Mind
Smart Mama Story: Saat Si Kecil Terlahir Prematur
“Motherhood changes me in the most bizarre way possible. In a good way, of course,”
Ungkapan inilah yang pertama kali disampaikan oleh Ariesti Vetami Gaos, mama dari Kanta (4 mos) yang sejak proses persalinan harus berkutat dengan target penambahan berat badan Si Kecil karena dilahirkan secara prematur.
Hi Risty! Terima kasih sudah bersedia berbagi cerita dengan Smart Mama. Boleh flash back ke belakang, bagaimana cerita kelahiran baby Kanta kala itu?
Kanta terlahir secara prematur di bulan ke 7 dengan berat badan di bawah rata – rata. Saat itu kami sedang melakukan pemeriksaan kehamilan dan dokter menemukan kondisi air ketuban saya rembes hingga hampir habis. Dalam kondisi darurat, secara medis saya disarankan untuk menjalani operasi secepatnya. Karena keesokan harinya kondisi tidak kunjung membaik, Kanta dilahirkan melalui proses operasi Caesar, alhamdulilah dalam kondisi sehat. Saya yakin kehadiran Kanta dalam kehidupan kami kala itu merupakan rencana Tuhan. Karena selama hamil saya tidak merasakan keluhan yang berarti, selain kadar Hemoglobin tubuh yang rendah (Baca: Cegah Anemia Saat Hamil dengan Makanan Berikut!).
Lalu, bagaimana Risty & keluarga menghadapi kondisi ini?
Kaget sekali! Tapi untungnya keluarga sangat suportif. Ibu dan Ayah selalu mengingatkan bahwa yang terpenting adalah kesalamatan saya dan bayi. Come to think of it, I think the one that has been the most supportive was my husband. Beliau orang yang sangat positif dan tenang dalam menghadapi krisis. Kalau diingat-ingat, rasanya saya mungkin akan sedih berkelanjutan tanpa bantuan suami menjalani masa – masa paska persalinan.
Apa saja tantangan & kesulitan yang selama ini dihadapi saat merawat Kanta, and how do you deal with those problems?
Tantangan terberat menurut saya adalah memastikan Kanta catch up dengan berat badan anak cukup bulan. Kebetulan saya cocok dengan dokter anak yang tergolong tegas, beliau memberikan target berat badan untuk dicapai saat pertemuan selanjutnya. Kita sampai beli timbangan berat badan lho, supaya tetap bisa keep track berat badan Kanta setiap saat. Sempat sedih dan mempertanyakan apa ASI saya cukup untuk mengejar berat badannya? Apa ada yang salah dengan usaha saya selama ini?
Lalu kami lakukan beberapa hal untuk memperbanyak produksi ASI, diantaranya adalah menyusui secara rutin (suami saya membantu memasang alarm 2 jam sekali setiap malam untuk membangunkan saya & mengingatkan menyusui) hingga memompanya. Perlahan – lahan, berat badan Kanta mengalami kenaikan. Alhamdulillah sekarang sudah terkejar targetnya, sama seperti anak cukup bulan lain. Yeah, walaupun sampai saat ini bayi saya masih saja terlihat langsing, hehe.. tidak apa – apa, yang penting Ia selalu sehat, aktif, dan ceria.
“So yes, setiap mama pasti punya definisi tersendiri dalam melihat perspektif perubahan dirinya. Saya memaknai perjalanan ini sebagai rencana Tuhan yang dapat membuat saya lebih dekat dengan Kanta, tepat saat memutuskan untuk menjadi stay at home mama setelah resign dari pekerjaan sebelumnya. I think this is the best decisions I have made.”
Untuk mamas dengan bayi berat lahir rendah, now you know youre not alone. Tetaplah berusaha memberikan yang terbaik bagi Si Kecil. Tidak hanya mengoptimalkan kenaikan berat badan, tetapi juga tumbuh kembang tubuh & jiwanya secara keseluruhan. Cheers to all Mamas! (Nathalie Indry/KR/Photo: dok. Risty, Various)