amala (Dance4Life), Diah (Ambassador #AkuDewasa), Dicky Cipta (Marketing Sensitif VIVO)

ki – ka: Diah (Ambassador #AkuDewasa), Amalah (WPF Indonesia), Dicky Cipta (Marketing Sensitif VIVO)

Ditemui dalam acara konferensi pers “Peringati Hari AIDS Sedunia, Campaign & Sensitif VIVO Ajak Masyarakat Peduli Kesehatan Reproduksi”, Kamis (29/11/2018) bertempat di atAmerica, Pacific Place, Jakarta Pusat, Amalah Rahmah, Country Representative Rutgers WPF Indonesia mengungkapkan dalam pembahasan seksualitas, orang tua perlu menyesuaikannya dengan usia & tahap perkembangan anak:

1. Sedini mungkin, kenalkan organ – organ intim tubuh, tanpa nama kiasan. Alat kelamin anak laki – laki adalah penis & vagina untuk perempuan, sambil menerangkan fungsi masing – masing, serta langkah untuk melindunginya.

Sex Education

2. Untuk anak – anak yang duduk di bangku TK, mulailah dengan perkenalan gender dan perannya dalam lingkungan terdekat keluarga dengan bahasa sederhana. Misalnya, papa & mama (laki – laki & perempuan), serta peran masing – masing. “Perlu juga diberikan pemahaman bahwa tidak apa – apa jika papa membantu mencuci piring, atau mama yang bekerja,” ungkap Amalah sehingga sejak dini anak – anak sudah mulai dicontohkan perilaku persamaan gender.

3. Di level Sekolah Dasar, anak – anak sudah dapat dijelaskan mengenai masalah pubertas, perubahan fisik tubuh, cara menjaga kebersihan diri termasuk organ intim, pergaulan sehat dengan teman, serta konsep saling menghargai sekalipun berbeda.

4. Saat Sekolah Menengah Pertama, kenalkan mengenai proses terjadinya menstruasi & perkembangan kesehatan secara pribadi; penjelasan mengenai mimpi basah, serta masturbasi bagi remaja dari sudut pandang medis.

Family With Teenage Children Relaxing On Sofa Together

5. Menginjak usia remaja di bangku SMA, ajak mereka untuk turut merencanakan masa depan & memahami siklus kehidupan dewasa. Mulai dari cita – cita, kapan akan memiliki pacar, menikah, hingga memiliki anak.

“Berbagai kegiatan seperti menonton film & membaca buku dapat membuka percakapan orang tua untuk mendiskusikan masalah seksualitas. Tentu saja kita wajib menyesuaikan gaya berkomunikasi dengan kemampuan berpikir mereka.” tutup Amalah.

Faktanya, hanya sebesar 17,1% remaja perempuan & 10,4% remaja laki – laki yang memahami masa subur & risiko kehamilan. 

Dicky Cipta, selaku Marketing Sensitif VIVO melalui event yang sama menyampaikan platform/safe space bagi orang tua untuk bertanya tentang problem seksualitas yang dialami oleh anggota keluarga melalui ask.fm/AkuDewasa. Hub ini dapat dimanfaatkan orang tua & anak untuk bersama – sama menemukan jawaban mengenai problem seksualitas dari para ahli tanpa harus malu bertanya. (Nathalie Indry/KR/Photo: dok. At America, Istockphoto.com)

Shares