Parenting

“Jenggo”, Buku Seri Toleransi

By  | 

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat ada 161 kasus kekerasan yang terjadi pada anak sepanjang tahun 2018, dan 41 kasus diantaranya adalah kasus bullying. Jangan anggap remeh bibit diskriminasi, yuk ajak Si Kecil mengenal toleransi melalui buku animasi yang fun berikut ini!

ki-ka: Siti Nur Andini (editor Seri Buku Toleransi), Sekar Sosronegoro (penulis Seri Buku Toleransi), Mira Tulaar (ilustrator Seri Buku Toleransi).

ki-ka: Siti Nur Andini (editor Seri Buku Toleransi), Sekar Sosronegoro (penulis Seri Buku Toleransi), Mira Tulaar (ilustrator Seri Buku Toleransi).

Dalam rangka peringatan Hari Toleransi Nasional, tanggal 17 November 2018 lalu diluncurkan buku anak berjudul “Jenggo: Ayam Jago yang Sombong”, bertempat di Yogyakarta, Jawa Tengah. Karma ini merupakan buku ke tiga sekaligus buku terakhir dari rangkaian Seri Buku Toleransi, seri buku anak yang mengajarkan indahnya keberagaman dan pentingnya memiliki empati.

unnamed-4

Sinopsis “Jenggo: Ayam Jago yang Sombong”

Di sebuah peternakan tinggallah Jenggo bersama puluhan ayam lain. Jenggo adalah ayam sombong yang tidak menerima kehadiran sekelompok kambing yang tinggal di sana. Suatu cari saat anak kambing, Caca, berulang tahun yang pertama, Jenggo iri, dan mengajak anak –  anak ayam yang lain untuk tidak menerima kehadiran para kambing.

Hingga pada suatu hari saat hujan, terjadi kebakaran di kandang ayam. Caca, kambing yang dimusuhi justru membantu membangunkan pemilik peternakan untuk memadamkan api.

unnamed-6

Yang kami suka dari buku ini adalah digambarkan dengan gamblang mengenai contoh perilaku buruk yang sebaiknya tidak dilakukan, lengkap menggunakan bahasa sederhana. Dilengkapi ilustrasi yang menarik, sehingga Si Kecil akan suka saat membacanya.

“Perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan”

Merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh sang penulis, Sekar Sosronegoro. Melalui buku ini, anak – anak akan diberikan contoh nyata perlakuan buruk yang diberikan kepada orang lain hanya akan kembali pada dirinya melalui akibat yang sama. Ia menjelaskan, “Empati kami pilih sebagai tema penutup karena tanpa disadari, anak – anak telah terekspose oleh intoleransi dalam kehidupan sehari – hari.”

Peluncuran buku ini disambut baik oleh masyarakat luas. Pendiri Keluarga Kita & Pendidik Najeela Shihab mengungkapkan kepercayaan dirinya pada literasi sebagai salah satu langkah strategi untuk menghadirkan bentuk komunikasi tentang topik toleransi dalam kehidupan keseharian dalam keluarga. One of #SmartMamaReadingList. Happy reading! (Nathalie Indry/KR/Photo: dok. Sekar Sosronegoro) 

Shares