Parenting
Panduan Penggunaan Gadget Sesuai Usia Anak
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan telah merilis panduan mendidik anak di era digital pada tahun 2016 & membaginya menjadi 4 tahap, yaitu sejak usia balita hingga remaja.
Anak – anak kini dikenal sebagai digital native, yaitu generasi yang telah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir. Tidak dapat dimungkiri, manfaat dari penggunaan device ini memang sangat besar, mulai dari penyedia sumber informasi, turut berperan dalam membangun kreativitas & komunikasi, sekaligus sebagai tools untuk pembelajaran jarak jauh.
Namun, yang juga penting untuk diperhatikan adalah efek negatif yang dapat ditimbulkan mulai dari penurunan konsentrasi dan prestasi, kesehatan mata yang terganggu, hingga kualitas tidur yang berkurang. Nah, untuk mencegah hal tersebut terjadi, ada baiknya Mamas menyimak panduan penggunaan gadget untuk Si Kecil:
Usia 1-3 tahun:
1. Menentukan batasan waktu penggunaan gadget dan memaksimalkan penggunaannya untuk memperkaya kosakata, hingga aktivitas prososial seperti bentuk berbagi dan empati.
2. Mengindari tayangan dengan bahasa, tampilan, gambar dan konten yang mengandung kekerasan, berbau seksualitas, dan menakutkan.
3. Menampingi Si Kecil saat mengonsumsi gadget & tidak menganggap device sebagai tools ‘pengganti orang tua’.
Usia 4-6 tahun:
1. Membangun kesepakatan dengan anak mengenai batasan waktu yang akan dimanfaatkan untuk mengonsumsi gadget.
2. Perkenalkan dengan aplikasi yang dapat turut mengenalkan Si Kecil dengan beragam bentuk keberagaman dan praktik prososial.
3. Membimbing anak membedakan antara kenyataan dan fantasi.
4. Menghindari tayangan yang bersifat kekerasan atau tokoh yang menyelesaikan masalah dengan cara tersebut, serta penyimpangan gender.
Usia 8-12 tahun:
1. Membangun kesepakatan dengan anak mengenai batasan waktu penggunaan gadget.
2. Mendiskusikan perilaku dari karakter yang baik dan tidak sebagai sumber pembelajaran, termasuk peran perbedaan laki – laki dan perempuan.
3. Memanfaatkan device untuk melatih daya imajinasinya.
4. Memberikan pemahaman tentang lelucon mengenai anggota tubuh.
5. Memberikan penjelasan akan tayangan iklan yang mengekspos konsumsi makanan yang tidak bernutrisi dan berbahaya bagi kesehatan seperti rokok atau lainnya. (Nathalie Indry/KR/Photo: IstockPhoto.com)