Pleasure
Ullen Sentalu, Rahasia Bangsawan Dinasti Mataram
Adalah sebuah museum di daerah Kaliurang Yogyakarta yang membuat saya penasaran. Beberapa orang bilang kalau museum ini salah satu tempat wajib kunjung di Yogya. Museum Ullen Sentalu namanya. Museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram ini hadir dengan konsep yang berbeda dari museum-museum di Indonesia pada umumnya.
Ya, biasanya museum identik dengan benda-benda peninggalan masa lalu. Tapi tidak di sini. Museum Ullen Sentalu juga berfungsi sebagai galeri seni, dan didominasi karya seniman-seniman modern. Oleh karena itulah pengunjung tidak diperbolehkan mendokumentasikan sebagian besar area museum, karena karya-karya itu tidak bisa sembarangan dipublikasikan. Sebagian besar koleksi terdiri dari lukisan dan foto. Tidak ada label terpasang di depan setiap koleksi, karena konsep museum ini lebih menekankan kepada kisah atau peristiwa di balik setiap benda. Dan di situlah fungsi pemandu berperan, sebagai pencerita kisah-kisah tersebut, sehingga memudahkan pengunjung menyerap informasi. Oleh museum ini, kita seakan dibawa kembali ke masa lalu.
Jadi jika di museum biasanya kita cuma dapat informasi seperti, “Oh, ini fotonya Sultan Hamengkubuwono”, di Ullen Sentalu kita akan diberi cerita tentang masa kecil Sultan, hobinya apa, kepimimpinannya bagaimana, dan lain-lain. Informasinya jauuh lebih mengena. Di museum ini saya baru tahu apa bedanya batik Yogyakarta dan batik Solo, baru tau filosofi dari detail-detail baju pengantin Jawa, baru tahu kalau putri jaman dahulu ada juga yang tomboi dan enggan dijodohkan, baru tahu kalau permaisuri suka bawa kunci gembok kemana-mana.
Satu pemandu biasanya memandu rombongan yang terdiri dari sekitar 15 orang. Untuk masuk ke museum ini memang tidak bisa terlalu banyak dalam rombongan besar, dikarenakan luas ruangannya yang terbatas. Pengunjung akan dibawa dari ruangan satu ke ruangan lain, dari bangunan satu menuju bangunan berikutnya, dengan pemandu yang terus bercerita.
Museum Ullen Sentalu terdiri dari beberapa ruangan dan bangunan. Memasuki museum ini seakan memasuki labirin. Kita akan dibawa menyusuri lorong-lorong yang sempit dan berliku-liku. Bahkan ada salah satu bangunannya yang terletak di bawah tanah, karena menyesuaikan kontur tanah yang tidak rata. Setelah itu kita akan dibawa keluar menuju bangunan yang berdiri di atas kolam air, menyusuri selasar dan taman-taman yang asri, lalu berakhir di sebuah plasa berbentuk amphiteatre dengan pilar-pilar batu yang menjulang dan kolam teratai yang mempercantik landscape-nya. Yang pasti pengalaman ruang di sini tidak monoton seperti museum pada umumnya.
Penataan ruangannya yang berliku-liku pun saya yakin punya filosofi tersendiri. Kalau kata si pemandu sih, menggambarkan lika-liku kehidupan manusia. Arsitektur, tata bangunan, dan landscape museum ini memang sangat menarik. Bangunannya didominasi oleh material batu, dan tidak hanya bergaya Jawa, tapi juga ada campuran arsitektur modern serta kolonial. Landscape-nya sangat asri dengan pepohonan hijau ditata apik di berbagai penjuru area museum. Selain ruang pamer, Museum Ullen Sentalu juga dilengkapi dengan fasilitas restaurant dan toko souvenir.
Untu harga tiket, yaitu Rp. 30,000 untuk pengunjung lokal dewasa. Tapi harga tiket itu worth it banget, mengingat banyaknya informasi yang didapat. Harga tiket sudah termasuk educator/pemandu, jamu Ratu Mas, dan biaya parkir.(Yosi Avianti/ Photo: Various)