Career

Smart Mama Story: Why We All Need a Support System

By  | 

Having a career and raising a family: Can we have it all?

Arninta Puspitasari, Mama dari Raya (5) & Garda (2) yang selama lebih dari 9 tahun membangun karir di Nutrifood Indonesia berbagi cerita tentang pentingnya dukungan keluarga & lingkungan terdekat untuk mewujudkan working – life balance.

Arninta bersama rekan - rekan kerja di Nutrifood.

Arninta bersama rekan – rekan kerja di Nutrifood.

Wanita berusia 31 tahun yang berprofesi sebagai PR & Event Manager ini memiliki aktivitas yang cukup padat setiap harinya, “Saya dan anak – anak termasuk golongan morning person.  Jadi pagi – pagi sekali kami sudah mulai beraktivitas. Saya mengantar mereka dulu ke sekolah, setelah itu bekerja (remote working, conference call, atau meeting di luar), kembali lagi menjemput anak – anak dan menuju ke rumah untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih bersifat konseptual, sore mengaji bersama, lalu lanjut makan malam – memberikan fokus perhatian penuh untuk mereka,” ungkapnya.

Share dong, resep manajemen waktunya?

Kebetulan saya memang pribadi yang terstruktur, dalam arti senang membuat perencanaan dalam hal apapun. Soal schedule, mengatur 2 hari dalam 1 minggu untuk full meeting adalah langkah efektif yang berhasil saya terapkan selama ini. Pekerjaan akan lebih cepat terselesaikan karena kita fokus dan memberikan seluruh energi; sehingga sisa hari lain di minggu tersebut bisa dibagi untuk tetap follow up job desk sekaligus beraktivitas bersama Raya dan Garda. Nah, dalam rentang waktu tersebut saya berkoordinasi dengan suami, ibu mertua dan helper untuk membantu mengurus rumah tangga selagi saya fokus menyelesaikan pekerjaan.

Arninta's family

Arninta’s Family

What you’re trying to say is, we all need a support system?

Yes. Saya beruntung memiliki para pendukung yang setia menemani sejak pergantian peran menjadi seorang mama saya alami 5 tahun lalu. Ibu mertua justru terus meyakinkan saya untuk tetap bekerja dan mengembangkan diri, sehingga ia berkomitmen untuk turut ambil bagian membantu kami membesarkan anak – anak. Alasan ini yang juga membuat saya masih sempat meluangkan waktu untuk aktif dalam kegiatan volunteering “Keluarga Kita” & berolahraga. It’s my ‘me time’.

Tapi banyak juga lho, sesama mama yang tidak seberuntung Arninta – memiliki support system yang mendukung..

Ah, ya! Tip ini mungkin bisa dicoba. Saya dan suami sangat terbuka dalam berkomunikasi; khususnya yang menyangkut persoalan rumah tangga. Bicarakan saja secara detail tentang hal – hal yang dirasa akan memberi tantangan khususnya kepada kita para mama. Mulai dari financial, pembagian peran, mengurus anak – anak, keinginan untuk sekolah lagi, sampai hal rinci seperti siapa yang akan memasak atau membersihkan rumah.

Saya, misalnya. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan anak mulai dari sekolah, perlengkapan hingga les tambahan bila diperlukan. Sementara suami setuju untuk membantu mencuci baju dan berbelanja kebutuhan bulanan. Intinya, ketika beban pikiran kita semakin berkurang, fokus untuk menyelesaikan pekerjaan jadi lebih terjaga.

Arninta bersama relawan Keluarga Kita

Arninta bersama relawan Keluarga Kita

Omong – omong tentang pekerjaan, Arninta bekerja di departemen yang sama hampir 10 tahun.. bagaimana cerita awal perjalanan kariernya hingga saat ini?

Surprisingly, background pendidikan saya bukan Public Relations, melainkan Teknik Industri haha. Lagi – lagi saya beruntung karena Nutrifood mau menerima kandidat karyawan yang tidak melulu harus sesuai dengan bidangnya. Saya mengawali karier sebagai PR Excecutive, lalu mulai planning di tahun berikutnya harus kuliah S2 Komunikasi. Saya rasa yang penting dari membangun karir adalah menyusun rencana, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga departemen yang dipimpin. Semakin detail planning yang dibuat, semakin kita terus teringat untuk mewujudkannya.

Pernah dong, mengalami kebosanan dalam bekerja? 

Tentu. Ada beberapa hal yang saya lakukan. Selain memanfaatkan holiday breaks, karena saya senang sekali belajar dan kini berfokus pada aspek pendidikan keluarga, meluangkan waktu untuk aktif berkegiatan sosial terbukti bisa jadi salah satu refreshment point. Pelajaran yang saya dapatkan saat berkegiatan adalah mampu meningkatkan kemampuan intrapersonal dan kepekaan diri untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan. Prinsip saya, aksi positif yang kita lakukan bagi sesama akan memberi dampak positif – khususnya bagi diri sendiri. Dan yang juga perlu dilatih, berhenti merasa bersalah. Anak – anak belajar banyak sekali hal – hal prinsipil saat melihat mamanya bekerja. Sampai saat ini, saya perhatikan Raya jadi lebih terstruktur dalam berkegiatan; punya planning. Ia juga belajar berkomunikasi dengan baik karena sering saya ajak ikut bekerja & menjaga networking.

Terakhir, pernah nggak mengalami Mom guilt & Mommy shaming terkait pekerjaan yang dijalani?

Pasti ada saja orang – orang di sekitar kita yang akan terus memberikan kritik atau djugement. Saya tidak mau ambil pusing. Kita semua punya pilihan untuk memutuskan sesuatu, termasuk saat memilih menjadi seorang working mama. The more you think about it, semakin terkuras energi kita untuk berfokus pada hal – hal negatif. Jadi lebih baik anggap saja angin lalu dan terus melaju. Dengan dukungan keluarga dan lingkungan terdekat, kita mampu kok, mewujudkan working – life balance.. Jadi, tetap semangat ya, Mamas! (Nathalie Indry/KR/Photo: dok. Arninta)

 

Shares