Relationship
Bila Pasangan Kerap Pulang Malam
Tak hanya Anda, pasangan pun butuh me time. Walau begitu, kebiasaannya pulang terlalu larut setelah hang out bersama teman-temannya kerap membuat Anda risih. Apalagi di weekdays pun ia bisa dibilang cukup sering tiba di rumah larut malam karena tuntutan pekerjaan di kantornya. Lalu bisakah Anda menegurnya?
Mengungkapkan apa yang Anda rasakan pada pasangan tak ada salahnya kok, Mams. Hanya saja pikirkan dengan baik sebelum Anda menegurnya. Berikut tipsnya:
1. Hal apa yang membuat Anda terganggu.
Sebelum Anda mengungkapkan perasaan Anda, sebelumnya cari tahu terlebih dahulu apa yang sebenarnya mengganggu Anda saat ia pulang larut malam. Apakah misalnya waktu Anda bersama suami jadi berkurang, atau karena ia terlalu sering pulang larut malam, ia tak lagi punya waktu untuk bermain dengan anak-anak.
2. Cari tahu seberapa sering ia pulang larut malam.
Selain itu, ketahui pula seberapa sering ia menghabiskan waktu bersama teman-temannya di luar urusan kerja. Bila itu ia lakukan hanya 1 sampai 2 kali dalam sebulan, tentunya itu bukanlah sebuah gangguan besar. Anda dan suami tinggal mengatur waktu sedemikian rupa agar waktu untuk keluarga tetap terpenuhi. Namun bila sudah terlalu sering, maka ini bisa jadi alasan Anda agar ia mau mengurangi waktu me time – nya dan mau berbagi waktunya lebih banyak untuk istri dan juga anak-anaknya.
3. Tegur dengan cara yang baik.
Terakhir, ungkapkan perasaan Anda secara halus beserta alasannya. Hindari menegurnya dengan emosi. Menegur dengan emosi hanya akan menimbulkan pertengkaran. Karena dibalik teguran penuh emosi tadi, yang ada hanya akan menimbulkan kesalahpahaman saja. Belum tentu ia memahami apa yang jadi latar belakang masalah hingga Anda menegurnya. Yang ada nantinya justru menimbulkan pertengkaran hebat. Hindari menegur dengan kalimat negatif seperti, “Aku tidak ingin kamu pergi-pergi terus sama teman-teman kamu!” atau “Kenapa sih kamu sering banget ketemu sama teman-teman kamu yang hobinya nongkrong tidak jelas itu?” Selain menimbulkan kesan dominan, ungkapan kalimat terakhir bernada menghakimi. Dan ini bisa membuatnya tersinggung karena Anda menilai buruk sahabatnya.
Daripada begitu, Anda bisa menegurnya dengan mengungkapkan perasaan Anda seperti, “Sayang, sepertinya kita sudah cukup lama tidak punya waktu berdua. Kapan ya kita bisa pergi berdua?” atau “Pa, anak-anak minta ditemani ke acara ulang tahun temannya sabtu sore, kamu bisa menemani kami kan?” Lakukan ini saat suasana sedang santai ya, Mams! (Tammy Febriani/KR/Photo: Istockphoto.com)