Interior Design

Ditinggal Mudik ART ? Jangan Panik! Siasati dengan Metode Marie Kondo

By  | 

Buka lemari, lalu mendapati pakaian tumpang tindih tak karuan. Buka gudang, barang-barang berantakan. Buka dompet, bon-bon menumpuk. Ketidakaturan yang tersimpan rapi, tetaplah ketidakaturan. Namun ada saatnya ketidakaturan itu akan menjadi bumerang. Apalagi, saat-saat ketika Asisten Rumah Tangga (ART) mudik dan tidak dapat membantu Anda mencarikan benda yang Anda butuhkan. Bolak-balik telepon ART untuk menanyakan letak benda tertentu, jelas tidak mungkin!

Menjawab kebutuhan akan metode menciptakan keteraturan, Marie Kondo menulis buku penataan rumah berjudul The Life-Changing Magic of Tidying Up (2014), Life-Changing Magic: A Journal (2015), dan Spark Joy: An Illustrated Master Class on the Art of Organizing and Tidying Up (2016). Buku ini menjadi bahan perbincangan karena berisi pemikirannya yang radikal tentang kerapian dan keteraturan.

Baginya, setiap benda layaknya manusia yang memiliki perasaan. Kalau benda itu tidak kita perlakukan sesuai fungsinya, tentu ia akan merasa sedih. Namun apabila sebuah benda memang tidak memiliki keterikatan lagi dengan kita, sudah sepatutnya benda itu kita lepaskan. Keteraturan akan menciptakan ketenangan di dalam hati maupun pikiran.

Sesuai dengan metode yang Marie Kondo paparkan dalam bukunya, berikut beberapa poin yang sudah kami kumpulkan sebagai panduan Anda untuk memulai keteraturan (dan berjaga-jaga jika asisten rumah tangga belum kembali dari kampung halaman). Are you ready, Mom?

1. Kerjakan berdasarkan kategori, bukan ruangan

Kita mungkin memiliki kebiasaan merapikan ketidakteraturan berdasarkan ruangan. Sebagai contoh, berawal dari ruang kerja, lalu ke kamar main anak, baru ke kamar tidur. Kalau metode Kondo, tidak begitu. Dia menyarankan per kategori. Paling dekat dengan keseharian kita adalah pakaian. Pakaian bisa menjadi pilihan awal karena pakaian bagi sebagian orang bukanlah hal yang sarat akan kenangan. Lain halnya dengan buku atau foto.

2. Hargai apa yang kita miliki

Bukan hal yang aneh kalau sebagian dari kita memiliki pakaian yang banyak. Di lemari, pakaian berjejalan tanpa bisa kita lihat lagi mana yang masih layak pakai, mana yang tidak. Kembali ke pemikiran Kondo, coba pertimbangkan perasaan pakaian-pakaian tersebut, terutama mereka yang teronggok di pojokan atau tersumpal di sudut terdalam. Sedih sekali pasti rasanya tidak diperhatikan.

3. Nostalgia bukanlah segalanya

Saat membongkar lemari baju, bukan hal yang mustahil kalau kita akan bertemu kembali dengan nostalgia. Entah itu baju pertama yang kita kenakan saat bertemu dengan suami, hingga scarf cantik yang kita beli dengan gaji pertama. Apa pun itu, cobalah untuk tidak terhanyut dan fokus pada apa tujuan awal kita mengerjakannya.

4. Bersih-bersih itu menyenangkan

Sesaat setelah kita fokus pada apa yang dilakukan, kita pasti akan dengan segera menikmatinya. Jadikan pertanyaan mengenai keterikatan dengan sebuah benda, seperti yang Kondo bilang, sebagai panduan dalam kita memilah. Apakah kita masih ingin menyimpan kaos-kaos warna-warni yang kita beli di obralan? Baju-baju yang sudah lewat masanya? Atau, rok yang bahkan tidak berhasil melewati paha untuk sampai ke pinggang? Tentu saja tidak, ‘kan? Saat menyortir, kita mungkin akan mendapatkan pencerahan tentang sesuatu yang secara teori menarik di kepala tetapi pada kenyataannya bukanlah gaya berpakaian kita yang sebenarnya. Contoh, jaket ala militer atau blazer warna neon. Ikhlaskan mereka untuk menjadi milik orang lain yang bisa memanfaatkannya dengan lebih baik. Silakan titipkan ke garage sale atau sumbangkan ke panti sosial.

5. Lipat jangan digantung

Sesudah berhasil memilah, sekarang waktunya untuk merapikan sisa barang yang harus disimpan. Daripada dilipat dua atau digantung di lemari, Kondo menyarankan kita untuk melipat pakaian dalam ukuran kecil dan simpan di dalam lemari sorong. Silakan intip cara melipat (dan teknik merapikan lainnya) ala Kondo lewat gambar-gambar berikut.

mariekondo-01-copy

6. Lipatan ala Kondo

Di akhir, tentu saja apa yang membuat metode ini berhasil adalah teknik melipat ala Kondo yang membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah untuk ditemukan dan jauh dari kemungkinan berantakan lagi. Jaga kerapian dengan menempatkan pakaian yang sudah Anda lipat dalam kotak-kotak yang berukuran lebih kecil sesuai kebutuhan. Kotak besar untuk baju dan celana. Kotak kecil untuk scarf, pakaian dalam, dan kaos kaki. Baru setelah itu letakkan di dalam lemari sorong.

Anda bisa menerapkan metode tadi untuk merapikan berbagai hal di rumah, mulai dari buku, foto, mainan anak, hingga koleksi. Nah, kalau Anda masih bertanya-tanya, apa gunanya melakukan ini semua, berikut ini kami sarikan lagi beberapa keuntungan yang akan Anda dapat dengan melakukannya.

  • Paling sederhana, waktu berpakaian tak lagi menguras tenaga dan pikiran karena pakaian yang tertata memudahkan kita menemukan apa yang hendak kita kenakan.
  • Berikutnya, karena semua benda yang kita miliki terlihat keberadaannya, kita bisa dengan pasti mengetahui apa yang kita butuhkan. Kita tak akan lagi berlaku mubazir dengan membeli barang yang sudah kita punya.
  • Proses ini membuat kita menjadi lebih pemilih. Kita menjadi terlatih dalam membeli barang. Kita tidak lagi membeli apa yang kita sekadar mau, tetapi lebih kepada apa yang memang dibutuhkan. Anda pasti tak ingin mengacaukan keteraturan yang sudah diciptakan dengan menyimpan benda-benda yang tak penting, ‘kan?
  • Keteraturan membuat bersih-bersih menjadi lebih mudah.
  • Dari semua yang sudah Anda lakukan, hal ini pastilah menjadi akhir yang paling berharga. Dengan keteraturan, segala keputusan yang harus diambil dalam menjalani kehidupan menjadi terarah dengan pasti.

Sekarang, tunggu apalagi? Rapikan rumah Anda dan mari rayakan hidup dengan penuh kebahagiaan. (Yosi Avianti/Photo : Istockphoto.com)

Shares