Education

Ilmu Penulisan Buku Anak dari Clavis Books

By  | 

Salah satu kriteria buku anak yang baik adalah mengandung unsur ‘silent education factor’; sekalipun tidak dituliskan secara gamblang, tetap memiliki unsur edukasi positif & dapat segera dipahami oleh anak – anak. Dengan memahami ilmu penulisan buku anak yang baik, mamas akan lebih selektif memilih bacaan untuk mereka. 

Ditemui dalam acara “Journey to Publication: Making Picture Books Workshop & Talkshow” (18/9/2017), Pauline Oud, penulis buku anak best seller “Lily & Milo” asal Belanda & Phillipe Werck, Founder Clavis Books – perusahaan penerbitan buku khusus anak asal Belgia mengingatkan orang tua untuk membangun kembali bonding moment bersama anak – anak melalui aktivitas membaca, “Buku bacaan yang berkualitas akan mengajak anak untuk berimajinasi & membangun mimpi. Dan kami sebagai penerbit buku anak terpercaya selama lebih dari 30 tahun yang telah mendunia memiliki andil dalam mewujudkan harapan tersebut,” ujarnya.

ki - ka: Pauline Oud, Winda Susilo, Phillipe Werck

ki – ka: Pauline Oud, Winda Susilo, Phillipe Werck

Melalui sesi talkshow, Winda Susilo selaku Managing Director dari Clavis Indonesia mengumumkan kehadiran publishing berskala internasional tersebut di tanah air, “Harapan kami untuk memperbaiki minat baca anak – anak Indonesia sangatlah besar. Dengan menghadirkan buku anak berkualitas dari Clavis Books, kami optimis dapat menjadi pionir dalam penyediaan konten berkualitas khusus bagi Si Kecil. In the future, kami sudah merencanakan akan membangun rumah baca dan belajar untuk keluarga di beberapa kota di Indonesia,” ungkapnya.

Para peserta workshop

Para peserta workshop

Event yang diikuti oleh 30 orang yang terdiri dari ilustrator & penulis buku anak tersebut mengajarkan konsep penyusunan picture book dengan kriteria ‘a good book’. Pauline Oud mengungkapkan, sedikitnya ada 7 unsur yang harus dimiliki oleh buku anak yang baik:

1. Ditulis dan diperuntukkan sesuai usia juga tahap perkembangan. 

2. Interaktif. 

3. Memiliki unsur humor sehingga membuat Si Kecil menikmati buku yang sedang dibacanya.

4. Having a good punchline, misalnya berupa pertanyaan di akhir buku, yang memungkinkan anak- anak mengembangkan kemampuan berpikirnya.

5. Turning point, konsep tertuang yang akan mengajarkan anak – anak untuk berpikir tentang kaitan dirinya sendiri dengan cerita di dalam buku.

6. Silent education factor – memilii unsur edukasi positif yang dapat segera dipahami oleh Si Kecil, sekalipun tanpa diucapkan.

7. Memiliki unsur pengetahuan bagi anak.

Winda & family

Winda & family

Lebih lanjut Winda, mama dari 2 orang anak Farel (12) dan Emelyn (4) mengungkapkan bahwa di tengah kesibukan orangtua di Indonesia saat ini, menyediakan waktu untuk bedtime story menjadi sangat penting demi menjaga kedekatan dengan anak- anak, “Contoh positif yang saya adaptasi dari Belanda, tempat tinggal saya saat ini adalah menjadikan waktu membaca sebagai time out untuk beristirahat. Orang tua break dari kesibukan sehari – hari, Si Kecil break dari waktu bermain/belajar. Happy moment inilah yang perlu kita bangun dengan aktivitas positif.”

Anda pasti setuju ya, Mams.. bahwa Si Kecil membutuhkan stimulasi motorik melalui sentuhan buku & konten yang mendidik. “Saya rasa, e book kurang cocok menjadi media pembelajaran bagi anak – anak usia dini. Di Clavis, kami tidak memproduksi buku digital karena berkeyakinan penuh Si Kecil akan mendapat manfaat yang optimal dari sentuhan, pandangan visual, serta tambahan boneka karakter sehingga membantu memaksimalkan pemahamannya terhadap isi cerita,” tambah Phillip Werck, Founder Clavis Books Belgia. Jika mamas tertarik untuk menulis sendiri buku cerita anak, hubungi penerbit Clavis Indonesia, ya.. Siapa tahu karya mamas memenuhi kriteria dan dapat diterbitkan! (Nathalie Indry/KR/Photo: dok. Clavis Indonesia)

 

Shares