Health

Pentingnya Menjaga Asupan Gizi Anak Baik di Rumah Maupun di Sekolah

By  | 

Memasuki usia 5-12 tahun, anak membutuhkan energi dan zat gizi yang cukup dan seimbang untuk membantunya berkonsentrasi dalam belajar. Asupan gizi yang tidak tercukupi akan menimbulkan beragam gangguan kesehatan pada anak.

Gangguan Kesehatan Akibat Permasalahan Gizi

Adapun beragam masalah kesehatan dapat dialami oleh anak akibat gangguan gizi. Risiko seperti anemia yang dapat menurunkan daya tahan dan konsentrasi pada anak, serta rentan terhadap berbagai penyakit baik menular dan tidak menular sangat mudah dialami mereka. Selain itu, perkembangan otaknya pun dapat turut terganggu lho, Mams. Pada akhirnya, gangguan kesehatan tersebut dapat memengaruhi produktivitas anak di sekolah, yang kelak dapat menentukan kualitas hidupnya bahkan pendapatan anak di kala dewasa nanti.

Tak hanya sampai disitu saja, permasalahan gizi juga dapat memengaruhi tumbuh kembang anak seperti stunting maupun obesitas.

Karena itu, tak hanya perlu menjaga asupan nutrisi anak selama di rumah, Mamas juga hendaknya memperhatikan kebiasaan anak dalam mengonsumsi jajanan sehat di sekolah. Mengingat, anak di usia sekolah memiliki banyak aktivitas di luar rumah sehingga mendorong perilaku membeli makanan atau jajanan baik di dalam maupun sekitar sekolah. Namun kebutuhan membeli makanan atau jajanan ini tidak selalu dibarengi dengan ketersediaan makanan atau jajanan yang bersih dan sehat.

Menurut ‘Laporan Aksi Nasional PJAS 2014’, sebanyak 23,82% pangan jajanan anak sekolah yang diuji sampel oleh BPOM masih tidak memenuhi syarat akibat cemaran mikrobiologi. Oleh karena itu, kebiasaan dalam mengonsumsi jajanan sehat perlu digalakkan melalui edukasi gizi yang tepat baik untuk para murid, guru atau pihak sekolah, orang tua murid, hingga penjual jajanan di lingkungan sekolah.

 

Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku Sekretaris Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB Talitha Andini Prameswari selaku WAS Project Manager dari Sarihusada Ibu Nurianti Rahayu penjual kantin di SDN Nogopuro Sleman (Ibu Warung Anak Sehat) Handayani Sagala selaku Warung Anak Sehat Project Manager dari CARE Internasional Indonesia.

Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku Sekretaris Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB, Talitha Andini Prameswari selaku WAS Project Manager dari Sarihusada, Ibu Nurianti Rahayu penjual kantin di SDN Nogopuro Sleman (Ibu Warung Anak Sehat), dan Handayani Sagala selaku Warung Anak Sehat Project Manager dari CARE Internasional Indonesia.

 

Program Warung Anak Sehat

Sarihusada memiliki Program Warung Anak Sehat (WAS) yang telah berjalan di tahun kedua, bertujuan untuk mewujudkan sekolah dengan kantin sehat melalui pendampingan dan penyediaan material edukasi. Saat ditemui di media workshop Program Warung Anak Sehat, Talitha Andini Prameswari selaku WAS Project Manager dari Sarihusada, mengatakan bahwa, “Ini adalah langkah nyata dari kami dalam mendukung upaya pemerintah untuk memperbaiki status gizi anak. Program WAS memiliki target untuk memperbaiki kebiasaan anak sekolah dalam mengonsumsi makanan atau jajanan bersih dan sehat di lingkungan sekolah. Dalam kesehariannya, anak di usia sekolah akan menghabiskan waktu di sekolah lebih banyak, untuk itu intervensi makanan atau jajanan sehat di sekolah sangat penting. Kami melihat bila anak memiliki status gizi yang baik, maka anak dapat mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, dan sosial-emosional, secara optimal. Hal ini sesuai dengan misi Sarihusada yaitu untuk menciptakan Anak Generasi Maju.”

Bersama dengan FEMA IPB, rangkaian Program WAS melakukan edukasi gizi yang menyasar kepada guru, orang tua, dan juga penjual jajanan di lingkungan sekolah; khususnya kantin sekolah atau kerap disebut Ibu Warung Anak Sehat (IWAS). Edukasi gizi dalam pemberdayaan kantin sekolah tersebut bertujuan untuk membuka kesadaran serta wawasan kepada para IWAS untuk dapat mengolah bahan berbasis lokal tanpa bahan tambahan yang berbahaya dengan menjaga sanitasi dan higienitas pengolahan hingga penyajian sesuai standar BPOM.

“Selain mengedukasi dan melatih para IWAS, orang tua dan guru juga diberikan informasi penting untuk dapat membentuk perilaku konsumsi atau jajan anak dengan sehat. Penting bagi orang tua maupun sekolah untuk dapat menyediakan akses terhadap makanan atau minuman yang sehat pada anak, karena pada usia tersebut anak sudah mulai memilih-milih makanan, juga adanya pengaruh teman dan lingkungan sekitar, serta masih minimnya kantin sekolah. Selain itu, fakta menunjukkan bahwa 40% anak masih belum membiasakan sarapan, semakin mendorong anak untuk jajan di sekolah. Kondisi tersebut perlu diatasi melalui upaya dari seluruh masyarakat sekolah untuk memperbaiki pola makan termasuk jajan yang sehat, aman, dan bergizi,” jelas Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku Sekretaris Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB.

Lebih lanjut, Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS menekankan bahwa pengetahuan gizi yang patut diaplikasikan baik oleh orang tua, guru, dan juga IWAS, adalah bagaimana jajanan yang dikonsumsi anak dapat memenuhi kebutuhan gizi mereka secara seimbang. Masih banyak anak sekolah yang mengonsumsi makanan berenergi tinggi, berkadar lemak, gula, dan garam tinggi, serta kurangnya konsumsi buah dan sayur. Hal ini memicu semakin meningkatnya obesitas di kalangan anak-anak. Sebaliknya banyak juga anak-anak yang mengonsumsi pangan jajanan yang hanya mengandung karbohidrat saja, sehingga asupan gizinya tidak tercukupi.

Program WAS telah berhasil menjangkau 232 guru, 350 IWAS, 27,861 siswa, dan 6,122 orang tua murid yang tersebar di 350 sekolah binaan. Pada tahun ini kepala sekolah dan instansi terkait juga turut terlibat dalam mencanangkan kebijakan sekolah sehat melalui lokakarya di Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Ambon yang diprakarsai oleh Sarihusada. (Tammy Febriani/KR/Photo: iStockphoto.com, Doc. Sarihusada)

Shares