Health

Pengalaman Hamil di Usia 38

By  | 

Hi Mams! Pasti ada diantara Anda yang memutuskan untuk menikah dan memiliki anak saat berusia diatas 35 tahun. Biasanya, akan banyak pertanyaan muncul: Apa saja risiko & bagaimana pengalaman menjalaninya?

Hera Diani, Co founder/Managing Editor Magdalene  sekaligus mama bagi Jakob (3) (Baca juga: Smart Mama Story: Pengalaman Pertama Menjadi Seorang Mama) berbagi cerita kehamilan di usia 38 tahun melalui buku ilustrasi berjudul “38 & Pregnant” setelah 9 tahun menjalani masa pernikahan.

ID_38P2018MTH0738P

Baginya, perubahan pada saat menjalani momen ini begitu terasa, mulai dari morning sickness yang berlangsung sepanjang hari, mommy brain, mood swings, mudah lelah, hingga tumbuhnya rambut di beberapa bagian tubuh seperti perut. Dituliskan dalam bahasa Inggris dengan ilustrasi yang menarik, buku ini turut menjelaskan perubahan prioritas yang Ia dan suami rasakan sebelum Si Kecil lahir: Mulai merencanakan biaya kelahiran hingga tabungan pendidikan.

Selain sebagai catatan pribadi, “38 & Pregnant” dapat membantu memberikan gambaran bagi mamas to be yang sedang merencanakan kehamilan di atas usia 35 tahun.

Mitos selama kehamilan

Mamas tentu sering mendengar berbagai mitos yang beredar mengenai kehamilan, ya. Beberapa informasi yang diterima oleh Hera:

1. Konsumsi kacang hijau agar rambut Si Kecil lebih lebat, serta air kelapa agar kulit bayi lebih cerah dan halus.

Making time for herself

2. Saat hamil, dilarang mengonsumsi buah nanas karena berbahaya bagi kandungan: Mitos. Sebenarnya, buah nanas kaya akan kandungan vitamin C sekaligus menguatkan produksi kolagen, yang dapat mendukung pertumbuman kulit bayi, tulang, dan bagian tubuh lainnya.

3. Minum air es dapat menyebabkan berat badan bayi bertambah drastis. 

Ketiga hal diatas merupakan mitos, yang sebaiknya mamas periksa lagi kebenarannya, atau konsultasikan dengan dokter kandungan. (Baca penjelasannya: Mitos Seputar Kehamilan, Benar Tidak, Sih?). Hera mengaku merasa perlu untuk membatasi konsumsi informasi selama masa kehamilan agar dapat menjalaninya tanpa rasa panik yang berlebihan.

Pregnant woman with doctor.

Risiko kehamilan diatas usia 35 tahun 

Menurut dr. Putra Ismaya Abral, SpOG, pada wanita yang berusia diatas 35 tahun termasuk pada wanita berusia 38 tahun, memiliki beberapa faktor risiko kehamilan dan persalinan, serta cara mengatasinya:

1. Risiko penyakit diabetes gestasional (diabetes kehamilan) yang lebih tinggi karena pengaruh hormon kehamilan.

Calon mama dapat mengurangi faktor risikonya dengan cara menjaga asupan makanan yang sehat dan tetap berolahraga. Pada Mamas to be yang sudah terdiagnosis Diabetes Gestasional, selain pola hidup sehat, baiknya rutin dan patuh untuk mengkonsumsi terapi yang dokter berikan; dikarenakan pada calon mama dengan diabetes gestasional yang tidak terkontrol dapat menyebabkan bayi tumbuh lebih besar di dalam kandungan dan akan mempersulit proses persalinan.

2. Risiko Hipertensi Gestasional (pre eklampsia). Penyakit ini dapat mengurangi suplai darah ke plasenta. Sebaiknya pasien rutin untuk kontrol ke dokter untuk memantau tekanan darah calon mama serta pertumbuhan & perkembangan janin.

Examining the belly of a pregnant woman
Tekanan darah yang selalu dikontrol, makan makanan yang sehat, dan olahraga teratur dapat mencegah tekanan darah tinggi semakin memburuk. Jika kondisi ini makin memburuk, dokter akan menberikan terapi atau mungkin harus melahirkan bayi sebelum waktunya untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan.

3. Kelainan kromosom, seperti Down Syndrome. Semakin tua usia calon mama saat hamil, semakin besar kemungkinan bayi terkena down syndrome. Keguguran atau kematian saat lahir dapat disebabkan oleh kondisi medis mama/kelainan kromosom pada bayi. Risiko ini meningkat seiring dengan bertambahnya usia ibu di atas usia 35 tahun. Untuk mencegah terjadinya hal ini, sebaiknya periksakan kehamilan secara rutin, sejak pre konsepsi sampai dengan persalinan. (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto.com, Various)

Shares