Parenting

Waspadai Gangguan Makan pada Gadis Kecil Anda

By  | 

Mamas, tak hanya orang dewasa, kini anak usia sekolah dasar, bahkan Taman Kanak-Kanak sudah memiliki keinginan menjaga berat badan. Tentunya hal ini banyak dialami oleh anak perempuan ya, Mams, yang memang identik dengan tampilan sempurna. Tak heran, kini banyak ditemui gejala gangguan makan pada anak usia sangat muda, seperti anoreksia dan bulimia. Dan menurut psikolog klinis, Tara de Thouars, gangguan makan pada anak seringkali diabaikan oleh orangtua. Padahal jika tidak segera ditangani, hal ini akan merusak fisik maupun mental Si Kecil di kemudian hari. Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk mengenal lebih jauh seputar gangguan makan pada anak.

Ciri-ciri Si Kecil Menderita Gangguan Makan:
Tara mengatakan, anak-anak yang menderita gangguan makan akan berperilaku sebagai berikut:
• Tidak mau makan atau betul-betul picky eater, ia hanya mau mengonsumsi makanan yang menurutnya tidak akan membuat tubuhnya gemuk.
• Ia gemar memasak tetapi tidak mau menyentuh hasil masakannya sendiri. Ia akan meminta orang lain untuk mencobanya.
• Menghindari makan bersama keluarga atau teman karena khawatir akan terlihat ia hanya makan sangat sedikit.
• Sering berkomentar tentang bentuk tubuh.
Mood swing, karena ia kerap menahan lapar.

Tara de Thouars BA, M.Psi

Tara de Thouars BA, M.Psi

Penyebab Gangguan Makan
Tara yang kini praktik di klinik Lighthouse dan Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta ini mengatakan penyebab dari gangguan makan bisa berbeda-beda, “Biasanya gangguan makan diderita oleh anak-anak yang perfeksionis dan kompetitif, karena mereka sangat haus akan achievement dan menuntut dirinya sendiri untuk tampil sempurna. Penyebab lain dari gangguan makan adalah kegiatan Si Kecil yang menuntut ia untuk aware akan body image, misalnya balet atau gymnastic.” Tak hanya itu, menurut Tara peran orangtua juga sangat penting, “Terkadang gangguan makan pada anak juga disebabkan oleh orangtua yang suka mengomentari bentuk tubuh Si Kecil, sehingga ia merasa tidak percaya diri. Atau orangtua yang kerap mengeluhkan bentuk tubunya sendiri, yang membuat Si Kecil meniru. Ada juga anak yang menderita gangguan makan karena kedua orangtuanya obesitas, sehingga ia tidak ingin memiliki tubuh seperti itu,” ungkap Tara.

Dampak Gangguan Makan pada Si Kecil
“Kasus cukup parah yang pernah saya tangani adalah anak tersebut keluar masuk rumah sakit akibat kekurangan nutrisi. Selain itu gangguan makan juga dapat menyebabkan gangguan menstruasi nantinya,” ujar Mama dari 2 anak tersebut. “Dampaknya secara kejiwaan adalah Si Kecil nantinya senang membuat target, misalnya tadinya ia ingin memiliki berat badan 45, setelah 45 ia ingin 43, lalu 41 dan seterusnya. Tak hanya soal berat badan, ia juga akan menerapkan target pada semua aspek hidupnya,” tambah Tara.

Solusinya..
Tara menjelaskan, anak-anak seperti ini cenderung merasa ia sukses sekali atau sangat gagal, ia tidak bisa hidup di tengah-tengah sehingga rentan stres. Dan saat stres, achievement-nya berpindah ke makanan. “Kala ia berhasil mengendalikan keinginannya untuk makan, maka ia merasa ia sudah berhasil,” ujar Tara. Solusinya, sebagai orangtua, Anda harus menciptakan situasi yang lebih santai menyangkut urusan body image. Kurangi keluhan tentang berat badan, jika Anda merasa Si Kecil agak gemuk, ada baiknya Anda mengubah pola makan menjadi lebih sehat daripada mengeluarkan komentar yang kurang enak.
“Jika Si Kecil sudah terlanjur menderita gangguan makan, maka tidak ada jalan lain selain mengikuti terapi. Biasanya diawali dengan family therapy, yakni melibatkan seluruh keluarga sampai berat badannya kembali normal sesuai usia. Selanjutnya, baru terapi individu yang berkaitan dengan body image,” tutup Tara. Well Mams, berkaca dari fenomena ini, mulai sekarang ada baiknya lebih aware dengan mindset gadis kecil Anda seputar body image. (Karmenita Ridwan/Photo: Istockphoto.com, Various, Tara de Thouars)

Shares