Pleasure

Yayoi Kusama ; Life is The Heart of A Rainbow

By  | 

 

 

 

 

Museum Macan, sejak dibuka pada November 2017 yang lalu, museum seni modern dan kontemporer pertama di Indonesia ini langsung diburu masyarakat yang tidak sabar untuk  melihat spot-spot yang artistik.

Tanggal 12 Mei – 9 September 2018 mendatang, Museum Macan  menghadirkan pameran bersama seniman  international Yayoi Kusama bertajuk Life is The Heart of a Rainbow pertama di Indonesia.

Namanya juga seniman, semakin nyentrik justru semakin punya nilai seni yang tinggi. Seniman asal negeri Sakura ini ternyata punya hasil karya anadalan. Polkadot. Saking cintanya dengan motif polkadot, ia langsung dijuluki sebagai Polkadot Queen.

yayoi-kusama-1-c607989f2e94df345d45b79eb8e09b1d

Tumbuh dan besar di keluarga konservatif Jepang membuat Yayoi Kusama harus rela menahan ambisinya menjadi seorang seniman. Yayoi Kusama sejak kecil telah mengalami gangguan mental. Penyakit Rijinsho membuat alam bawah sadarnya selalu penuh halusinasi. Dalam benaknya, kerap tergambar aura di seputar objek yang dilihatnya dan dirinya selalu mendapati binatang yang berbicara.

Memanfaatkan keriuhan dalam halusinasinya, Yayoi Kusama merekamnya melalui gambar. Dengan cara itu, berkesenian menurut Yayoi menjadi sangat menyenangkan, selain juga menjadi terapi tersendiri bagi kondisi mentalnya.

Pengenalan dirinya pada dunia seni terjadi saat dirinya mempelajari nihonga, yaitu seni lukis khas negara matahari terbit. Namun seiring berjalannya waktu dan anggapan dirinya bahwa nihonga membatasi kreasinya, Yayoi memutuskan untuk berpaling pada gaya avant garde.

Meski menolak dikategorikan pada aliran seni rupa tertentu, Yayoi mengakui dan tertarik pada karya-karya seniman yang mengeksplorasi kencederungan mistis, seperti karya perupa Amerika Georgia O’Keefe. Hubungan dirinya dengan O’Keefe membuat Yayoi hijrah ke Amerika Serikat untuk belajar lebih jauh tentang pengkaryaan. Dirinya menganggap, Amerika Serikat adalah kiblat utama bagi seni rupa dunia.

Hijrah dan menetap di Amerika tepatnya pada era 1950-an membuat Yayoi punya perspektif baru dalam karya-laryanya. Gaya yang tak beraturan, ketiadaan titik fokus, dan kerap mengabaikan struktur, menjadi ciri khas lukisan Yayoi yang tampaknya tidak berdiri sendiri, tapi menjadi objek yang saling berkaitan dengan lingkungan sekitarnya.

Pada Oktober 1959 dalam pameran tunggalnya di Amerika, Yayoi Kusama menampilkan lima lukisan putih di atas hitam. Pendekatan ini membawa arah baru yang berbeda dari Ekspresionisme Abstrak, serta menjadi antisipasi bagi perkembangan aliran pop.

Pada pameran kali ini, Yayoi Kusama: Life Is The Heart of A Rainbow, hadir dengan 130 karya. Anda bisa menemukan berbagai macam karya dari Yayoi, mulai dari lukisan, patung, video, hingga instalasi yang berukuran besar.

Seperti halnya saat masuk Anda akan menemukan sebuah labu yang dilengkapi dengan sentuhan polkadot warna hitam dan kuning. Karya seni ini dinamakan Gigantic Pumpkin. Karya Yayoi lainnya yakni Dots Obesession, Narcissus Garden, The Spirits of The Pumpkins Descended Into The Heaven. Lalu I Want to Love on The Festival Night, My Eternal Soul, Infinity Mirrored Room – Brilliance of The Souls.

Jangan lewatkan untuk melihat The Obliteration Room. Ruangan yang lengkap dengan mebel ini bermula bewarna putih bersih. Akan tetapi, Yayoi mengajak para pengunjung ini menutupi seluruh ruangan ini dengan sticker polkadot bewarna-warni.
Arch2O-YayoiKusama-ObliterationRoom-08

Penasaran melihat hasil karya Yayoi? Anda bisa datang langsung ke Museum MACAN karena pameran ini digelar hingga 9 September 2018. Dan, persiapkan kocek Anda untuk membeli tiket masuk seharga Rp 100.000 untuk dewasa, Rp 90.000 untuk pelajar, dan Rp 80.000 untuk anak-anak. Museum MACAN buka pada hari Selasa sampai Minggu mulai pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB. (Yosi Avianti/Photo : Various)

 

Shares