Mind
Smart Mama Story: Puasa Pertama Saat Menjadi Mama
Selalu ada hal baru yang kita rasakan saat menyambut bulan ramadhan, terlebih saat sudah menjalani peran sebagai seorang mama. Godaan puasa terberat yang sering muncul justru bukan saat berada di kantor, melainkan saat beraktivitas dengan Si Kecil. Apakah Anda juga pernah merasakan hal yang sama?
Sharing pengalaman Smart Mama berikut mungkin pernah Anda alami, begitu juga dengan kami, tapi selalu ada cara untuk mengatasinya, kok.
“Karena Aimi masih berusia 2 tahun, godaan puasa terbesar justru menahan emosi karena ia masih sangat senang mengeksplorasi hal – hal baru. Mulai dari mencoret dinding sampai bermain dengan barang – barang di sekitar rumah. Plus saya masih menyusui hingga saat ini, sehingga sebisa mungkin saya selalu memberikan alternatif pilihan untuk kegiatan Aimi. Ujung – ujungnya sih supaya memberikan ruang untuk saya berpikir lebih rileks dan jauh dari emosi.” – Anisa Dhaniaprianty, mama dari Aimi (2th).
“Tahun pertama saya kembali berpuasa setelah ‘puasa’ puasa adalah setelah 2 tahun usia kelahiran Langit. Pertama karena sedang hamil, lalu melewati tahun pertama menyusui. Saat kembali lagi berpuasa, secara fisik sih tidak ada masalah, ya. Tapi karena saat itu saya masih aktif menyusui, terasa sekali lapar dan haus terutama saat Langit menyusu/memerah ASI. Haha! Setelah ia beranjak dewasa, tantangan terberat adalah saat mengendalikan emosi, terutama saat Si Kecil rewel dan saya sedang lapar (saya orangnya cepat lapar, by the way!) atau terpikir deadline pekerjaan di kantor. Tapi ya.. karena Langit sekarang sudah mulai puasa, saya justru banyak belajar dari dia. Saya sering bilang bahwa puasa itu adalah latihan kesabaran untuk menjawab pertanyaannya tentang kapan waktu berbuka tiba.” – Maulita Iqtianti, mama dari Langit (9).
“Selama 3 tahun ini rasanya saya jadi roller coaster mama banget. Sempat menikmati momen berpuasa saat hamil dan mengasuh anak pertama, Eureka. Tantangan terberatnya adalah mengatur mood diri agar tetap happy selama hamil, sekaligus berbagi perhatian dengan sang kakak. Belum lagi usia toddler kan sangat rentan dengan aktivitas super aktif dan pertanyaan ini itu di setiap waktu, ya.. jadi godaan selalu saja ada. Tapi, kalau sudah niat kuat berpuasa, kita jadi bisa mengatasi godaan apapun, kok!” – Dila Meirisa, mama dari Eureka (3) & Falsafa (8 bulan).
Beberapa langkah berikut bisa Anda lakukan terutama saat menghadapi kondisi emosi di bulan puasa:
1. Menghirup aromaterapi. Citrus dan lavender telah terbukti mampu menurunkan tingkat kecemasan dan mampu menenangkan pikiran. Hirup aroma atau semprotkan aromaterapi ke udara di sekitar Anda untuk mendapatkan wangi serta manfaatnya.
2. Hindari Dehidrasi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tufts University menemukan bahwa kurangnya konsumsi air setiap hari akan membuat emosi tidak stabil. Cukupi kebutuhan air minum 2 gelas saat berbuka, 4 gelas saat makan malam & 2 gelas saat sahur.
3. Tidur cukup. Semakin sedikit waktu istirahat Anda, kemampuan tubuh menghadapi stres & kontrol diri juga akan berkurang. Karena saat tidur, tubuh akan menabung energi dan melakukan perbaikan sel. Pastikan energi Anda sudah fully charged supaya puasa tetap lancar ya, Mams! (Nathalie Indry/KR/Photo: Istockphoto, Various)