Parenting
Sesekali, Anda Juga Perlu Mengabaikan Si Kecil
Sangat masuk akal tentunya ketika Si Balita masih sangat tergantung pada kita, orangtuanya. Namun sampai sejauh mana mereka bisa dan boleh melakukan hal itu?
Katherine Stahl, mama 2 orang anak berusia 4 dan 6 tahun yang juga berprofesi sebagai jurnalis, berbagi pengalamannya mengenai hal ini. Sama halnya seperti Anda dan juga saya sendiri, Katherine yang bekerja part time dari rumah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merawat kedua anaknya. Dari menyiapkan makan, membersihkan mainan anak-anak yang berserakan, antar jemput sekolah, menemani playdates, bermain bersama anak-anak, hingga menonton film anak yang sama berulang-ulang! Singkatnya, Kita menyadari betul kalau apa yang kita lakukan untuk mereka merupakan gambaran setiap ibu yang baik. Yup, baik untuk ukuran apa yang terlihat melalui foto dan sharing yang kita unggah di Instagram, Facebook, dan sosial media lainnya. Tapi apakah apa yang kita lakukan ini benar-benar baik untuk anak?
Coba deh Mams, lihat dari sudut pandang yang berbeda. Apa yang Anda lakukan untuk mereka merupakan bentuk kasih sayang Anda pada mereka, namun sisi buruknya mereka jadi sangat tergantung pada Anda. Tentunya kita tak ingin membesarkan anak yang malas dan sangat tergantung dengan orang lain bukan, Mams? Melainkan menjadikan mereka anak yang mandiri dan kuat.
Lalu apa yang mesti kita lakukan? Jawabannya adalah mengabaikannya! Ketika mereka sedang asyik bermain dan merasa haus, mungkin biasanya mereka tinggal memanggil Anda dan meminta Anda membawakannya minum. Begitu pula saat ia merasa lapar namun tak ingin susah payah makan sendiri karena sedang menonton televisi. Biasanya dengan sabar Anda akan menyuapi mereka. Sebenarnya, Si Balita sudah bisa lho mengambil sendiri air mineral, mengambil snack dari rak makanan, makan sendiri (walau masih berantakan), hingga merapikan kembali mainannya yang berserakan. Namun karena mereka sudah terbiasa melihat sang mama melakukannya untuk mereka, jadi mereka pun selalu mengandalkan Anda.
Jadi, mulailah abaikan mereka. Namun bukan berarti Anda cuek 100 % pada mereka. Ada beberapa hal yang mereka masih membutuhkan bantuan Anda. Seperti membuat susu yang membutuhkan air panas untuk menyeduhnya, atau mengambil mainan yang terletak di rak bagian atas.
“Ya, tentunya Anda akan mendengar teriakan anak-anak memanggil Anda lebih sering, bahkan merengek saat Anda tak mau membantunya. Namun bila Anda mau bertahan, maka semua rencana Anda akan berhasil,” terang Katherine.
Saya sendiri membiasakan kedua balita saya untuk mengambil sendiri air minumnya, meletakkan piring kotor ke bak cuci piring setelah makan, dan meminta mereka selalu membereskan mainannya setelah usai bermain. Ketiganya berhasil saya lakukan pada Si Sulung yang berusia 5 tahun, namun untuk Si Bungsu yang berusia 4 tahun, saya masih belum berhasil memintanya untuk urusan membereskan mainan. Semua harus dilakukan secara perlahan, sabar, namun tetap ada ketegasan disana.
Dikutip dari WebMD, menurut dokter anak Renee Anushka Alli, MD, batita usia 2-3 tahun sudah mampu meletakkan pakaian kotor di keranjang pakaian, mengelap tumpahan, membuang sampah ke tong sampah, memasukkan mainan ke kotak penyimpanan, hingga membantu mengambilkan barang untuk Anda. Sedangkan anak usia 4-5 tahun sudah bisa memberi makan hewan peliharaan, mencocokkan kaus kaki, mengatur meja (dengan piring yang tidak mudah pecah), hingga menyiram tanaman.
Katherine mengaku bahwa hubungannya dengan kedua anaknya saat ini lebih seperti partner dibandingkan sebagai ‘pelayan’ anak-anak. Mereka mulai bisa bekerjasama saat ini. Positifnya, anak-anak lebih mandiri, dan Anda pun juga bisa lebih santai dan sekaligus bangga melihat kemandirian anak-anak. Worth to try! (Tammy Febriani/KR/Photo: iStockphoto.com)