Health
Mams, Ini yang Perlu Diperhatikan Saat Menjemur Si Newborn!
Bagi para mama dengan newborn baby, pasti disarankan untuk menjemur bayinya setiap pagi agar terpapar sinar matahari secara langsung. Menjemur bayi baru lahir ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan vitamin D yang baik untuk pembentukan tulangnya.
Manfaat Menjemur Bayi
Vitamin D diperlukan oleh tubuh untuk membantu menyerap kalsium dan fosfor dari makanan. Kedua mineral ini penting untuk mendukung pertumbuhan tulang dan gigi. Kebutuhan vitamin D yang terpenuhi dapat melindungi bayi dari risiko osteoporosis, tekanan darah tinggi, kanker, dan beberapa penyakit autoimun saat bayi sudah tumbuh dewasa. Sedangkan tubuh yang kekurangan vitamin D berisiko menyebabkan tulang menjadi lunak dan lemah, serta dapat berujung ke kelainan bentuk tulang (riketsia).
Pada bayi, cara terbaik untuk mendapatkan vitamin D adalah dengan terkena sinar matahari secara langsung. Paparan radiasi ultraviolet B (UVB) tingkat rendah dari sinar matahari yang menyentuh kulitnya akan diproduksi oleh tubuh menjadi vitamin D.
Berapa lama sebaiknya menjemur bayi?
Untuk bayi berkulit cerah, Mamas cukup menjemur Si Newborn selama 10-15 menit saja untuk mendapatkan vitamin D, dan bagi bayi berkulit lebih gelap diperlukan waktu lebih banyak di bawah sinar matahari untuk menghasilkan jumlah vitamin D yang sama.
Apa yang harus diperhatikan saat menjemur bayi?
- Waktu menjemur. Sebaiknya jemur Si Newborn di bawah jam 10 pagi dan di atas jam 4 sore ya, Mams. Hindari paparan sinar matahari antara pukul 10 pagi sampai 4 sore yang cenderung sangat kuat.
- Durasi. Sebaiknya menjemur bayi tidak terlalu lama, yaitu cukup 10-15 menit per hari. Terlalu lama menjemur bayi di sinar matahari langsung akan membuatnya tak nyaman dan dapat membahayakan bayi.
- Pakaian. Walau tujuannya adalah agar kulit bayi dapat terpapar langsung oleh sinar matahari, namun sebaiknya Mamas tidak melepaskan seluruh pakaian bayi. Karena bayi baru lahir lebih rentan terhadap penyakit.
- Gunakan pelindung. Mams, sebaiknya tetap kenakan Si Kecil pelindung kepala seperti topi dan kacamata kecil untuk bayi. Kepala, wajah, dan mata bayi jangan sampai terpapar sinar matahari secara langsung ya, Mams! Karena sinar matahari dapat memengaruhi retina mata bayi.
- Tempat menjemur. Jemur bayi di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Menjemur bayi di balik kaca rumah misalnya, tidak berpengaruh ke kulit bayi karena sinar ultraviolet dari matahari tidak menembus kaca.
- Tabir surya. Di masa ini, mungkin Si Kecil akan memiliki kulit yang lebih gelap. Walau begitu, tak perlu memberinya tabir surya ya, Mams. Kan memang tujuan menjemur Si Kecil adalah agar ia dapat terpapar sinar matahari secara langsung. Lagipula, bayi usia 0-6 bulan tidak dianjurkan untuk memakai tabir surya karena kulitnya yang masih sensitif.
Bahaya Terlalu Lama Menjemur Bayi
Mungkin Mamas berpikir kalau semakin lama Si Kecil terpapar sinar matahari secara langsung, maka ia akan semakin sehat. Padahal, terlalu banyak terkena sinar matahari justru tidak baik bagi Si Kecil.
Paparan sinar matahari yang terlalu lama dapat membuat kulit bayi terbakar. Kulit bayi yang terbakar dapat menyebabkan nyeri, demam, dan dehidrasi pada bayi. Tak hanya itu saja, terpapar sinar matahari langsung terlalu lama juga dapat meningkatkan risiko melanoma yang merupakan jenis kanker kulit yang paling mematikan.
Selain memenuhi kebutuhan vitamin D bayi, tujuan para mama menjemur bayinya adalah untuk mengobati jaundice (penyakit kuning pada bayi). Smart Mama tidak merekomendasikan hal ini. Sebaiknya, penyakit kuning ditangani dengan mengikuti anjuran medis. Mengingat jaundice bayi berbeda-beda tergantung pada tingkat bilirubinnya saat itu. Dan ini bisa diketahui melalui tes darah di laboratorium. Bila memang ternyata bilirubin tidak tinggi dan termasuk kategori jaundice ringan, maka jaundice ini dapat menghilang dengan sendirinya sekitar 2-3 minggu dan dokter mungkin hanya menyarankan Mamas untuk menjemur bayi saja. Namun untuk jaundice sedang hingga berat, bayi Anda perlu mendapat penanganan intensif oleh dokter di rumah sakit. (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)